GAZA (Arrahmah.id) – Pemimpin Hamas di Tepi Barat, Zaher Jabarin, dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, mengungkapkan bahwa “Israel” terus menunda pembebasan tahanan Palestina meskipun telah ada perjanjian dengan mediator Mesir dan Qatar.
“Kami telah memberi tahu para mediator bahwa ‘Israel’ menunda pembebasan tahanan kami. Kami terus memantau perkembangan ini,” ujar Jabarin.
Menurutnya, Perdana Menteri “Israel”, Benjamin Netanyahu, sengaja mempertahankan ketegangan di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon untuk kepentingan politiknya. “Netanyahu ingin wilayah ini terus terbakar dalam peperangan. Dia mencari alasan untuk terus memanaskan konflik,” tegasnya.
Jabarin juga menuding bahwa “Israel” tidak serius dalam melaksanakan gencatan senjata. “Sejak awal, kami mengusulkan pertukaran tahanan dalam satu tahap, tetapi Netanyahu terus menghindar,” ungkapnya.
Dilansir dari kanal resmi Hamas, Jabarin menegaskan bahwa perjuangan mereka bukan untuk kepentingan kelompok semata, tetapi demi rakyat Palestina. “Semua sayap perlawanan siap melaksanakan fase kedua perlawanan,” katanya.
Dia juga mengungkapkan bahwa selama 15 bulan terakhir, negosiasi berlangsung dengan tujuan utama menghentikan perang dan menarik pasukan “Israel” dari Gaza. Namun, hingga saat ini, “Israel” tetap melakukan kekerasan terhadap tahanan Palestina di penjara mereka.
“Musuh kriminal ini tetap menyiksa para tahanan kami hingga detik terakhir sebelum mereka dibebaskan,” katanya dengan tegas.
Jabarin membandingkan perlakuan Hamas terhadap tahanan “Israel” dengan tindakan brutal yang diterima para tahanan Palestina. “Kami memperlakukan tahanan mereka dengan tingkat kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara mereka memperlakukan tahanan kami dengan kebrutalan,” ungkapnya.
Dia juga menegaskan bahwa “Israel” akan menghadapi konsekuensi hukum atas kejahatan perang mereka. “Kami yakin bahwa apa yang terjadi pada rakyat dan tahanan kami akan membawa penjahat fasis ini ke pengadilan internasional,” katanya.
Terakhir, Jabarin menegaskan bahwa Palestina tidak akan mundur dari perjuangan. “Kami akan terus melawan dengan segala yang kami miliki. Rakyat kami tetap bertahan di tanah ini, dan kami akan mengalahkan penjajah, sebagaimana mereka telah kalah di Gaza,” pungkasnya.
(Samirmusa/arrahmah.id)