Oleh: Adnin Armas/Rizki Iramdan
(Arrahmah.com) – Tak banyak orang mengenal Batang sebelumnya, hanya daerah kecil dan kurang maju. Sebelum tahun 2012 Kabupaten Batang dikenal sebagai daerah miskin dan rendah dalam kinerja pemerintahan. Masalah sosial menumpuk, kebodohan dan birokrasi buruk, banyak lokalisasi WTS dan miras yang meresahkan masyarakat.
Yoyok Riyo Sudibyo, putera kelahiran Batang, mendaftarkan diri sebagai calon Bupati Batang pada tahun 2012. Bermodalkan disiplin militer dan kepercayaan rakyat, ia mengikuti pilkada Batang 2012. Ia meraih kemenangan dan dilantik menjadi bupati. Dalam pidato pelantikannya, ia bersumpah untuk menunaikan tugas dalam pengabdian pada rakyat.
Biarpun Yoyok buta politik, dan tidak punya pengalaman birokrasi, namun jiwa pengabdiannya kepada masyarakat mengalahkan ketidaktahuannya. Ia segera belajar kepada Ibu Tri Rismaharini, bagaimana membenahi transparansi anggaran. Ia juga belajar kepada Jokowi. Yoyok punya tekad yang membara untuk mengayomi rakyat, membuatnya mampu untuk membenahi keterpurukan dan kemiskinan masyarakat Batang. Ia mengorbankan dirinya untuk kebaikan masyarakat. Sering mendengar keluhan rakyatnya, ia membenahi Batang.
Yoyok sebenarnya seorang pengusaha yang sukses sebelum menjadi Bupati Batang. Ia punya sekitar 40 toko di Papua. Namun justru setelah menjadi Bupati Batang, bisnisnya malah hancur. Sebabnya, ia lebih banyak memikirkan rakyatnya, ketimbang urusan bisnisnya. Kesejahteraan Rakyat Batang menjadi agenda perjuangannya. Lebih banyak duka mewarnai kehidupannya. Namun, duka tersebut membawa makna berlimpah.
“Batang baru” meraih puluhan prestasi. Batang menjadi terkenal. Batang yang dulu miskin, sekarang menjadi rujukan dalam pengelolaan anggaran tingkat nasional. Penyerapan anggaran Batang selalu mencapai angka di atas 90%, yang itu sungguh sangat dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Transparansi anggaran di Batang fenomenal sehingga rakyat mendapatkan haknya. Ini berbanding terbalik dengan penyerapan anggaran di Jakarta, yang merupakan terendah dan terburuk di Indonesia. Puluhan triliun dana mengganggur, padahal masyarakat Jakarta sungguh membutuhkan dana yang sangat besar tersebut untuk kesejahteraan. Argumentasi petahana bahwa lebih baik anggaran tidak diserap karena khawatir akan terjadi kebocoran adalah keliru. Penyerapan anggaran di Batang termasuk tertinggi di Indonesia sekaligus bisa maksimal dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan jika Yoyok adalah pemimpin yang teruji.
Yoyok, saat ini sering mendapat undangan dari KPK untuk mengedukasi birokrat dan masyarakat di daerah daerah agar berperilaku jauh dari korupsi. Jakarta membutuhkan kepemimpinan Yoyok. Ketimpangan antara miskin dan kaya terjadi di Jakarta secara sistemik dan massif. Penggusuran rakyat kecil menjadi program penguasa untuk memakmurkan pengembang raksasa. Lahan digusur, penduduk kecil terusir. TNI yang seharusnya mengabdi pada rakyat dimanfaatkan petahana untuk melawan rakyat. Reklamasi teluk Jakarta didukung mengatasnamakan pertumbuhan ekonomi dengan mengorbankan lingkungan dan puluhan ribu masyarakat terutamanya para nelayan.
Penggusuran tentu juga terjadi di Batang dalam rangka pembangunan. Namun, Bupati Batang tidak menggusur dengan memanfaatkan TNI tapi dengan dialog dan shalawatan. Yoyok merangkul rakyatnya. Hatinya diberikan untuk masyarakatnya. Tak ada penggusuran dan pemanfaatan ekonomi untuk dirinya, keluarganya dan kelompoknya. Ia berjuang tulus, ikhlas demi memakmurkan masyarakatnya.
Yoyok sosok pemimpin sejati yang berkorban untuk rakyat.
Pengorbanan yang mengantarkannya meraih banyak prestasi nasional dan internasional. Ia meraih Bung Hatta Anti-Corruptions Award tahun 2015. Ia memperoleh kehormatan Satyalencana Pembangunan dari presiden Jokowi dalam membangun Keluarga Berencana. Ekonomi Batang semakin maju dan Mas Yoyok meraih penghargaan Investment Award dari Presiden SBY dalam mewujudkan penanaman modal terbaik tahun 2013. Prestasinya bukan hanya dalam tingkat nasional. Di kancah internasional, Lembaga internasional ACS Registrars tahun 2014 menobatkan Yoyok sebagai kepala daerah yang berhasil mewujudkan sistem Keamanan Manajemen Informasi Layanan Pengadaan secara Elektronik Barang dan Jasa. Masih banyak lagi prestasi yang diraihnya. Namun bagi Mas Yoyok, yang terpenting adalah rakyatnya. Mas Yoyok berjuang agar rakyatnya meraih kebahagiaan materi dan ruhani dengan mengorbankan dirinya. Jakarta butuh Yoyok, Bupati Batang yang sudah teruji, terbukti berprestasi dan tepat janji.
(*/arrahmah.com)