Jihad Interview – Wawancara dengan Amirul Mu’minin Emirat Islam Kaukasus, Dokka Umarov (Hafizahullah) dengan Seorang Jurnalis Media Kavkaz Center, Shamsuddin Nashkhoyev (Jumada al Awwal 1429). Tulisan wawancara ini merupakan hasil transkrip dari video terbaru Amir Dokka Umarov yang Kami Dapatkan. Semoga Wawancara ini Bisa memberikan semangat dan Keberanian Bagi Para Mujahid-Mujahid Di Dunia.
S.Nashkhoyev: A’udzubillahi minasy syaihtonir rajim, Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullah wa barakatuh Abu Usman. Abu Usman, setiap orang yang mengenal Anda umumnya berkata Anda tidak menyukai politik, bahwa Anda lebih suka menjauhkan diri dari berbagai kelompok politik dan berbagai friksi/konfrontasi politik. Mereka juga berkata sulit untuk menarik Anda ke dalam aktivitas politik. Benarkah ini? Apakah sikap Anda selama ini tentang politik berubah setelah Anda menjadi amir tertinggi Jihad di Kaukasus?
D.Umarov : Saya berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah yang Ahad. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah saw, tiada nabi setelahnya.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh…..
Sungguh, saya kurang menyukai politik dan saya selalu berusaha untuk menghindarinya, dan sejujurnya saya katakan kepada Anda, saat ini pun saya tetap tidak suka politik, politik yang telah memperhinakan Ummat Islam.
Setelah periode perang pertama Cechnya, saya dan satu kelompok Mujahidin yang saya telah menyertainya dan saling bahu membahu dalam medan tempur, berpindah ke wilayah pegunungan untuk mengorganisasi basis pelatihan militer. Kembali ke masa itu, grup yang saya pimpin itu bukan kelompok yang buruk, juga basis pelatihan yang kami kelola bukan basis yang buruk. Dan seperti Anda tahu, setelah periode perang pertama tidak ada persatuan di antara mujahidin seerat persatuan di masa yang silam.
Pasca periode perang pertama itu, mujahidin terpecah menjadi beberapa grup dan kelompok. Karena saya memiliki grup yang saya pimpin, dan kami juga memiliki kamp pelatihan, menjadi satu hal yang tidak mungkin jika kita ingin tidak terlibat sepenuhnya dalam politik. Di masa itu, meskipun Anda menginginkan tetap berada di luar arena politik, mereka tidak akan membiarkan Anda. Dan presiden masa itu, Aslan Maskhadov, semoga Allah melimpahkan kasih sayang kepadanya, menunjuk saya sebagai Sekretaris Keamanan.
Ketika menjalankan amanah di lembaga Sekretariat Keamanan, terjadi peristiwa Fitnah Gudermes yang terkenal itu. Pada saat-saat itu, saya dan pasukan mujahidin yang saya pimpin bertugas menjalankan peran sebagai penengah dan hakim untuk menjaga perdamaian selama masa berkecamuknya fitnah. Berkali-kali saya menulis surat permohonan pengunduran diri dari tugas tersebut, mungkin lebih dari sepuluh kali saya mengirimkan surat permohonan pengunduran diri kepada Presiden. Tetapi Presiden selalu mengembalikan surat saya. Bagi saya lebih ringan rasanya mendapat tugas untuk bertempur, atau menerima perintah menjalankan misi perang. Saya sendiri sudah cukup memiliki beban amanah terkait posisi saya selaku Amir (Komandan) tempur wilayah baratdaya. Dan bagi saya, cukuplah Aslan, Abdul Halim, Abdullah Abu Idris (Syamil Basayev), semoga Allah memberkahi Jihad mereka, mereka cocok dan pantas untuk menangani dunia politik.
Apakah sikap saya terhadap politik berubah setelah saya menjadi Amir tertinggi Mujahidin? Saya harus katakan, ya. Karena satu hal yang tidak mungkin, jika Anda menjadi pimpinan Jihad tetapi masih tetap ingin memisahkan diri dari politik. Bagaimana tidak, politik adalah salah satu aspek terpenting dalam Islam. Tetapi seperti yang saya katakan di awal, dan saya tegaskan sekali lagi bahwa saya tidak mengakui/ menghormati politik yang membuat tujuan-tujuan yang gamblang dan jelas menjadi dikaburkan, ketika motivasi disembunyikan, ketika posisi menjadi incaran, dan semua agenda-agenda dijalankan di bawah tipuan dan samaran, perilaku politik yang seperti itu sungguh tidak berguna. Pada kenyataannya, agenda politik yang disamarkan sehingga kelihatannya baik itu, hasil nyatanya adalah semakin memalingkan ummat Islam dari Din mereka, merugikan mereka sendiri, dan kesemua manuver politik itu dilakukan untuk mengejar ambisi remeh yang dijanjikan pihak musuh. Banyak sekali perilaku politik seperti itu dalam dunia kita hari ini. Cukup sudah bagi kita, banyak contoh yang bisa jadi peringatan berharga untuk kita.
