ATHENA (Arrahmah.com) – Polisi Yunani telah meningkatkan patroli keamanan di rumah-rumah ibadah Muslim dan imigran lain pasca pembantaian 22 Juli di Norwegia, AP melansir pada Selasa (2/8/2011).
Juru bicara Kepolisian Yunani mengatakan bahwa ‘pemantauan’ ditingkatkan telah diperintahkan di tengah kekhawatiran pasca penembakan yang menewaskan 77 jiwa. Otoritas Uni Eropa memperingatkan pada pertemuan darurat pekan lalu tentang risiko serangan Serupa.
Yunani dinilai memiliki potensi untuk meningkatkan aktivitas para ekstrem kanan, di antaranya krisis ekonomi yang ada di ambang keruntuhan dan statusnya sebagai negara yang menjadi gerbang imigrasi ilegal nomor 1 di Eropa.
November lalu, pemimpin kelompok neo-Nazi memenangkan kursi di dewan kota Athena dengan 5,3 persen suara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Telah ada peningkatan dalam pemantauan di sejumlah tempat-tempat Muslim sejak peristiwa terjadi di Norwegia,” kata juru bicara polisi, Thanassis Kokkalakis.
Pejuang hak asasi manusia dan kelompok yang mewakili imigran Muslim telah memperingatkan dari tingginya jumlah serangan rasial sejak negara itu tercebur ke dalam krisis keuangan pada akhir tahun 2009.
“Saya menerima ancaman sepanjang waktu,” kata Elgandour Naim, kepala Asosiasi Muslim Yunani, dalam sebuah wawancara.
“Kondisi semakin memburuk saat ini. Dan semua itu harusnya menjadi alarm bagi seluruh Eropa.”
Elgandour mengatakan sedikitnya 10 masjid darurat – ruang bawah tanah dan kedai kopi yang diubah oleh imigran untuk digunakan sebagai tempat beribadah – rusak dalam serangan bom dan vandalisme selama tahun lalu.
Kokkalakis mengatakan kekerasan oleh kelompok ekstrem kanan yang fasis itu meningkat secara berkala. Namun, kepolisian Athena mengklaim bahwa kejahatan itu lebih banyak terjadi karena persaingan antar kelompok kriminal. (althaf/arrahmah.com)