RAMALLAH (Arrahmah.com) – Presiden Palestina Mahmud Abbas akan berkunjung ke Riyadh pada Selasa (19/12/2017) untuk membahas pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Abbas akan bertemu dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman, ungkap duta besar Palestina untuk Arab Saudi, Bassam al-Agha, pada Senin (18/12).
Al-Agha mengatakan kepada Voice of Palestine bahwa perjalanan tersebut mencerminkan koordinasi yang berkelanjutan antara Abbas dan raja Saudi. Akan tetapi, hal itu terjadi di tengah kekhawatiran Palestina mengenai tanggapan Saudi yang dianggap lemah terhadap langkah Trump tersebut.
Segera setelah pengumuman Trump, pengadilan kerajaan Saudi mengutuk langkah tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab. Namun, belum banyak yang terdengar dari Riyadh sejak saat itu.
Saudi juga tidak mengirim perwakilan dari pejabat level tinggi ke KTT luar biasa OKI di Istanbul pekan lalu yang diketuai oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan dihadiri oleh Abbas dan Raja Yordania Abdullah.
Sementara itu, pemimpin senior Palestina melakukan pertemuan di Ramallah pada Senin malam untuk merumuskan strategi baru untuk menangani Israel, AS dan masyarakat internasional
Para pemimpin tersebut, termasuk komite eksekutif PLO, Komite Pusat Fatah, Perdana Menteri Rami Hamdallah serta para menteri dan kepala keamanan diharapkan dapat menegaskan bahwa AS telah kehilangan perannya sebagai mediator dan untuk membahas pembatalan Persetujuan Oslo 1993.
Kemungkinan besar, kata mereka, akan diputuskan untuk menggunakan Pengadilan Pidana Internasional untuk melawan Israel, atas dugaan kejahatan perang dan pembangunan permukiman yang sebagian besar dianggap sebagai tindakan ilegal oleh masyarakat internasional.
(ameera/arrahmah.com)