BAGHDAD (Arrahmah.com) – Sebuah roket Katyusha ditembakkan pada Minggu (19/5/2019) ke kompleks kantor-kantor pemerintah dan kedutaan termasuk misi AS, Zona Hijau, beberapa hari setelah AS mengevakuasi stafnya dari Irak mengutip ancaman dari Iran.
Ledakan terdengar di Baghdad tengah pada Minggu malam (19/5), kata saksi mata, dan dua sumber diplomatik yang berbasis di Baghdad juga mengatakan mereka mendengar ledakan tersebut.
“Sebuah roket Katyusha jatuh di tengah-tengah Zona Hijau tanpa menyebabkan kerusakan, perincian akan datang kemudian,” kata militer dalam sebuah pernyataan singkat.
Peluncur roket berganda Katyusha adalah jenis artileri roket murah yang dapat mengantarkan bahan peledak ke target lebih cepat daripada artileri konvensional, meski bekerja kurang akurat.
Kedutaan Besar AS di Baghdad dan konsulatnya di ibukota regional Kurdi, Irbil, mengevakuasi stafnya minggu ini.
“Kami tidak berpikir bahwa sasarannya adalah kedutaan karena jangkauan roket dan tempat peluncurannya jauh,” kata sumber keamanan kepada Arab News.
“Ini adalah roket Katyusha yang diluncurkan dari Baghdad timur, sehingga tidak mungkin mencapai tujuannya. Siapa pun yang memiliki pengalaman dasar dalam persenjataan semacam ini akan mengetahui hal ini,” kata sumber itu.
Pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan telah mengirim pasukan tambahan ke wilayah itu untuk menangkal apa yang disebutnya ancaman dari Iran terhadap kepentingan AS, termasuk dari milisi yang didukungnya di Irak.
Iran dan AS sama-sama mengatakan mereka tidak menginginkan perang meski ketegangan antara keduanya meningkat.
Kedutaan Besar AS di Baghdad – yang terbesar di dunia – terletak di lingkungan berbenteng, juga dikenal sebagai Zona Internasional, yang dikelilingi oleh tembok beton.
Pada September tahun lalu, penyerang menembakkan tiga mortir ke Zona Hijau dalam serangan langka yang tidak menyebabkan korban atau kerusakan. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada bulan yang sama AS menutup konsulatnya di Basra dan memerintahkan semua kecuali staf darurat untuk meninggalkan kota pelabuhan selatan yang dilanda protes berminggu-minggu dan pindah ke Baghdad.
Pada saat itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan militan Iran atas “tembakan tidak langsung” – yang biasanya berarti roket atau artileri – terhadap konsulat AS. (Althaf/arrahmah.com)