JALUR GAZA (Arrahmah.id) – Yahya Sinwar, pimpinan Hamas di Jalur Gaza, menegaskan bahwa para pejuang Hamas telah mengakibatkan kerugian besar terhadap militer “Israel” dan tidak akan tunduk pada syarat yang diajukan oleh “Israel”. Sinwar mengungkapkan pesannya kepada anggota Hamas di luar wilayah Gaza.
Dilansir Al Jazeera pada Senin (25/12/2023), Yahya Sinwar mengirimkan surat kapada para pemimpin kelompok Palestina yang ada di luar negeri tentang pencapaian sayap bersenjata Hamas, Brigade Izuddin Al-Qassam, setelah dua setengah bulan bertahan dan melawan militer “Israel” yang terus membombardir wilayah Jalur Gaza.
Dalam suratnya, Sinwar mengklaim setidaknya terdapat 5.000 tentara dan perwira “Israel” yang terbunuh dan terluka sejak operasi darat dimulai pada akhir Oktober lalu.
“Sepertiga dari mereka, sekitar 1.660 orang, tewas, sementara sisanya cacat permanen atau terluka parah,” ungkapnya.
Sinwar juga memaparkan bahwa pejuang Palestina, yang menggunakan taktik perang gerilya, seperti penembak jitu, rudal anti-tank dan alat peledak, telah merusak seluruhnya atau sebagian dari 750 kendaraan lapis baja milik “Israel”, termasuk tank.
“Brigade Izuddin Al-Qassam sedang melakukan pertempuran sengit dan belum pernah terjadi sebelumnya melawan pasukan pendudukan ‘Israel’,” ungkap Sinwar, dilansir Al Jazeera.
“Brigade Al-Qassam menghancurkan tentara ‘Israel’ dan akan terus melakukannya, dan mereka tidak akan tunduk pada syarat pendudukan,” tegas Sinwar.
Brigade Al-Qassam merupakan sayap militer Hamas, faksi Palestina terbesar yang memerangi “Israel” di Gaza.
Ada juga kelompok lainnya yang ikut berjuang melawan militer “Israel” seperti Saraya Al-Quds (sayap bersenjata Jihad Islam) dan Brigade Abu Ali Mustafa yang lebih kecil, yang bersekutu dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina yang berhaluan kiri.
Surat dari Yahya Sinwar tersebut muncul di tengah pembaruan pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan “Israel” mengenai gencatan senjata.
“Israel” dilaporkan mengusulkan penghentian sementara pertempuran di mana sekelompok warga “Israel” dapat dibebaskan dari Gaza dengan imbalan pembebasan beberapa tahanan Palestina.
Adapun Hamas secara terbuka menolak tawaran tersebut, dengan mengatakan tidak akan ada pertukaran tahanan sebelum tercapai kesepakatan untuk mengakhiri perang secara permanen dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Meskipun “Israel” membombardir wilayah Gaza dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga menewaskan lebih dari 20.000 orang Palestina dan mendorong Gaza ke ambang bencana kemanusiaan, namun para pejuang Hamas tampaknya masih mampu menimbulkan kerugian besar pada militer “Israel”.
Sebanyak 14 tentara tewas selama akhir pekan di Jalur Gaza, termasuk di wilayah yang diklaim dikuasai tentara kolonial “Israel”.
Sejak 7 Oktober, tentara kolonial “Israel” telah merilis nama 489 tentara yang tewas dalam pertempuran atau tewas selama operasi. Jumlah tersebut termasuk mantan tawanan yang kemungkinan tewas akibat pemboman “Israel”.
Hamas dan faksi Palestina lainnya secara rutin mempublikasikan video serangan mereka terhadap para tentara “Israel”, termasuk gambar senjata dan amunisi “Israel” yang disita selama pertempuran.
Militer “Israel” mengklaim membunuh ribuan pejuang Hamas dan menghancurkan banyak terowongan. Namun, sejauh ini tidak ada perubahan serius yang terjadi pada kemampuan tempur Hamas dan faksi Palestina lainnya yang berjuang di Jalur Gaza. (Rafa/arrahmah.id)