KIEV (Arrahmah.id) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa ia akan meminta parlemen pekan ini untuk memberhentikan Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov dan menggantinya dengan Rustem Umerov, kepala dana privatisasi utama Ukraina.
Pengumuman pada Ahad (3/9/2023), yang disampaikan dalam pidato video malam Zelenskyy kepada negara, menjadi awal dari perombakan terbesar di bidang pertahanan Ukraina selama perang.
Reznikov, yang diangkat sebagai menteri pertahanan pada November 2021, telah membantu mengamankan miliaran dolar bantuan militer Barat untuk membantu upaya perang, tetapi telah dirundung tuduhan korupsi di sekitar kementeriannya yang ia gambarkan sebagai noda.
“Saya telah memutuskan untuk mengganti Menteri Pertahanan Ukraina. Oleksii Reznikov telah melalui lebih dari 550 hari perang berskala besar,” kata Zelenskyy, seperti dilansir Al Jazeera.
“Saya yakin kementerian ini membutuhkan pendekatan baru dan format interaksi lain dengan militer dan masyarakat secara keseluruhan.”
Pergantian menteri pertahanan harus disetujui oleh parlemen, tetapi kemungkinan besar akan didukung oleh mayoritas anggota parlemen di Verkhovna Rada. Zelenskyy mengatakan bahwa ia berharap parlemen akan menyetujui penunjukan Umerov.
Umerov, mantan anggota parlemen berusia 41 tahun yang merupakan seorang Tatar Krimea, telah mengepalai Dana Kekayaan Negara Ukraina sejak September 2022 dan telah berperan dalam negosiasi masa perang yang sensitif, misalnya, kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.
Pengumuman Zelenskyy muncul setelah Reznikov mengklaim bahwa jet tempur F-16 yang dipasok oleh sekutu-sekutu Ukraina akan digunakan pada musim semi mendatang dan membanggakan rencana negara itu untuk meningkatkan produksi pesawat tak berawak dalam sebuah wawancara dengan kantor berita pemerintah Ukraina, Ukrinform.
“Saya pikir musim gugur ini akan ada ledakan produksi berbagai drone Ukraina: terbang, mengambang, merangkak, dll, dan ini akan terus bertambah volumenya,” kata Reznikov.
Koridor maritim dalam fokus
Sebelumnya pada Ahad (3/9), Zelenskyy berbicara dengan mitranya Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membahas “berfungsinya” koridor laut yang dibentuk oleh Kiev untuk navigasi kapal yang aman setelah Moskow keluar dari kesepakatan biji-bijian yang penting.
Panggilan telepon tersebut terjadi pada malam pertemuan puncak di Rusia antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang ingin menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian, dan ketika Moskow menghantam wilayah Odesa, Ukraina, dengan pesawat tak berawak.
“Kami juga mendiskusikan cara-cara untuk memastikan berfungsinya koridor biji-bijian dan meningkatkan keamanan wilayah Odesa,” ujar Zelensky di media sosial setelah melakukan panggilan telepon dengan Macron.
Ukraina pekan ini mengatakan bahwa empat kapal lagi telah melewati koridor maritim sementara di Laut Hitam, yang didirikan bulan lalu untuk memastikan navigasi yang aman. (haninmazaya/arrahmah.id)