AMMAN (Arrahmah.com) – Menteri dalam negeri Yordania pada hari Minggu (17/4/2011) menjelaskan bahwa serangan demonstran yang dilakukan oleh Salafis terhadap polisi merupakan “aksi teroris,” setelah lebih dari 90 orang terluka dalam protes kekerasan dua hari lalu.
“Agresi terhadap polisi dan warga oleh kelompok Takfiri adalah aksi teroris yang nyata, dan saya tidak melebih-lebihkan,” kata Saad Hayel Srur pada sebuah konferensi pers.
“Mereka memiliki niat jahat untuk meningkatkan dan melaksanakan serangan mereka, mereka pikir mereka bisa untuk mewujudkan apa yang ada di pikiran mereka bahkan melalui pertumpahan darah.”
Lebih dari 90 orang, sebagian besar dari mereka polisi, terluka pada hari Jumat (15/4) ketika para pengunjuk rasa dari gerakan Muslim ultra-konservatif Sunni Salafi bersenjata dengan pedang dan belati menyerang polisi di utara kota Zarqa.
“Sejauh ini 103 anggota kelompok Salafi telah ditangkap,” kata Srur.
Seorang anggota gerakan Salafis kepada AFP pada hari Sabtu (16/4) menyatakan bahwa 22 tokoh kelompok Islam termasuk anggotanya yang berpengaruh di Yordania, Abdul Shahatah al-Tahawi, ditahan.
Perdana Menteri Yordania, Maaruf Bakhit, menuduh kelompok tersebut merupakan organisasi bersenjata, dan mengatakan pemerintahnya akan menindak tegas para perusuh.
Tidak seperti protes pro-reformasi di Yordania dalam beberapa minggu terakhir, para demonstran Salafis telah menuntut pembebasan 90 tahanan dari kaum Muslimin.
Mereka ingin Abu Mohammed al-Maqdessi, yang diklaim sebagai mentor Al-Qaeda di Irak pimpinan Abu Musab al-Zarqawi, dibebaskan oleh pemerintah.
Kelompok ini telah memprotes selama beberapa minggu dan juga melancarkan demonstrasi di Amman. (althaf/arrahmah.com)