S.Nashkhoyev: Setelah satu tadzkirah (maksudnya Proklamasi Emirat Islam Kaukasus) yang Anda sampaikan untuk Ummat Islam pada bulan Ramadlan, bersamaan dengan kesepakatan dan persetujuan dari Mujahidin, ternyata ada juga beberapa sikap oposisi yang muncul, yang sebelumnya kalangan oposisi ini adalah pendukung kita. Salah satu klaim yang mereka nyatakan adalah sebuah perubahan tajam dalam bidang politik telah diambil secara spontan dengan tergesa-gesa. Bagaimana keadaan sebenarnya?
D.Umarov: Tidak seperti itu sesungguhnya. Bahkan semenjak Abdul Halim (Sadulayev) menjadi Amir tertinggi Jihad, topik tentang revisi sistem politik kita dan usaha untuk mentransformasinya agar berkesesuaian dengan nilai Aqidah, telah didiskusikan secara teratur di antara para pimpinan mujahidin dan di antara mujahidin umumnya.
Abu Idris suka mendesak saya, selaku wakil presiden, dan juga salah satu deputi Abdul Halim, agar saya menuntut pada Presiden Abdul Halim supaya beliau merevisi struktur negara sehingga menyesuaikan dengan ketentuan Syariah. Saya menolak, karena saya tidak menginginkan terlibat dalam area tanggung jawab yang sebetulnya berada di tangan para pemimpin Jihad. Abu Idris biasanya akan membantah saya, menjadi marah, tetapi saya tetap pada pendirian saya. Dan sekarang saya sadar sikap saya itu mungkin kurang tepat. Saya mengenal Abu Idris. Ia bukan tipe orang yang suka mempertahankan pendiriannya kalau pendiriannya salah atau keliru. Tapi jika ia yakin benar, ia akan mempertahankannya. Ia seorang pejuang yang jujur, berhati mulia, seorang mujahid yang energik dan aktif.
Selain itu, sebelum Abu Idris syahid, sekitar setengah tahun yang lalu, beliau memerintahkan dibuatkan stempel Emirat (Islam) Kaukasus. Kini stempel itu ada pada saya. Ini membuktikan, bahwa perubahan kebijakan politis kita tidaklah dilakukan secara tiba-tiba dan tergesa-gesa, dan orang-orang yang berkata demikian – bahwa telah terjadi perubahan tajam dalam kebijakan dan struktur politik kita, bahwa perubahan radikal itu dilakukan secara tergesa-gesa – kesemuanya adalah propaganda orang-orang munafik,
Catatan:Seperti kita ketahui, wilayah Kaukasus pertama kali diproklamasikan berbentuk republik, dengan nama Cechen Republic of Ichkeria – CRI, dengan presiden pertamanya adalah Jenderal Jauhar Dudayev Rahimahullah. Penjajah Rusia kemudian membentuk negara tandingan dengan singkatan yang serupa, CRI, Cechen Republic of Ingushetia, dengan pemimpinnya Ahmad Kadirov. Setelah terbunuh syahidnya Jauhar Dudayev pada tanggal 21 April 1996, kepemimpinan CRI berpindah sebentar ke Wakil Presidennya yaitu Zelimkhan Yandarbayev.
Pada bulan Januari 1997, setelah era Perang Pertama Cechnya, diadakan pemilihan umum yang menetapkan Ashlan Maskhadov sebagai presiden. Pada masa beliau menjabat sebagai presiden ini, sistem politik yang mendekati syariat mulai diperkenalkan dan pada tahun 1998 CRI diganti menjadi Islamic Republic of Ichkeria – IRI, Republik Islam Ichkeria. Pada masa Ashlan Maskhadov ini, kepemimpinan IRI secara umum terbagi dua: Yang pertama adalah para komandan perang yang eksis secara de fakto di dalam negeri, dipimpin oleh para Amir dan Pimpinan Mujahidin. Yang kedua adalah para anggota parlemen dan politikus yang kebanyakan bertempat di luar negeri, dipimpin oleh pejabat perdana menteri bernama Akhmad Zakayev. Dua kekuatan ini kadang saling berhadapan dalam friksi, khususnya dalam bidang politik dan penetapan struktur negara. Umumnya kalangan mujahidin yang de facto eksis menggelorakan Jihad dan bertahan di dalam wilayah Kaukasus menginginkan agar IRI semakin bertransformasi menyesuaikan dengan tuntutan syariat Islam, dan sikap mereka ini tegas terhadap Rusia.
