AMMAN (Arrahmah.com) – Otoritas Yordania menolak masuk sekitar 100 guru Palestina dari Jalur Gaza yang telah menerima tawaran pekerjaan di Qatar dengan dalih tidak ada koordinasi sebelumnya antara kedua negara, kantor berita Palestina, Al–Ray melaporkan, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Rabu (29/7/2015).
Mazen Al-Qishawi, salah seorang guru, mengatakan bahwa mereka mengalami “kondisi tragis” di Persimpangan Allenby, antara Tepi Barat yang diduduki dan Yordania, di mana mereka tidak diberi akses.
Dia menggambarkan bagaimana sekelompok guru itu telah diizinkan melalui persimpangan pertama, yang kendalikan oleh pendudukan Israel, tetapi terhenti di persimpangan Yordania.
Kelompok ini menghubungi kedutaan Qatar di Gaza, dan mengatakan kepada mereka bahwa Yordania telah melarang mereka masuk karena “alasan keamanan”.
Kedutaan Qatar mengatakan bahwa pihaknya melakukan negosiasi dengan Yordania untuk menyelesaikan masalah ini, dan menekankan bahwa mereka berupaya untuk memastikan tempat tinggal sementara bagi para guru itu, baik di Jericho ataupun di Ramallah.
Menurut Al-Qishawi, ada beberapa ibu hamil di antara kelompok guru itu, dan mereka tidak makan sama sekali hari itu. Dia juga mengatakan bahwa para guru itu ditahan di tempat yang tidak memiliki fasilitas dasar seperti toilet.
Al-Qishawi mengatakan bahwa 100 dari 120 guru itu tiba di Persimpangan Allenby. Tentara “Israel” mengirim kembali 20 guru ke Gaza dan mengklaim bahwa mereka memiliki dokumen palsu.
Al-Qishawi menyerukan kepada semua pejabat Palestina, Yordania dan Qatar untuk bekerja “serius” mengatasi masalah ini dan untuk memfasilitasi perjalanan para guru itu ke Qatar sebelum situasi berubah menjadi “tragedi yang nyata”.
(ameera/arrahmah.com)