BANGLADESH (Arrahmah.com) – Pemerintah Inggris telah bergerak untuk mempengaruhi pendidikan Islam di Bangladesh sebagai bagian dari strategi perang regional melawan “teror” (istilah yang digunakan propaganda Demokrasi untuk Islam).
Bocornya dokumen kawat diplomatik yang dirilis Wikileaks mengungkapkan bagaimana Departemen untuk Pembangunan Internasional (DFID) telah bekerja dengan AS untuk mengubah kurikulum ribuan madrasah sebagai “tujuan umum kontra-terorisme”.
Dalam salah satu dokumen yang mendiskusikan taktik “kontra-terorisme” oleh AS dan Inggris, Duta Besar AS untuk Dhaka, James Moriarty mencatat bagaimana rencana mereka melibatkan perdana menteri negara itu, Sheikh Hasina untuk mengembangkan dan menerapkan kurikulum standar untuk madrasah Islam yang tidak diatur sekolah.
Pergerakan diikuti dengan sebuah proposal untuk “program pengembangan kurikulum” madrasah untuk pemerintah Bangladesh oleh agen pemerintah AS, USAid.
Terdapat sekitar 64.000 sekolah Islam di Bangladesh. Mereka dianggap penting sebagai bagian dari sistem pendidikan Bangladesh, sering menyediakan sekolah gratis untuk anak-anak yang orangtuanya tidak dapat mengirim mereka ke sekolah konvensional.
Beberapa kelompok menuduh madrasah meradikalisasi anak-anak dengan klaim yang mereka gunakan yaitu sebagai kamp-kamp pelatihan jihad.
Dr. Ghaysuddin Siddiqui, Institut Muslim di London setuju dengan intervensi DFID dan mengatakan bahwa itu merupakan upaya untuk mencegah radikalisasi pemuda Muslim di Asia Selatan.
“Ini merupakan masalah klasik,” ujarnya. “Ada kebutuhan untuk melihat kurikulum madrasah yang tidak diatur dalam waktu yang lama.” (haninmazaya/arrahmah.com)