Sementara kalangan parlemen di negeri pengasingan tetap menginginkan struktur yang ada sekarang, yaitu republik Islam, dan umumnya mereka lebih bersikap kooperatif dengan Rusia. Pada tanggal 8 Maret 2005 Presiden Ashlan Maskhadov terbunuh syahid oleh satu penyergapan agen rahasia khusus Rusia (FSB). Dewan Syura Mujahidin kemudian menetapkan Sheikh Abdul Halim Sadulayev menjadi Amir tertinggi menggantikan posisi Ashlan Maskhadov Rahimahullah. Keputusan ini ditentang oleh orang-orang pendukung parlemen di pengasingan. Mereka kemudian menetapkan Akhmad Zakayev sebagai pejabat pengganti Ashlan Maskhadov. Di bawah kepemimpinan Sheikh Abdul Halim, banyak kelompok-kelompok jihad di wilayah sekitar Cechnya seperti Dagestan, Ossetia, Ingushetia, dll yang ingin membaiatnya menjadi Amir tertinggi dan bergabung dengan Jihad Cechnya. Sheikh Abdul Halim juga membubarkan dan memecat parlemen di pengasingan termasuk pejabat Perdana Menteri Akhmad Zakayev. Pada masa Sheikh Abdul Halim menjabat presiden, Abu Usman menjabat sebagai wakil presiden.
Pada tanggal 17 Juni 2006, Sheikh Abdul Halim terbunuh syahid dalam sebuah serangan sergapan yang dilancarkan agen rahasia Rusia (FSB) dibantu milisi Cechnya pro Rusia di wilayah Argun. Esok harinya, tanggal 18 Juni 2006, Dewan Syura Mujahidin menetapkan Abu Usman, Dokka Umarov, sebagai Amir tertinggi menggantikan Abdul Halim Sadulayev Rahimahullah. Pada tanggal 31 Oktober 2007, kurang lebih bertepatan dengan bulan Ramadlan 1428, Amir Abu Usman memproklamasikan berdirinya Emirat Islam Kaukasus. Proklamasi emirat islam ini secara otomatis mentransformasi sistem republik islam menjadi sistem emirat Islam, juga meleburkan IRI ke dalam Emirat Islam Kaukasus yang lebih luas cakupan wilayahnya. Yang menarik, ketika diproklamasikan, Emirat Islam Kaukasus ini sengaja tidak ditentukan batas-batas wilayahnya, karena dimaksudkan akan menjadi front Jihad yang meluas dan berekspansi meliputi setidaknya seluruh wilayah Utara Kaukasus pada tahap awal. Saat ini setidaknya telah ada enam vilayat yang telah membaiat Amir Abu Usman dan bergabung dengan Emirat Islam Kaukasus: vilayat Dagestan, vilayat Nochociyo atau Cechnya, vilayat Galghayco atau Ingushetia, vilayat Iriston atau Ossetia, vilayat Nogay, vilayat Kabarda – Balkar. Dan yang tengah dalam proses penggabungan dan ekspansi adalah vilayat Karachay. Proklamasi Emirat Islam Kaukasus ini banyak ditunggu-tunggu oleh kalangan Mujahidin di wilayah Kaukasus umumnya, tetapi juga ditentang oleh beberapa kelompok rakyat Cechnya. Kalangan yang menentang tersebut di antaranya: kelompok rakyat Cechnya pro Rusia yang dipimpin oleh Ramzan Kadirov, deputi perdana menteri Cechnya bentukan Rusia.
Ramzan Kadyrov adalah anak Ahmad Kadirov, seorang yang awalnya diangkat sebagai mufti pada pemerintahan CRI, tetapi kemudian berbalik menjadi pendukung Rusia. Kelompok penentang kedua adalah kalangan parlemen di pengasingan, kalangan politikus Cechnya yang tergabung dalam kabinet CRI, dengan salah satu tokohnya Akhmad Zakayev. Kelompok-kelompok inilah agaknya yang dimaksudkan oleh Amir Abu Usman sebagai kalangan munafik yang tidak menghendaki berdirinya Emirat Islam.Kami berdoa semoga Emirat Islam Kaukasus ini menjadi batu pijakan untuk membuka bahkan seluruh wilayah Rusia. Allahu Akbar! (Pent. Source: Kavkaz Center dan Wikipedia)
S.Nashkhoyev: Tuduhan lain yang sering dilontarkan kepada Anda adalah bahwa Anda (dengan keputusan mendeklarasikan Emirat Islam Kaukasus) telah mendeklarasikan perang melawan seluruh dunia, tanpa dukungan memadai baik segi financial maupun sumber daya manusia, meskipun pernyataan Anda menegaskan posisi Islam yang tegas: Kaum Kuffar yang menyerang ummat Islam dan menjajah negeri mereka adalah musuh Anda; kaum Muslimin yang mempertahan Din dan kehormatannya adalah saudara Anda. Jelaskan isu ini…!
