SURIAH (Arrahmah.com) – Kelompok hak asasi Yazidi mendesak Amerika Serikat untuk menunda rencananya untuk menarik pasukan dari Suriah, dengan mengklaim bahwa langkah itu membahayakan agama minoritas karena ISIS mungkin dapat bangkit kembali.
Dalam sebuah pernyataan pada Jum’at (4/1/2019), Free Yezidi Foundation yang berbasis di Belanda mengatakan kebangkitan ISIS menimbulkan “ancaman eksistensial terhadap minoritas” seperti Yazidi, lansir Al Jazeera pada Sabtu (5/1).
“Penarikan awal pasukan AS dari Suriah tidak hanya membahayakan agama minoritas di Irak dan Suriah, itu sangat meningkatkan kemungkinan kembalinya kekuatan militan Daesh,” klaim Free Yezidi Foundation, merujuk akronim ISIS dalam bahasa Arab.
“Ini adalah ancaman eksistensial bagi minoritas seperti Yazidi.”
Free Yezidi Foundation mengatakan AS harus menunda penarikan pasukan selama mungkin, dan juga mempertahankan kapasitas untuk melakukan serangan udara di Suriah dan Irak.
Mereka juga menyerukan pembentukan zona larangan terbang di Suriah utara untuk mencegah serangan Turki terhadap benteng-benteng Kurdi.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk menarik sekitar 2.000 tentara AS yang dikerahkan di Suriah utara pada 19 Desember lalu.
Pengumuman tiba-tiba tersebut berkontribusi pada pengunduran diri Menteri Pertahanan AS James Mattis dan memicu alarm dari kelompok Kurdi YPG, kelompok bersenjata terkuat yang didukung AS untuk perang melawan ISIS.
YPG juga memiliki kekhawatiran yang sama, khawatir penarikan pasukan AS bisa membuka jalan bagi serangan Turki terhadap pasukan Kurdi. (haninmazaya/arrahmah.com)