BELANDA (Arrahmah.com) – Sungguh ‘lucu’ pernyataan Geert Wilders, ekstrimis Belanda si anti-Islam pemimpin Partij voor de Vrijheid – partai untuk Kebebasan (PVV) menyeru umat Islam seluruh dunia untuk meninggalkan Islam. Dia berpidato di New York untuk mempromosikan bukunya yang berbahasa Inggris Marked of Death melalui acara Fox News, seperti dilansir NIS News pada hari Rabu (2/5/2012).
Wilders mengatakan bahwa bukunya menjelaskan bahwa Islam adalah “ideologi totaliter”dan mengklaim bahwa hal tersebut adalah dorongan untuk cinta-kebebasan umat Islam untuk mengubah Islam. Bahkah Wilders mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang penuh dendam.
“Saya mendukung mereka yang berjuang untuk kebebasan dunia Islam sepenuhnya. Orang-orang Arab, Turki, Iran, Pakistan dan Indonesia memiliki potensi yang besar. Jika mereka dapat membebaskan diri mereka sendiri dari penindasan Islam, jika mereka dapat berhenti dari melihat Muhammad sebagai teladan mereka dan jika mereka dapat melepaskan diri dari Qur’an yang penuh dendam, maka mereka dapat mencapai hal-hal yang menakjubkan,” kata Wilders dalam pidatonya.
Wilders menyuruh umat Islam meninggalkan Al-Qur’an dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya dia menyeru umat Islam untu meninggalkan Islam.
Belum lama ini pemerintahan Belanda runtuh ketika Wilders menarik diri dari negosiasi anggaran dengan partai Konservatif (VVD) dan Kristian Demokrat (CDA). Wilders menyerukan keputusan yang sulit untuk solusi penyelamatan Belanda, akhirnya koalisi runtuh disusul dengan pengunduran diri Perdana Menteri Belanda. Solusi tercepat untuk Belanda adalah dengan mempercepat pemilu baru yang disebut-sebut akan dilaksankan pada 12 September mendatang, seperti yang dikatakan Wilders dan dia sangat bernafsu untuk mendapatkan kekuasaan di Parlemen Belanda.
Wilders mengatakan dalam wawancara dengan Radio1 pada (1/4) bahwa tanpa membangkitan kedaulatan nasionalnya maka tidak dapat memerangi Islam.
“Kami sekarang terkonsentrasi pada pemilihan pada 12 September. Kampanye kami akan berada pada kebutuhan untuk membangkitkan kedaulatan nasional kami, karena tanpa ini kami tidak dapat mempertahankan identitas kami dan memerangi Islamisasi,” ujar Wilders.
Wilders nampaknya tidak tertarik untuk pindah ke Amerika Serikat (AS), negara yang saat ini masih menjadi ‘juara’ dalam memerangi Islam di Seluruh dunia. Wilders mengatakan bahwa dia tidak sedang berencana untuk pindah ke AS. “Saya benar-benar tinggal di Belanda dan akan berkampanye untuk pemilihan dengan sangat antusias dan dengan sense yang sangat baik,” tegasnya.
Wilders dikenal luas di Eropa pada program partai untuk melarang Al-Qur’an, termasuk Masjid baru, larangan cadar, imigran Muslim dan atas pidatonya yang provokatif dan penuh kebencian yang menyerukan “Islam adalah ideologi budaya terbelakang” dan menyamakan Al-Qur’an dengan Mein Kampf (buku karya Hitler). (siraaj/arrahmah.com)