D.Umarov: Ya, inilah posisi saya, dan saya menegaskan posisi keislaman saya, selaku muslim yang jujur. Bahkan setiap muslim, setiap mujahid yang jujur pasti menetapi posisi ini. Dan saya berkata selaku muslim yang bebas merdeka, bukan seorang hamba atau budak yang telah bermental kalah.
Dan jika hari ini, kaum kafir telah menyerang bumi kaum muslimin dengan berbagai dalih, meskipun berbagai dalih ini hanyalah rekayasa dan seluruh dunia mengetahui bahwa berbagai dalih itu rekayasa, mereka menyerang negeri Islam bagai kumpulan makhluk buas bersama-sama, segera setelah apa saja yang dicurigai sebagai ‘kebangkitan Islam’ terjadi di negeri itu, apa saja yang berhubungan dengan syariah, apa saja yang berhubungan dengan penegakan Wahyu Allah… dan jika orang kafir ini menyerang bumi-bumi Islam, menumpas penduduknya, membom dan menghancurkan, membunuh anak-anaknya, keluarga mereka, meratakan rumah-rumah mereka, memusnahkan kota-kota… dan jika saya, selaku seorang muslim biasa yang tinggal di Kaukasus… dikatakan kepada saya bahwa saya selaku muslim tidak punya hak sedikitpun untuk merasa sedih dan berduka atas nasib yang menimpa saudara saya… Sungguh saya merasakan kesedihan mendalam yang memenuhi seluruh relung jiwa… dan mereka berkata bahwa sikap kepedulian saya terhadap nasib Islam dan ummat Islam itu salah… dan inilah yang hendak ditegaskan oleh sekelompok orang dari kalangan ummat Islam yang telah bermental kalah itu… Mereka hendak menegaskan bahwa sikap kita untuk memilih berjuang demi Din dan kehormatan kita, dan bahwa dengan pilihan kita itu kita mendeklarasikan perang melawan seluruh dunia, bahwa itu pilihan yang gegabah dan tanpa perhitungan… maka saya pikir, dan saya ulangi lagi, ini adalah penghinaan terhadap diri kita sendiri, penghinaan terhadap diri kita selaku muslim!
Karena hari ini perang itu tidak dideklarasikan oleh saya, perang melawan kaum kuffar telah dideklarasikan sejak lama. Segera setelah satu masyarakat muslim memproklamasikan bahwa mereka tidak lagi sudi untuk hidup di bawah (tindasan) hukum kuffar, bahwa mereka memilih untuk hidup di bawah Hukum Allah, maka perang dideklarasikan segera setelah itu. Negeri mana saja yang memproklamasikan bahwa mereka akan menegakkan syariat Allah, maka negeri itu pasti diserbu oleh seluruh kekuatan kuffar dari penjuru bumi. Seluruh kekuatan kuffar akan berusaha memusnahkan mereka. Di sini kita lihat bersama, betapa menyimpangnya pandangan sekelompok muslim ini, sungguh sebuah pandangan yang penuh dengan keraguan.
Mari kita melihat isu ini dengan pendekatan yang logis, hari ini sungguh kekuatan itu milik Allah semata. Sejak era 91 kami mendeklarasikan perang melawan Sovyet Union, kami mengumumkan perang melawan Rusia. Kami mengangkat panji Jihad di Tanah kami, agar Islam sentiasa berdiri di negeri ini, agar kami dapat menjadi hamba Allah yang merdeka, dan supaya kami dapat menjadi bagian dari Ummah Islam seluruhnya. Jadi mengapa kami mendeklarasikan perang melawan kekuatan superpower ini? Superpower yang menguasai berbagai negeri… yang jika dibandingkan, sungguh kekuatan kita tidak berarti apa-apa… Tetapi mengapa (padahal kita sadar kekuatan kita tidak sebanding) kita mendeklarasikan perang ini? Kita mendeklarasikan perang, karena Allah memerintahkan kita, Allah memerintahkan kita agar menegakkan hukumNya dan hidup di bawah SyariatNya. Karena itu hari ini, ketika Allah telah memerintahkan kita untuk memerangi kaum kuffar, memerintahkan kita untuk menerjuni medan perjuangan ini, maka setiap kita harus ikut serta. Wajib bagi kita untuk menyerta dengan apa saja kemampuan kita. Bahkan jika kita tidak memiliki daya apapun, setidaknya berdoalah dengan tulus kepada Allah untuk menolong Jihad dan Mujahidin, setidaknya berilah dukungan terhadap Jihad dan Mujahidin, setidaknya Anda harus membenci dalam hati Anda ketika seorang kafir menindas seorang muslim dan menghalanginya untuk menyembah Allah semata dengan merdeka, menegakkan Din, menyampaikan da’wah, dan hidup di bawah naungan Al Quran; Jika kita ada dalam kondisi sedemikian lemahnya sehingga tidak dapat berpartisipasi langsung dalam Jihad, maka kita wajib mendukung Jihad dan membela ahlinya, wajib membenci dan mencela orang-orang kafir, wajib berbicara tentang hal ini, tapi hari ini bahkan untuk bicara hal tersebut mereka menghalanginya… di sinilah letak seluruh penyimpangan itu.
