SANA’A (Arrahmah.com) – Menteri Dalam Negeri Yaman, Ahmed Al-Maysari menuntut penutupan penjara-penjara informal yang dijalankan oleh Uni Emirat Arab (UEA), kantor berita SABA melaporkan pada Rabu (11/7/2018).
Al-Maysari membuat tuntutan selama pembicaraan yang diadakan di Aden dengan Reem Al-Hashemi, menteri UEA untuk kerja sama internasional, menyatakan keprihatinan atas pengawasan Emirat terhadap penjara, lansir Al Jazeera.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh komandan militer UEA di Yaman, Brigjen Mohammed Al-Hassani.
Sebuah penyelidikan oleh AP pada Juni lalu menemukan bahwa ratusan orang Yaman yang dicurigai sebagai pejuang Al-Qaeda atau ISIS tersapu ke dalam jaringan penjara. Kantor berita tersebut mengatakan para tahanan ditahan tanpa pengadilan.
Menurut laporan AP, penjara Yaman yang ditempatkan di penjara-penjara tersebut, bekerja di bawah arahan perwira Emirat, menggunakan berbagai metode penyiksaan dan pelecehan seksual.
Para penjaga juga diduga memperkosa para tahanan, sedangkan yang lainnya merekam adegan saat alat kelamin tahanan disengat listrik atau batu menggantung di buah zakarnya.
Perang Yaman dimulai pada 2015 setelah kelompok teroris Syiah Houtsi yang didukung Iran, menduduki ibu kota dan berupaya menggulingkan kekusaan pemerintah Yaman yang diakui internasional.
Koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi militer dengan kampanye udara tanpa henti dengan dalih untuk mendukung pemerintah Yaman dan mengembalikan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi ke kursi kekuasaan. (haninmazaya/arrahmah.com)