DAMASKUS (Arrahmah.com) – “Waktu ujian terburuk.” Demikian lapor Syria Direct saat lebih dari 300.000 pelajar SMA Suriah memulai hari pertama ujian akhirnya pada Ahad (17/5/2015).
Menurut aktivis lokal, para siswa itu diantarkan dengan bis oleh pihak sekolah, karena rezim menolak mengelola ujian akhir di daerah Muadimiyat a-Syam yang diblokirnya.
Rencana pengangkutan peserta ujian itu merupakan persetujuan antara panitia negosiasi lokal dengan gubernur, ujar Wasi Ahmad, seorang aktivis dari Dewan Oposisi Daerah Muadimiyat.
Muadimiyat a-Syam, berada di bawah kekuasaan Mujahidin, telah berulang kali diblokade oleh rezim dan telah menjadi subjek pengepungan kasar sejak Februari.
Kondisi ujian akhir di sekolah negeri yang dikuasai Mujahidin di Idlib tersebut sangat kontras dengan foto kelas ujian siswa perempuan yang dipublikasikan kantor berita pemerintah nusyairiyah, SANA.
“Jika tdak ada sekolah di salah satu lingkungan Idlib, kami menampung siswa di rumah warga sipil atau terkadang di gua dimana mereka dapat belajar dan mengerjakan ujian,” ujar Jamal al-Syahud, Direktur Provinsi Merdeka Idlib, kepada Syria Direct.
“Kami telah mengurangi jam belajar mereka di sekolah…guna membatasi waktu para siswa berkumpul di kelas dan membubarkan mereka sebelum pesawat (rezim) tiba (menyerang),” tandas Jamal. (adibahasan/arrahmah.com)