Inilah mengapa, saya, sebagai contoh, dan saya bersumpah atas kata-kata saya ini, bahkan jika saya tidak dapat berpartisipasi dalam Jihad (yang hari ini tengah berlangsung di Kaukasus Utara), jika hari ini Jihad tidak ada lagi di Kaukasus, saya dengan ijin Allah akan berpartisipasi untuk berjihad di negeri muslim mana saja ketika saya mendengar ada saudara muslim saya yang diperhinakan dan diperangi orang kafir. Inilah pendirian saya, pendirian Islam saya. Dan saya menegaskan ini selaku seorang muslim, hamba Allah yang merdeka. Saya berharap, semoga seluruh Ikhwah memiliki pandangan yang sama
S.Nashkhoyev: Beberapa Ikhwan kita berkata bahwa sejalan dengan berbagai operasi militer maka harus diimbangi juga dengan manuver diplomasi yang fleksibel, dan mereka berkata hal itu merupakan contoh Sunnah sebagaimana Perjanjian Hudaibiyah, yang ditandatangani oleh Rasulullah saw.
D.Umarov: Saya telah berkali-kali mendengar argument ini. Perjanjian Hudaibiyah sering disebutkan, tetapi mereka tidak memahaminya dengan benar. Inti dari Perjanjian Hudaibiyah adalah telah tegaknya kekuatan, Quraish memandang Muslim dalam kedudukan yang sederajat dan seimbang, kedua pihak kemudian menandatangani pakta gencatan senjata selama 10 tahun. Dalam pakta Hudaibiyah itu, tidak ada satupun diktum, tidak ada satupun pasal yang menyelisihi dan melangkahi ketetapan Din. Pertanyaan hari ini: Siapakah yang menawarkan Perjanjian Hudaibiyah kepada kita? Siapa yang menjamin kita dapat dengan bebas menegakkan ajaran agama kita dan menerapkan syariah? Tidak satupun!
Bagi kita, hari ini bukan Perjanjian Hudaibiyah yang ditawarkan, tetapi sebuah ‘perjanjian damai’ dengan ultimatum: “Kalian cabut syariah, atau kami akan tumpas kalian hingga anak cucu kalian”, dan tidak lama setelah itu, sebagaimana yang sering kita saksikan, tentara kuffar berbaris memasuki negeri kita. Inilah ‘Hudaibiyah’ yang ditawarkan kepada kita. Jangan Anda memperdayakan diri sendiri, kami tidak akan menyepakati model perjanjian seperti ini, ini adalah penipuan terhadap diri kita sendiri.
Tetapi Insya Allah, sebentar lagi tiba waktunya ketika kaum kafir akan menawarkan kepada kita kesepakatan, dan kita akan menerima tawaran perdamaian mereka, karena Al Quran menegaskan jika mereka menawarkan kepadamu berdamai, maka terimalah. Perang bukanlah tujuan dari muslim dan Islam, ia adalah sarana. Jadi, ‘Hudaibiyah’ hari ini, dengan kondisi politik hari ini, dengan segala kenyataan pahit yang tengah berlangsung ini… Betapa banyak ulama kita, saudara kita yang tidak memahami esensinya dan salah mengartikannya.
S.Nashkhoyev: Abu Usman, banyak orang tertarik dan bertanya-tanya tentang insignia (lambang, syiar, panji, tanda atau lencana negara) yang akan dimiliki Emirat Islam Kaukasus…
D.Umarov: Insignia, yang saya pahami tentangnya, semacam lambang negara, atau semboyan kebangsaan, atau semacam itulah. Jika Rasul kita saw memiliki semacam lambang dan panji, semacam semboyan resmi, dll, saya akan menerimanya tanpa keberatan. Jika tak ada seorangpun yang dapat mengetengahkan alasan/dalil yang kuat tentang hal ini, maka kami pun tidak bermasalah tanpa adanya insignia ini, khususnya juga karena kita tidak berencana untuk meminta/menuntut pengakuan PBB dan mendaftarkan negara Emirat Kaukasus ini ke Sekretariat PBB sehingga mereka dapat mengenali ciri negara kita… Semoga Allah melindungi kita dari delusi (angan-angan kosong) seperti itu.
