AMMAN (Arrahmah.com) – Otoritas Yordania menggerebek istana mantan putra mahkota kerajaan pada Sabtu (3/4/2021) dan menangkap dua pembantu senior setelah intelijen mengungkap ada percobaan kudeta terhadap raja yang berkuasa, Raja Abdullah.
Penangkapan dipusatkan pada jaringan yang diduga terhubung dengan Pangeran Hamzah bin Hussein, saudara tiri Raja Abdullah, yang dicopot dari jabatannya 16 tahun lalu.
Pimpinan militer Yordania kemudian membantah laporan bahwa Pangeran Hamzah telah ditangkap. Namun, pejabat intelijen di wilayah tersebut dan di Eropa mengatakan mereka yakin Pangeran Hamzah telah ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Jalan di dekat istana Pangeran Hamzah di ibu kota Yordania, Amman, diblokir oleh unit militer pada Sabtu (3/4) malam, dan polisi berpatroli di semua pintu masuk ke kota dan jalan raya ke bagian lain negara itu.
Panglima militer Yusef Ahmed al Hunait mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah diminta untuk menghentikan pergerakan dan aktivitas untuk menjaga keamanan dan stabilitas Yordania.
Dilansir The Guardian (3/4), para pembantu yang ditangkap adalah Sharif Hassan bin Zaid dan Bassem Ibrahim Awadallah.
Bin Zaid sebelumnya pernah menjabat sebagai utusan Yordania untuk Arab Saudi dan merupakan saudara dari seorang perwira senior intelijen Yordania yang dibunuh al Qaeda di Afghanistan pada 2019. Serangan bunuh diri itu juga menewaskan lima petugas CIA.
Sedangkan Awadallah, menjabat sebagai kepala istana dan dianggap oleh pejabat barat sangat dekat dengan Raja Abdullah.
Abdullah, yang telah memerintah Yordania sejak kematian ayahnya, Raja Hussein, pada 1999, tidak pernah dianggap menghadapi oposisi terorganisir yang serius selama dua dekade pemerintahannya. (hanoum/arrahmah.com)