SILICON VALLEY (Arrahmah.id) – Mark Zuckerberg, CEO Met, mengungkap fakta mengejutkan tentang risiko privasi pengguna WhatsApp. Dalam wawancara di The Joe Rogan Experience, ia menjelaskan bahwa meskipun WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end untuk melindungi pesan saat dikirimkan, data yang tersimpan di perangkat pengguna tetap rentan diakses oleh pihak ketiga, termasuk badan intelijen seperti CIA.
Zuckerberg menjelaskan bahwa celah ini biasanya dieksploitasi dengan menggunakan spyware canggih seperti Pegasus, buatan “Israel”. Spyware ini mampu membaca pesan, melihat foto, hingga merekam panggilan tanpa perlu menyadap komunikasi melalui internet. Hal ini telah digunakan untuk memata-matai pejabat pemerintah di berbagai negara.
Sebagai langkah mitigasi, WhatsApp memperkenalkan fitur “pesan menghilang” (disappearing messages). Fitur ini memungkinkan pesan, foto, dan video secara otomatis terhapus setelah jangka waktu tertentu, sehingga mengurangi risiko data disalahgunakan. “Membuat chat terenkripsi dan menghilang adalah standar baik untuk keamanan dan privasi,” ujar Zuckerberg.
Risiko seperti ini menekankan pentingnya langkah ekstra untuk melindungi privasi digital. Selain menggunakan fitur keamanan yang disediakan, pengguna disarankan untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman, memperbarui perangkat lunak, dan menghindari menginstal aplikasi yang tidak terpercaya.
(Samirmusa/arrahmah.id)