GAZA (Arrahmah.com) – Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Qidra mengatakan pasukan penjajah “Israel” sengaja menargetkan sektor kesehatan Gaza, lansir MEMO pada Sabtu (2/8/2014).
Menghitung jumlah serangan “Israel” terhadap rumah sakit dan paramedis Palestina selama serangan bangsa zionis di halaman Twitter-nya, Al-Qidra menggambarkan tindakan “Israel” sebagai “kejahatan perang” dan “pelanggaran hukum internasional serta Konvensi Jenewa Keempat” yang menjamin penuntutan mendesak.
“Fasilitas pelayanan kesehatan telah berada di bawah tembakan Zionis,” tweet-nya. “Rumah Sakit Abu Yousif Al-Najjar di Rafah, yang merupakan satu-satunya di seluruh kota yang melayani sekitar 350.000 warga Gaza contohnya. Para stafnya dipaksa untuk mengevakuasi korban tewas dan terluka dan meninggalkan rumah sakit di bawah api berat Israel pada hari Jumat.”
Contoh lainnya, Al-Qidra mengutip, adalah Rumah Sakit Beit Hanoun di bagian utara Jalur Gaza. “Ini adalah satu-satunya rumah sakit di sana yang melayani sekitar 40.000 warga Gaza,” katanya. “Para stafnya terpaksa mengevakuasi para pasien dan korban tewas serta meninggalkan tembakan ‘Israel’ dua hari sebelum serangan Rafah,” tambahnya.
Dia menghitung rumah sakit lainnya, termasuk Rumah Sakit Mohamed Al-Dorrah di sisi timur laut kota Gaza, yang ditutup setelah pemboman “Israel” di dekat kantor pusatnya.
“Kami dalam pelayanan kesehatan mengutuk tindakan rasis, yang menyulitkan sistem kesehatan dan menganggap mereka sebagai bagian dari perang agresi ‘Israel’ di Gaza,” katanya.
“Organisasi hak asasi manusia internasional didesak untuk meninjau posisi mereka dan memenuhi kewajiban moral mereka untuk melindungi lembaga-lembaga kesehatan di Jalur Gaza,” tambahnya.
Pada Rabu (30/7), pasukan penjajah “Israel” membunuh tiga paramedis saat mereka mengevakuasi korban di Rafah, selatan Jalur Gaza, di mana 70 warga sipil dibantai dan lebih dari 350 terluka. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
(banan/arrahmah.com)