JAKARTA (Arrahmah.com) –Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Zahir Khan, menilai Pembantaian etnis Muslim Rohingnya di Myanmar (Burma) merupakan pemandangan umum dari kondisi umat Islam ketika menjadi minoritas di negeri-negeri Non Muslim dan menurutnya pembantaian tersebut merupakan intruksi dari Amerika Srikat (AS).
“Dimana saja muslim menjadi minoritas, semua menderita” Katanya kepada arrahmah.com, Rabu (18/7).
Lanjutnya, pengaruh pemerintah AS termasuk menyentuh tokoh yang dikenal sebagai pejuang HAM di Myanmar.
“Termasuk Aung Sang Suu kyi itu agen Amerika, seperti di Afghanistan Hamid Karzai diangkat untuk menjadi agen Amerika” jelasnya.
Lebih dari itu, bahkan diangkatnya Suu Kyi sebagai pejuang HAM tidak lepas dari kepentingan Amerika Serikat (AS) di negara Asia Tenggara tersebut.”Dia sengaja ditunjuk agar policy Amerika dapat dilaksanakan,” katanya.
Maka tidak mengherankan, jika AS yang selalu berteriak penegakan HAM turut bungkam dalam kasus etnis Muslim Rohingya.Termasuk juga PBB,” ujarnya.
Zahir menyerukan kepada umat Islam untuk segera bersatu meninggalkan segala perbedaan yang tidak prinsipil.
“Dengan satu konsep pemikiran yang benar tentang Islam, kita harus menerapksan syariat Islam,” sarannya.
DDII selama ini sangat fokus terhadap isu penindasan Muslim di berbagai belahan Asia Tenggara. Tidak saja Myanmar, tapi juga Moro dan Patani. “Itu concern kita seluruh umat Islam,” ujarnya.
Seperti diketahui, hubungan antara Myanmar dan AS telah membaik setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton ke negara itu pada November-Desember tahun lalu. Awal Juli ini, Pemerintah Myanmar baru saja menerima pengangkatan Derek Jmitchell oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Amerika Serikat di Myanmar. (bilal/arrahmah.com)