JAKARTA (Arrahmah.com) – Ustadz Yusuf Mansur angkat suara terkait wacana pelarangan cadar dna celana cingkrang yang dilontarkan Menteri Agama Fachrul Razi yang menuai kontorversi.
Ustadz Yusuf mengingatkan bahwa rencana melarang penggunaan cadar dan celana cingkrang di lingkungan Kementerian Agama bakal mencederai Bhinneka Tunggal Ika.
“Saya enggak yakin kebijakan itu akan diterapkan, karena berarti Indonesia tidak Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Yusuf melalui video IGTV yang diunggah di akun Instagram pribadinya @yusufmansurnew, Jumat (1/10/2019).
Menurut Ustadz Yusuf, kekhawatiran Menag bahwa penggunaan cadar atau celana cingkrang mengarah pada radikalisme tak dapat digeneralisasi.
“Penggunaan cadar maupun celana cingkrang merupakan keyakinan pribadi masing-masing orang yang tak boleh dibatasi,” tandas Ustadz Yusuf.
Pandangan Fachrul itu, lanjut Ustadz Yusuf, justru tidak bijak karena menimbulkan kekhawatiran terhadap orang yang menggunakan cadar atau celana cingkrang. Alasan keamanan yang mendasari Fachrul untuk melarang pun dinilai tak tepat.
“Kalau radikalisme diarahkan ke seperti itu justru ini yang tidak menjadikan Indonesia ada ketenangan. Nanti yang timbul curiga satu sama lain, kan kasihan orang yang mau jalankan sunnah menurut versinya, misal jenggot mesti panjang, (nanti dibilang) orang seperti saya salah (karena jenggot tidak panjang),” ujarnya.
Yusuf berharap tak ada lagi pihak yang menggeneralisasi bahwa setiap orang yang menggunakan cadar dan celana cingkrang selalu identik dengan radikalisme.
Terlebih, lanjutnya, pengawasan soal radikalisme maupun situasi keamanan adalah tanggung jawab aparat keamanan hingga Badan Intelijen Negara (BIN).
“Poinnya adalah menggeneralisasi. Ada orang pakai celana pendek terus mencuri apa terus kita bilang jangan pakai celana pendek? Ada orang ngebom pakai celana panjang apa terus enggak boleh pakai celana panjang? Ketika kemudian kita jadi generalis, memandang orang jadi seperti itu, kita juga enggak happy,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)