SAN’A (Arrahmah.com) – Menghadapi derasnya tekanan AS untuk berbuat lebih banyak dalam memerangi Al Qaeda setelah plot paket bom yang berhasil dicegat di Dubai dan Inggris, Yaman pada hari Selasa (2/11/2010) mengambil langkah mengejutkan dengan menempatkan pada tuntutan persidangan atas seorang ulama kelahiran AS yang dicari karena terlibat dalam serangan teror di Amerika.
Langkah ini merupakan simbolis, karena Anwar Al Awlaki sedang diadili secara in absentia. Tapi tampaknya upaya pemerintah Yaman ini adalah salah satu bukti yang ingin ditunjukkannya pada Amerika bahwa Yaman pun menganggap Al Awlaki sebagai ancaman yang serius, sesuatu yang telah diragukan AS di masa lalu.
Syaikh Al Awlaki yang lahir di New Mexico adalah salah satu yang ulama ‘radikal’ yang sering menganjurkan jihad melawan Amerika Serikat dan dianggap AS telah memiliki keterlibatan dalam beberapa serangan atau percobaan serangan terhadap AS.
Para pejabat Yaman mengatakan ia mungkin telah memberikan inspirasi dan izin atas insiden paket bom, meskipun tidak mengambil bagian aktif di dalamnya.
Pemerintahan Obama saat ini sedang mempertimbangkan tuduhan teror sendiri terhadap ulama berusia 39 tahun itu. Bahkan tanpa tuduhan, AS menempatkannya dalam daftar orang-orang yang harus ditangkap atau dibunuh CIA, setelah usaha pemboman gagal pada sebuah pesawat AS oleh pemuda Nigeria Natal tahun lalu. AS menuduh Al Awlaki merekrut pemuda tersebut di Yaman.
Al Awlaki diklaim tengah aman bersembunyi di pegunungan Yaman. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi beberapa pihak untuk menganggap pemerintah Yaman hanya berkomitmen setengah hati untuk menangkap atau membunuhnya.
Para pejabat Yaman bersikeras menyatakan mereka tidak memiliki dasar hukum untuk menahan Al Awlaki. Bahkan jika Al Awlaki, menurut para pejabat itu, konstitusi negara akan mencegah ekstradisi Al Awlaki ke Amerika Serikat karena ia adalah warga negara Yaman.
Tuntutan sidang ini merupakan sinyal bahwa telah terjadi sedikit pergeseran sikap Yaman dibawah tekanan AS pasca ditemukannya dua bom yang tersembunyi dalam bentuk paket yang dikirim dari Yaman dan ditujukan ke sinagog di daerah Chicago.
Dua paket ini ditemukan di pesawat transit melalui Dubai dan Inggris. Pejabat AS percaya bahwa plot ini adalah salah satu rencana Al Qaeda di Yaman, dimana Al Awlaki adalah salah satu pemimpinnya.
Persidangan Al Awlaki di pengadilan San’a pada hari Selasa (2/11) muncul sebagai sebuah kejutan. Nama Al Awlaki dan sepupunya, Ossam al-Awlaki, menjadi terdakwa in absentia pada menit terakhir dalam persidangan Hisyam Assem, yang dituduh membunuh seorang warga negara Prancis dalam serangan 6 Oktober di sebuah kompleks perusahaan minyak, tempatnya bekerja sebagai penjaga keamanan. (althaf/arrahmah.com)