Saya tahu Rasulullah suka menggunakan panji/bendera hitam. Ini adalah bendera/panji di mana seluruh generasi baru Islam bangkit dari penjuru dunia dan menerjuni medan Jihad fi Sabilillah. Panji hitam, adalah insignia dari mujahidin seluruh penjuru dunia, maka ia juga menjadi insignia kami. Yang kedua: stempel resmi. Kami memilikinya. Inilah insignia yang ada pada kami sejauh ini. Dan saya ingin mengingatkan saudara-saudara kami dan para pendukung kami agar jangan tergesa-gesa menetapkan sebuah negara virtual dari Emirat ini, agar mereka tidak membuat kereta kuda sementara kudanya sendiri belum ada. Hari ini, Mujahidin (Alhamdulillah) menguasai wilayah belantara, pegunungan, dan wilayah pedesaan di bukit-bukit, ini wilayah territorial kita dan basis kita, insya Allah. Sejauh ini penguasaan territorial tersebut belum sepenuhnya, belum absolut, karena berkali-kali kaum kuffar menghimpun kekuatan besarnya dan memasuki wilayah kami, tetapi sekali-sekali tentara kafir dan murtaddin tidak dapat menguasai lembah-lembah kami, sehingga Mujahidin akan memasuki kembali kota dan desa dan melancarkan operasi militer balasan.
Insya Allah, sebentar lagi tiba waktunya ketika perimbangan kekuatan ini akan berubah dan rentang kontrol Mujahidin akan meluas meliputi seluruh wilayah Kaukasus. Segala taqdir di tangan Allah. Yang terpenting adalah, siapa saja yang berjuang di Jalan Allah pasti tidak akan kalah, apapun hasil dan taqdir yang ditetapkan Allah di kehidupan ini. Ini adalah haq.
S.Nashkhoyev: Abu Usman, saat ini banyak sekali anak-anak muda yang bergabung dalam Jihad. Umumnya mereka berumur sekitar 18 hingga 33 tahun. Tidak banyak dari Mujahidin saat ini yang berasal dari angkatan generasi yang terdahulu. Para Mujahidin senior veteran Perang Cechnya Pertama dan Kedua mengatakan, angkatan muda Mujahidin ini sangat berbeda karakternya. Apa pendapat Anda?
D.Umarov: Ya, memang ada perbedaan, meskipun seluruh perang itu kadang-kadang mirip. Saya tidak akan menyebutkan daftar perbedaan dari dua periode perang itu, tetapi saya hanya akan mengetengahkan hal-hal yang penting saja. Perang Period Pertama adalah masa-masa yang sangat sulit, karena itu adalah pengalaman perang pertama bagi generasi kami. Dari hidup yang semula tenang dan damai tiba-tiba berubah menjadi seperti neraka, hujan bom dan peluru. Ini perubahan hidup yang tidak mudah. Perang, ujian kehidupan, baik itu kesulitan atau kemudahan, semua adalah cobaan dari Allah. Allah menegaskan dalam Al Quran bahwa kita pasti ditimpa cobaan, ketakutan, kedinginan, kelaparan, kekurangan, seperti umat-umat terdahulu pernah mengalaminya. Segala kondisi sulit itu dihadapi pada masa Perang Periode Pertama dan di awal Perang Periode Kedua.
Tetapi situasi dan kondisi terus berubah. Dahulu, cukup mudah bagi kami untuk menentukan siapa berada di pihak mana. Tetapi pada tahun-tahun terakhir ini Allah telah menetapkan atas kita ujian yang sebenarnya: Apakah Anda akan mengkhianati saudara-saudara Anda, atau Anda akan menyerahkan jiwa orang-orang yang Anda cintai ke mulut maut, dan berbagai ujian yang seperti itu, yang bahkan para veteran sekalipun banyak yang tidak dapat melewatinya, mereka-mereka yang telah berpartisipasi dalam Jihad pertama, Jihad kedua, mereka yang selama ini telah dikenal kredibilitasnya sebagai orang yang dapat dipercaya. Tetapi beberapa kalangan ini pun tidak lulus dari ujian berat. Allah kemudian membiarkan mereka tersesat dan semakin tersesat, lalu mereka melakukan berbagai tindak kejahatan melawan Iman dan Kaum Mu’minin, kadang kejahatan itu kami kenali hanya mungkin dilakukan oleh kaum Murtaddin sejati.
