LONDON (Arrahmah.com) – Presiden munafik Pakistan, Asif Ali Zardari para Selasa (23/6) mengatakan bahwa Inggris harus berusaha lebih dalam menghentikan menghentikan radikalisasi muslim di negaranya.
Dalam wawancaranya dengan “News at Ten” ITV, Zardari menolak anggapan bahwa sikap Zardari tersebut merupakan taktik untuk merebut pemikiran dan perasaan muslim Inggris. Munafikin itu malah mengatakan bahwa pemerintahnya akan menangkap siapapun muslim Inggris ‘radikal’ yang mengunjungi Pakistan dan akan mengembalikan mereka ke Inggris.
“Seruan seperti ini berasal dari semua pihak,” bual Zardari dalam wawancara yang ditayangkan pada Selasa (23/6).
“Saya kira Inggris harus bertanggung jawab dan meyakinkan bahwa pihaknya tidak kehilangan apa yang selama ini mereka miliki. Karena kita semua tahu bahwa semua ini adalah persoalan cara berpikir yang bisa muncul dari hal-hal seperti ini (Islam ideologi)”
“Dan ada pihak yang ingin ‘berperang’ di Inggris, dan bukan di Pakistan.”
Pihak keamanan Inggris mengamini bahwa di negaranya ada beberapa kelompok yang terkait dengan kelompok mujahidin di Pakistan, dan beberapa di antaranya terlibat dalam pemboman di London pada 2005.
Dalam wawancaranya Zardari menolak bahwa ia mengetahui kamp pelatihan mujahidin di Pakistan.
“Saya tidak berpikir bahwa ada kamp-kamp latihan yang anda, kita, atau intelejen Inggris ketahui keberadaannya,” Zardari berusaha meyakinkan.
“Tentu saja keberadaan mereka terselubung, seperti halnya mafia di Inggris, dan dimanapun kita menemukan hal yang sama… tapi saya tidak berpikir bahwa di Pakistan beberapa tempat keberadaan mereka yang kita ketahui secara terang-terangan,” lanjutnya.
Munafikin itu pun menyanggah penjelasan perdana menteri Inggris, Gordon Brown, mengenai perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan sebagai tempat krusial bagi terorisme global.
“Saya kira, kadang-kadang orang mengatakan hal yang tidak mereka mengerti atau pahami, tapi saya pikir kekhawatirannya wajar dan saya sangat menghargai itu,” jilat Zardari. (Althaf/rtrs/arrahmah.com)