AMMAN (Arrahmah.com) – Otoritas Yordania pada Selasa (28/7/2020) membantah tuduhan terkait pengiriman senjata ke Armenia selama terjadinya bentrokan di perbatasan Azerbaijan-Armenia pada awal bulan ini.
Yordania memanggil Duta Besar Azerbaijan di Amman, Rasim Rzayev, untuk menjelaskan hal tersebut.
Langkah tersebut terjadi sehari setelah Kementerian Luar Negeri Azerbaijan memanggil Duta Besar Yordania di Baku, Abdullah Ghosheh.
Pada Senin (27/7), Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Araz Azimov, bertemu dengan Duta Besar Yordania di Baku dan membahas mengenai rumor penjualan senjata oleh pihak swasta Yordania ke Armenia.
Dilansir Anadolu Agency, Azimov mengatakan, “Berita yang menyebar tentang penjualan senjata oleh Yordania ke Armenia menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Azerbaijan.”
Tentara Armenia melanggar kesepakatan gencatan senjata pada 12 Juli lalu, dengan menembaki pos militer dan desa di kota Tovuz, yang berbatasan dengan Armenia. Serangan tersebut menyebabkan 12 tentara Azerbaijan tewas dan empat lainnya luka-luka, serta menewaskan seorang warga sipil.
Azerbaijan kemudian merespon serangan tersebut dengan membombardir pos militer Armenia sehingga menyebabkan kerusakan parah.
Turki pun mengecam tindakan Armenia dan memperingatkan bahwa mereka tidak akan segan untuk terjun ke garda terdepan membantu Azerbaijan.
Upper Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional, telah diduduki secara ilegal sejak 1991 melalui agresi militer Armenia.
Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta keputusan oleh banyak organisasi internasional merujuk pada fakta ini dan menuntut penarikan pasukan Armenia dari Upper Karabakh dan tujuh wilayah pendudukan lainnya di Azerbaijan. (rafa/arrahmah.com)