CIREBON (Arrahmah.com) – Tersiar kabar di masyarakat bahwa Toserba Cherbon Junction Kota Cirebon melarang karyawatinya menutup aurat dengan mengenakan jilbab, dan dilaporkan pulaToserba tersebut menjual makanan haram yakni daging babi.
Demi meminta keterangan mengenai dua hal tersebut, usai shalat Jum’at perwakilan Aliansi Masyarakat Amar Maruf Nahi Munkar (ALMANAR) mendatangi Toserba Yogya Cherbon Junction di Jl.Kartini, Kota Cirebon, lapor Abu Ibrahim.
Kepada Hari Manager Umum Toserba Yogya, ditanyakan mengenai dua hal tersebut oleh Ustadz Marwi Koordinator ALMANAR. Hari mengaku bahwa pihaknya tidak melarang karyawati mengenakan jilbab.
“Kami tidak melarang karyawati untuk mengenakan jilbab,” katanya.
Sedang soal menual barang haram yakni daging babi, “Kami sudah meminta arahan dari institusi terkait mengenai rencana kami akan menjual daging tidak halal (babi).”
Namun keterangan berbeda disampaikan oleh Neni bagian personalia Toserba Yogya Cherbon Junction yang mengatakan memang ada syarat standard penampilan bagi karyawati yang ingin bekerja di Toserba Yogya yakni tidak berjilbab.
Terkait dualisme pendapat dari pihak manajemen, Ustadz Andi Mulya mengatakan agar lebih baik pihak manajemen Toserba Yogya mengakui telah melarang karyawati untuk berjilbab,
“Daripada mengelak dan kami ALMANAR akan membawa saksi-saksi dari karyawati yang gagal bekerja di Toserba yang anda kelola,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan kalau sampai pihak manajemen Toserba Yogya tidak merubah aturan mengenai jilbab dan masih tetap menjajakan dagangan haram maka kami ALMANAR akan kembali lagi dengan membawa massa ummat Islam Cirebon.
Sedang Ustadz Marwi menekankan pula bahwa Kota Cirebon adalah kota wali, jadi harusnya pihak manajemen bisa konsultasikan barang halal dagangan halal tidaknya kepada MUI.
“Dan menghargai kami yang mayoritas, jangan mengutamakan yang minoritas, itu yang membuat kami mayoritas Muslim tersinggung,” katanya.
Pihak manajemen Toserba Yogya akhirnya meminta maaf dan mengaku bersalah serta berjanji akan memperbaiki diri agar tidak terjadi gejolak pada masyarakat Cirebon ke depanya. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)