BANTUL (Arrahmah.com) – Di hadapan ribuan peserta Kuliah Umum di Kampus UMY Bantul Yogyakarta, Senin (3/4/2017), Cendikiawan Muslim Dr. Zakir Naik mengemukakan keprihatinannya karena media internasional, khususnya Barat tidak ingin perdamaian tersebar. Namun, menggunakan umat Islam dan mengasumsikan sebagai teroris. Meski label teroris sesungguhnya tergantung kepada siapa yang memberi label tersebut.
Menurut juru dakwah Islam asal India ini, ironis saat ini label tersebut sering disematkan pada umat Islam. Padahal pelajaran sejarah mengajarkan kepada kita, banyak pahlawan India yang dicap sebagai teroris oleh penjajah Inggris waktu itu.
“Kalau kita belajar sejarah maka kita akan tahu bila George Washington yang kemudian menjadi Presiden AS yang pertama juga dicap teroris oleh Inggris. Sementara Nelson Mandela menurut orang-orang putih Afrika adalah teroris nomor satu. Jadi bagaimana teroris nomor satu ini meraih Nobel Perdamaian dan menjadi Presiden di Afrika Selatan,” ungkap Zakir Naik dengan bertanya.
Islam adalah agama damai, perdamaian. Hanya saja, lanjut Zakir, saat ini masih banyak banyak perspektif dan pengertian yang salah mengenai Islam. Islam sebut Zakir, digambarkan disebarkan melalui pedang. Padahal ahli sejarah mencatat perkembangan dengan sangat fantastik.
Agama Islam mengajarkan cara untuk hidup sehingga sepantasnya diaplikasikan dalam seluruh aspek kahidupan, termasuk dalam kehidupan berpolirik. Sayangnya, aktor politik terutama di negara Muslim, cenderung mendiferensiasikan hubungan antara agama dan politik.
“Islam adalah way of life, Di sini diajarkan yang boleh dan tidak, termasuk dalam berpolitik. Karena itu dalam Islam dan politik seharusnya selaras karena berpolitik selaras dengan ajaran Islam. Karena Islam merupakan agama perdamaian, berpolitik pun dengan damai,” kata.Zakir Naik lugas.
(azmuttaqin/arrahmah.com)