AMMAN (Arrahmah.id) – Komisi pemilihan umum independen Yordania telah memerintahkan sebuah partai Islam untuk menghapus logo yang sedikit mengingatkan pada simbol yang digunakan oleh kelompok Palestina Hamas dari poster pemilunya, menurut seorang kandidat dari partai tersebut.
Yordania akan menyelenggarakan pemilihan umum parlemen nasional pada 10 September mendatang.
Front Aksi Islam telah mengadopsi segitiga terbalik berwarna hijau sebagai salah satu logonya untuk pemilu. Logo tersebut sekilas mirip dengan segitiga terbalik berwarna merah yang digunakan Hamas dalam video yang dipublikasikannya yang memperlihatkan para pejuangnya menyerang pasukan ‘Israel’.
Komisi pemilihan umum dilaporkan mengatakan bahwa jika Front Aksi Islam tidak mematuhi, mereka akan dikenakan denda dan pencabutan poster-posternya.
Yanal Freihat, seorang kandidat dari Front Aksi Islam, menerbitkan sebuah video di Facebook yang mengatakan bahwa komisi pemilihan umum membenarkan hal ini dengan alasan bahwa ada logo lain pada poster tersebut dan undang-undang hanya mengizinkan satu logo.
Ia mengatakan bahwa ia “terkejut” dengan perintah untuk menghapus logo tersebut dan mempertanyakan apakah hal itu terkait dengan peristiwa di Gaza dan Palestina.
“Logo ini rupanya meresahkan komisi, dan saya tidak tahu apakah ini ada hubungannya dengan perlawanan [Palestina] atau alasan hukum – seperti yang [komisi] katakan – yang melarang dua logo pada iklan partai dan kandidat,” katanya.
Ia menambahkan bahwa IAF telah mencoba mengajukan banding atas keputusan tersebut tetapi komisi tetap bersikeras pada keputusannya.
Ia mengatakan bahwa sebagai hasilnya, ia mempertimbangkan untuk menyemprot logo terbalik pada semua posternya dengan cat putih.
Front Aksi Islam dianggap sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yordania dan merupakan salah satu partai oposisi paling terkemuka di negara tersebut.
Gerakan Palestina Hamas juga berakar pada Ikhwanul Muslimin dan dalam videonya, Freihat menyatakan dukungannya terhadap warga Palestina yang berperang melawan ‘Israel’ di Gaza.
Awal tahun ini, Yordania diguncang oleh aksi protes yang mendukung Gaza, banyak di antaranya yang menargetkan kedutaan besar ‘Israel’ di Amman.
Lebih dari separuh penduduk negara itu adalah keturunan Palestina – keturunan pengungsi yang meninggalkan rumah mereka setelah dibersihkan secara etnis oleh milisi Zionis selama pembentukan ‘Israel’ pada Nakba 1948.
Meskipun demikian, Yordania dan ‘Israel’ menandatangani perjanjian damai, yang dikenal sebagai Perjanjian Wadi Araba, pada 1994. (zarahamala/arrahmah.id)