Saya rasa, sebuah proses besar pembersihan dan seleksi terhadap barisan Mujahidin tengah berlangsung, tapi Allah Maha Tahu, kita tidak tahu apapun. Insya Allah, setelah proses pembersihan dan seleksi ini berlalu, Allah telah menyiapkan kita kemenangan, insya Allah. Kita harus berdoa agar Allah mentsabatkan kita.
S.Nashkhoyev: Satu hal lagi tentang politik. Sejauh yang saya pahami, dan banyak Mujahidin menyepakatinya, bahwa seluruh esensi dari kebijakan politis kita tidak boleh menyimpang dari ketetapan Aqidah. Adakah Anda melihat terjadi kontradiksi atau penyimpangan dari Muslim yang mengobarkan Jihad dan menginginkan kemerdekaan, karena ini juga menjadi salah satu tujuan kita semenjak Perang Pertama Cechnya? Saya maksudkan seperti Jihad di Bosnia dan Kosova, sebagai contoh.
D.Umarov: Ya, Balkan adalah i’tibar (teladan peringatan) bagi kita dan bagi siapa saja yang melaksanakan Jihad hari ini. Mereka berjihad memerdekakan diri dari Serbia untuk kemudian menghambakan diri kepada Amerika dan NATO; mereka berjihad terhadap kaum kuffar untuk menghamba pada kaum kuffar yang lain. Semoga Allah melindungi kita dari keadaan demikian.
Al Quran menegaskan:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS At Tawbah 16)
Satu hal yang sangat jelas tanpa ambigu, dan dipahami oleh setiap Muslim, Anda tidak mungkin dapat mengambil sebagai teman setia siapapun kecuali Allah, RasulNya, dan oran Mu’min. Anda tidak dapat menyandarkan diri pada PBB, OSCE, Uni Eropa, atau NATO, seperti segala yang terjadi di Balkan itu. Seluruh institusi kafir ini tidaklah menyediakan bantuan kepada Muslim dengan sukarela, melainkan dengan maksud menaklukkan kaum muslim sehingga mau mengikuti dikte mereka.
Dan Al Quran memperingatkan:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.” (QS Ali Imran 149)
Dalam ayat ini, Allah memperingatkan kita, bahwa kita akan menjadi orang-orang yang rugi di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah melindungi kita dari jihad yang seperti itu.
S.Nashkhoyev: Dan sebagai konklusi dari percakapan kita, Abu Usman, apa ada yang hendak Anda sampaikan kepada Ummat Islam Kaukasus dan seluruh dunia?
D.Umarov: Sebagai konklusi dari perbincangan kita, saya hendak menyampaikan kepada Ummat Islam semua, ummat Islam yang ada di Kaukasus maupun di belahan bumi yang lain.
Yang pertama, saya menyerukan persatuan, wihdatul Ummah. Persatuan menjadi hal yang penting bagi kita saat ini. Kemudian hormatilah diri Anda, muliakan Ummat Rasulullah ini. Kemudian sentiasa memperbaiki diri dan tsabat di atas kebaikan. Selanjutnya berjuang untuk memecah belenggu penindasan yang mengikat leher kita hari ini.
Kami, walhamdulillah, sentiasa memohon kepada Allah agar dapat bersatu. Kami, Mujahidin Kaukasus dan Ummat Islam Kaukasus, bersyukur kepada Allah karena mentaqdirkan kami dalam keadaan saat ini. Kami menyadari bahwa kami ini lemah, kami ini sedikit. Dan atas karunia Allah, saat ini kami dipersatukan. Saya pikir, ini belum pernah terjadi sebelumnya,dan saat ini Allah SWT telah membukakan kesempatan ini kepada kami, insya Allah, keberkahan akan melimpah bersama kami. Hal terpenting adalah, seluruh kekuasaan itu milik Allah. Jika Dia berkenan maka Dia akan letakkan kekuasaan itu di tangan kami, dan dengan kekuasaan yang kami genggam itu kami akan menghancurkan seluruh kekuatan kafirin dan murtaddin. Hari ini Alhamdulillah, kami dari berbagai front di Kaukasus, telah dalam proses untuk bersatu. Kami saling bahu membahu, membangun ikatan ukhuwah atas dasar iman.
Harapan saya selanjutnya, adalah melanjutkan perjuangan hingga kita dapat meraih kemerdekaan hakiki. Ini misi penting. Mengapa? Karena hari ini, Ummat Muhammad, Nabi paling mulia, tengah dalam kondisi diperbudak. Lihatlah betapa parahnya mental budak itu telah meracuni kita. Jika sesuatu terjadi di mana saja, jika ada seorang muslim dibunuh, atau dihinakan, kita tidak merasa risau sedikitpun, kita tetap tenang, selama label terorisme itu tidak disematkan pada diri kita. Dan label ini disematkan pada seseorang yang tidak diijinkan untuk berpikir bagaimana seharusnya.
