CHRISTCHURCH (Arrahmah.com) – Remaja Australia yang memecahkan telur di atas kepala seorang politisi atas pernyataan ofensifnya tentang pembantaian masjid di Selandia Baru telah menyumbangkan hampir $ 100.000 kepada orang-orang yang terkena dampak pembunuhan tersebut.
Will Connolly (17) menjadi terkenal ketika ia menceplokkan telur ke kepala Senator sayap kanan Fraser Anning di sebuah konferensi pers setelah yang terakhir mengatakan membiarkan “Muslim fanatik” bermigrasi ke Selandia Baru adalah penyebab penembakan masjid pada bulan Maret.
Polisi memperingatkan Connolly atas insiden itu, tetapi ia dengan cepat menjadi orang terkenal, menarik dukungan dari seluruh penjuru dunia, termasuk dukungan bintang bola basket Ben Simmons.
Ketika polisi menyelidiki insiden itu, para pendukung Connolly mengumpulkan 99.922 dolar Australia ($ 69.171) melalui dua akun crowdfunding untuk membayar biaya hukumnya.
Tetapi sebuah firma hukum mengajukan diri untuk menangani kasus ini secara gratis di mana Connolly lolos dari tuduhan.
Remaja tersebut mengumumkan di Instagram pada Rabu bahwa ia telah menyumbangkan uang itu kepada dua kelompok pendukung untuk orang-orang yang terkena dampak penembakan Christchurch – Yayasan Christchurch dan Dukungan Korban.
“Akhirnya !!! Setelah sejumlah besar birokrasi, $ 99.922,36 hari ini telah ditransfer ke Yayasan Christchurch dan Dukungan Korban,” tulis Connolly sebagaimana dilansir Al Jazeera (30/5/2019).
“Saya memutuskan untuk menyumbangkan semua uang untuk membantu memberikan bantuan kepada para korban pembantaian … (uang) itu bukan hak saya,” tulisnya di akun Instagram miliknya.
“Kepada para korban tragedi itu, aku dengan sepenuh hati berharap ini bisa melegakanmu,” katanya. “Terus menyebarkan cinta.”
Pada 15 Maret tahun ini, seorang pria bersenjata yang dipersenjatai dengan senjata semiotomatis menargetkan kaum Muslim yang menghadiri shalat Jumat, menewaskan 51 jemaah dan melukai puluhan lainnya. Serangan itu disiarkan langsung di Facebook.
Pemuda Australia, Brenton Tarrant, didakwa melakukan 51 pembunuhan dan terlibat dalam “aksi teroris”. Dia belum diminta untuk mengajukan pembelaan dan dijadwalkan muncul di pengadilan lagi pada 14 Juni.
Sementara itu, Anning, yang duduk di Senat Australia sebagai legislator independen setelah mundur dari partai One Nation awal tahun lalu, tidak lagi berada di parlemen setelah dia terpilih dalam pemilihan umum negara itu pada 18 Mei.
(fath/arrahmah.com)