KAIRO (Arrahmah.com) – Yusuf Qaradhawi, yang dikenal dengan fatwanya yang keterlaluan dan pernyataannya yang bertentangan dengan hukum Syariah, mengkritik gerakan Salafi Mesir dan menyebut mereka “ekstrimis”.
Gerakan Salafi Mesir menyerukan pengembangan hukum negara berdasarkan Qur’an dan Hadist Muhammad SAW. Artinya, menurut Qaradhawi adalah ekstrimis.
Di masa lalu, Salafi tidak ikut campur dalam politik, namun kini beberapa dari mereka mengatakan mereka mempertimbangkan kemungkinan partisipasi dalam kehidupan politik, tulis media lokal Mesir.
Sampai 1970 dan sampai dia meninggalkan Mesir, Qaradhawi adalah milik Ikhwanul Muslimin. Ia menganggap dirinya pendukung apa yang disebut “moderat”.
Dalam sebuah wawancara dengan Al-Masry Al-Youm, ia menuduh Salafi menafsirkan secara harfiah Qur’an dan tradisi Islam. Dalam pandangannya, interpretasi Qur’an harus bervariasi, tergantung pada perubahan keadaan.
Muslim seharusnya tidak dibatasi oleh interpretasi dari Qur’an yang dibuat oleh para ulama masa lalu, klaim Qaradhawi.
Qaradhawi menuduh Salafi menggerakkan oposisi hingga meletus “Revolusi Januari” di Mesir.Menurut Qaradhawi, pertumbuhan Salafisme di Mesir adalah karena fakta bahwa Universitas Al Azhar tidak memenuhi fungsinya.
Qaradhawi mengatakan bahwa Mesir butuh negara sipil, demokratis dan pluralistik yang menghormati agama yang berbeda.
Mari kita ingat, Qaradhawi pernah mengeluarkan fatwa mendukung pendudukan Kaukasus oleh Rusia. Ia juga seorang penulis fatwa kontroversial dan pernyataannya yang dikutuk oleh ulama Islam terkemuka sebagai kontradiksi kotor kepada Islam dan Syariah. Beberapa ulama terkemuka Islam modern bahkan mengeluarkan takfir kepadanya. (haninmazaya/arrahmah.com)