JAKARTA (Arrahmah.com) – WikiLeaks kembali membeberkan dokumen terkait pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam bocoran kawat dari Kedubes AS di Jakarta ke Washington tertanggal 23 Oktober 2009, terdapat analisis mengenai sejumlah menteri pemerintahan SBY yang dinilai bisa dijadikan sekutu Amerika Serikat di Indonesia.
“Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru menjanjikan dalam hal kerjasama AS-Indonesia di sejumlah isu penting seperti: ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan keamanan pertahanan,” demikian dokumen berkode 09JAKARTA1773 tersebut. Dokumen dibuat pada 23 Oktober 2009 pukul 00.05 dengan kategori ‘For Official Use Only’.
Menurut Kedubes AS, menteri ekonomi pilihan SBY merupakan sosok yang dapat menjanjikan kelanggengan hubungan AS-Indonesia. Secara khusus, disebutkan Menkeu Sri Mulyani dan Menag Mari Pangestu.
“Ini langkah yang disambut baik oleh komunitas bisnis (AS?),” demikian rilis WikiLeaks.
Sementara terhadap Menperin MS Hidayat, dinilai bagus karena memiliki latar belakang dari Kadin. Sementara Menko Perekonomian Hatta Rajasa dinilai bisa ‘bermanfaat’ secara politik karena memiliki kedekatan dengan SBY.
“Bisa dimanfaatkan kekuatan politiknya untuk mendorong sejumlah kebijakan. Tapi (Hatta) tak punya rekam jejak baik dalam hal reformasi,” demikian WikiLeaks.
Terkait menteri pertahanan dan menko polhukam, AS menilai sosok Purnomo Yusgiantoro dan Djoko Suyanto cukup tepat.
“Purnomo telah bekerjasama dalam isu keamanan, kontraterorisme dan energi dengan kita, sementara Djoko Suyanto dikenal sebagai sosok reformis di militer dan mengenyam pendidikan di AS di Nellis Air Force Base,” kata dokumen tersebut.
Selain itu, munculnya nama Marty Natalegawa sebagai menlu di Kabinet Indonesia Bersatu rupanya mengejutkan Amerika Serikat. Bahkan Kedubes AS di Jakarta sampai perlu meminta izin untuk mendekati Marty dan menjadikannya mitra utama AS.
“Direkomendasikan agar Menlu AS Hillary Clinton mengucapkan selamat pada Marty, yang mantan perwakilan Indonesia di PBB secepatnya,” demikian yang terungkap dari kawat tersebut.
“Juga direkomendasikan agar Menlu AS mengirimkan surat resmi ucapan selamat dan meminta izin untuk bertemu dalam acara APEC, November di Jakarta untuk mengusahakan Marty menjadi mitra dan advokasi (AS),” demikian kawat dari Jakarta.
Semakin banyak tokoh yang pro dan bisa dimanfaatkan AS untuk memuluskan kebijakannya di Indonesia, maka semakin dalam pulalah cengkeraman ‘invasi terselubung’ yang dilakukan AS di negeri yang mayoritas berpenduduk Muslim ini. Dan tentu saja makin dekat pula bangsa ini dengan kebobrokan akibat permainan dan tipuan yang dilakukan oleh negara sok adidaya tersebut. (dbs/arrahmah.com)