NOTTINGHAM (Arrahmah.com) – Puluhan perempuan non-Muslim mencoba mengenakan hijab pada Hari Hijab Dunia di Old Market Square, Nottingham, sebagaimana dilansir oleh Nottingham Post, Ahad (1/2/2015).
Acara ini diselenggarakan oleh kelompok remaja Muslimah dan KQZ untuk membantu meredam kesalahpahaman yang sering terjadi terkait mengapa Muslimah harus memakai hijab.
Yvette Rodney, mencoba mengenakan kerudung untuk pertama kalinya. “Saya hanya lewat dan melihatnya,” kata Yvette, warga Kanada, yang sedang mengunjungi pamannya di Carlton.
“Sangat menyenangkan bahwa perempuan Muslim Nottingham memiliki kepercayaan diri untuk berbagi budaya mereka.”
Waheed Zaman, kelompok aksi masyarakat KQZ Institute mengatakan bahwa mereka memiliki respon positif. “Nottingham adalah kota yang sangat beragam dan kami ingin melakukan sebisa kami untuk terus menyebarkan pesan dan mengintegrasikan budaya yang berbeda,” katanya.
Malaika Kayani, salah satu anggota di Komunitas tersebut, menambahkan: “Banyak perempuan yang mencoba mengenakan kerudung. Mereka mengatakan bahwa mereka suka.”
“Ada banyak kesalahpahaman umum tentang kerudung. Yang paling utama adalah bahwa perempuan dipaksa untuk memakainya, pendapat yang sangat jauh dari kebenaran.”
“Bagi kebanyakan wanita muslim kerudung adalah simbol kebebasan, bukan penindasan. Mengenakan kerudung adalah keputusan yang sangat pribadi dan independen.” tegas Malaika.
Panitia World Hijab Day berharap bisa mengumpulkan 10 juta orang saat acara tahunan World Hijab Day yang digelar untuk ketiga kalinya pada 1 Februari 2015 mendatang.
“Misi kami adalah untuk mengumpulkan 10 juta peserta di seluruh dunia. Acara ini diselenggarakan sejak dua tahun terakhir untuk membangkitkan kesadaran dan pemahaman yang lebih baik dan dunia yang damai,” tulis penyelenggara World Hijab Day di halaman Facebook mereka, pada Ahad (01/02).
Pernyataan itu menambahkan, World Hijab Day juga bertujuan untuk mendorong toleransi beragama secara global melalui kesadaran Hijab.
“Kami meminta kepada perempuan non-Muslim dan Muslimah yang tidak memakai kerudung di seluruh dunia untuk memakai kerudung selama sehari pada 1 Februari. Hari itu akan menjadi hari bagi setiap orang yang ingin mengalami bagaimana rasanya memakai kerudung.”
“Kami tidak berharap banyak selain itu. Kami berharap kalian mendapat pengetahuan dan pengalaman yang sedikit berbeda tentang definisi kebebasan.”
Pada 1 Februari nanti, jutaan wanita Muslim dan non-Muslim akan memakai hijab dan secara serentak melakukan long march di jalan-jalan di 116 negara untuk memperingati 3 tahun World Hijab Day.
World Hijab Day adalah ide dari seorang warga New York bernama Nazma Khan. Acara tersebut menjadi sarana bagi Khan untuk menumbuhkan toleransi dan pemahaman beragama.
Khan juga melihat bahwa World Hijab Day sebagai kesempatan terbaik untuk melawan beberapa kontroversi seputar mengapa Muslimah memilih untuk memakai hijab.
“World Hijab Day bukanlah suatu tindakan pemujaan melainkan cara yang efektif untuk menciptakan kesadaran global tentang isu yang kini mendapat serangan yang tak adil,” kata Mufti Ismail Menk.
Di seluruh dunia, relawan telah bersiap untuk acara yang ditunggu-tunggu ini. Peserta dari Amerika dan Eropa hingga Asia dan Afrika menyambut antusias acara World Hijab Day.
“Saya suka mengenakan kerudung. Saya merasa sangat cantik. Meskipun saya non-Muslim, mengenakan kerudung membuat saya merasa lebih cantik dan unik,” kata Adreena, yang tinggal di California.
“Saya memakai secara sembunyi-sembunyi karena sepertinya tidak diterima di masyarakat di sini. Termasuk teman-teman saya juga tidak suka, jadi saya memakai kerudung saat saya tidak dilihat oleh mereka,” ujar Juliana, non-Muslim dari Minneapolis, Minnesota.
Hijab menjadi perhatian dunia sejak Perancis melarang Muslimah memakainya di tempat umum pada tahun 2004.
(ameera/arrahmah.com)