Mari kita lihat lagi contoh tentang kenyataan pahit ini. Penjajah Israel menembakkan meriam tank dan membunuh satu keluarga di Palestina. Empat anak terbunuh. Empat anak yang bahkan belum memahami siapa mereka, apa tujuan mereka, belum menimpakan satu ancaman apapun terhadap Israel ataupun siapa saja di muka bumi. Tetapi seluruh dunia tenang dan diam menyaksikan semua ini, dan dengan tenang juga menerima kenyataan ini. Mujahidin di Afghanistan, para pejuang Taliban mengambil resiko besar dalam hidupnya, menerobos masuk ke dalam sebuah stadion di mana gembong murtaddin Karzai tengah menghadiri semacam parade. Dan pejuang Taliban berusaha untuk mengeliminasi tokoh murtaddin ini. Lalu seluruh dunia bangkit, terhenyak, dan mengecam keras tindakan ini. Perhatikanlah! Perhatikanlah perbedaan ini! Dunia ini telah dibagi oleh kaum kuffar dan pengikut setan. Kita memainkan peran selaku budak, hamba, dan kita tidak boleh mengeluh atas peran yang disematkan pada diri kita ini. Dunia ini telah dibagi, dan bukan kita yang memutuskannya, dan seluruh nilai-nilai yang diakui umat manusia telah diganti, seluruh nilainya. Dan kita tidak punya hak sama sekali untuk mempertanyakannya, kita tidak diperkenankan untuk melawan, atau untuk sekedar merdeka dari perbudakan ini.
Karena itu saya menyeru seluruh saudara Muslim untuk bangun dari tidur, sehingga mereka sadar, sehingga mereka mampu untuk mengingat satu saja dari ketetapan Allah, satu saja ketetapan Allah, bahwa seluruh kejadian baik yang buruk maupun yang baik segalanya terjadi di bawah kehendak Allah. Tugas kita di dunia adalah bagaimana kita dapat mencari ridla Allah, bagaimana kita membuat Allah Ridla atas kita di dunia ini. Sehingga di kehidupan nanti kita dapat bahagia, sehingga di kehidupan nanti kita dapat pulang dengan selamat ke kampung yang baik, Surga. Supaya kita tidak menyesal nanti, karena kita tidak beramal selayaknya di dunia ini. Saya ingin seluruh saudara Muslim saya memikirkan hal ini.
Wallahi, demi Allah, mungkin media-media massa itu menggambarkan jihad kami, perjuangan kami, sebagai pemberontakan kaum fanatik… Tidak! Ini bukanlah fanatisme, bukan hal seperti itu. Ini adalah kaum, yang dulu tertindas lalu dimerdekakan oleh Islam, yang dulu hina lalu menjadi hamba Allah merdeka, yang kemudian dapat membaca Al Quran, dan dengan ijin Allah menjadi mengerti hakikat Islam. Al Quran menegaskan, Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mau mengubah keadaan dirinya. Sungguh kita telah dimuliakan oleh Allah, oleh Islam. Sungguh kita telah dimuliakan dengan menjadi Ummat Muhammad. Karena itu jadilah kita ummat Allah, ummat Islam, ummat Muhammad yang sebenarnya. Jadilah hamba Allah yang merdeka, muliakanlah Din kita, sampaikan da’wah, sebarkan Islam. Jadilah kita hamba Allah yang merdeka, tidak diperbudak oleh segala hukum apapun yang dipaksakan kaum kafir kepada kita. Kita hanya sudi hidup di bawah naungan Wahyu yang telah diturunkan Allah kepada kita.
Hari ini, kebanyakan kita memahami Din baru sebatas kata. Sementara Allah menegakkan Din ini, dan menghendakinya tegak bersama amal dan kata. Hari ini kita lalai dari amal, kita sedikit beramal. Hari ini saya menyeru kepada saudaraku Muslim dan Mujahidin, mari kita menerima Din ini, dan mengamalkannya. Wahyu Allah telah ada pada kita, ialah itu Al Quran, dan Alhamdulillah tiada satupun dapat merubahnya. Insya Allah, bersama kita membaca Al Quran dan memahami Al Quran, kita memahami apa yang Allah inginkan dan kita dapat mengamalkan segala keutamaan dan kebajikan.
Ini kata penutup saya.
Terpujilah Engkau Ya Allah! Terpujilah NamaMu! Saya bersaksi tiada sesuatupun yang berhak disembah melainkan Engkau.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Source : Kavkaz Center Media
Translate by: Al-Akh Ansar Mujahidin
Jihad Interview
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media