(Arrahmah.id) – Dahulu kala di Sisilia terdapat banyak Masjid yang indah, perpustakaan penuh dengan buku-buku berbahasa Arab dan jalan-jalan yang ramai oleh kaum Muslimin. Sisilia adalah pulau terbesar di Mediterania dan menempati posisi strategis paling penting di antara di antara pulau-pulau yang ada, sekaligus yang terkaya dari segi sumber daya alam.
Berbagai pemimpin dan bangsa telah berupaya untuk menaklukkan Sisilia. Ekspansi Islam pertama di Sisilia adalah ekspedisi Abdullah Ibn Qaid Al Fazari pada 666 M (46 H) selama kekhalifahan Utsman bin Affan radhiallahu anhu. Tidak banyak yang tercatat dari ekspedisi ini selain beberapa tanah Sisilia yang ditaklukkan.
Selama bertahun-tahun, banyak upaya dilakukan oleh umat Islam untuk menaklukkan Sisilia, tetapi baru pada Juni 827 mereka akhirnya memperoleh pijakan dengan merebut Mazara di ujung barat pulau itu.
Di bawah kekuasaan Islam, Sisilia sekali lagi menjadi lumbung bagi dunia, sebagaimana ketika dikuasai Romawi. Sementara Bizantium dan Romawi sebelum mereka hanya tertarik pada penanaman biji-bijian, orang-orang Arab memperkenalkan banyak tanaman baru: kapas, rami, kurma, tebu, murbei, dan buah jeruk. Budidaya tanaman ini dimungkinkan oleh teknik irigasi baru yang dibawa oleh bangsa Arab. Inovasi-inovasi ini, terutama pemecahan perkebunan besar dan redistribusi tanah, mengakhiri tahun-tahun panjang depresi ekonomi dan sosial. Sisilia mulai berbunga.
Ketika orang-orang Normandia menaklukkan Arab Sisilia, mereka menemukan budaya yang jauh lebih unggul daripada budaya mereka sendiri. Tidak seperti banyak penakluk lain dalam sejarah, mereka tidak menghancurkan peradaban berkembang yang mereka warisi. Sebaliknya, mereka menggabungkan pengetahuan dan budaya Islam yang dibumbui pengaruh Bizantium untuk menghasilkan peradaban Arab/Norman yang bersinar setidaknya selama satu abad.
Sedikit yang tersisa dari warisan Islam di Sisilia seperti beberapa kata yang diucapkan dalam dialek lokal Sisilia, seperti suq (pasar), al cantara (jembatan-qantara), gibellina (gunung-jabl) dan cassata (qassata-keju).
Sampai hari ini beberapa nelayan di Sisilia menyanyikan sebuah lagu dengan kata-kata “Ajamola Ajamola” yang diterjemahkan dalam bahasa Arab sebagai ‘A Ya Maula’ yang berarti ‘Ya Tuhanku’. Lagu ini adalah cara untuk meminta pertolongan Tuhan saat menangkap ikan.
Penyair Muslim terkenal Dr. Alama Iqbal pernah mengunjungi Sisilia dan menulis puisi Urdu yang menyebut Sisilia sebagai ‘Meadow of the Sea yang Indah’. (zarahamala/arrahmah.id)