DAMASKUS (Arrahmah.com) – Dokumen diplomatik resmi mengungkapkan bahwa tokoh intelijen terkemuka di Suriah meminta tokoh terkenal Libanon untuk mempersiapkan tindakan destruktif di Libanon yang bisa menyebabkan ketidakstabilan dan meningkatkan kekacauan.
Dua dokumen yang diterbitkan Wikileaks yang dikeluarkan oleh kepala Intelijen Saudi dan diteruskan ke Raja Arab Saudi, mengungkapkan bahwa orang kepercayaan keluarga Assad, Jenderal Muhammad Nasif, telah menghubungi 9 tokoh politik: Abdul
Rahman Murad (mantan Menteri Pertahanan), Asim Qanso (Kepala Partai Baath di Libanon), Ali Hasan Khalil (dari gerakan Amal), Shaker Birjawi (Kepala Partai Arab), Mustafa Hamdan (mantan Komandan Garda Republik), Wiam Wahab (Kepala Partai
Arab Tawhidi), Ali Eid (Kepala Partai Demokrat Arab) dan Najah Wakim (Pemimpin Gerakan Rakyat) dan wakilnya, Ibrahim Al- Halabi.
Nasif meminta mereka untuk melakukan tindakan destruktif di Libanon terhadap kelompok Salafi dan Ikhwanul Muslimin dan mereka semuanya menerima kecuali Najah Wakim dan wakilnya Ibrahim al-halabi, seperti dilansir Zaman Alwasl pada Senin
(29/6/2015).
Mengejutkan, informasi yang didapat dari dokumen tersebut mengatakan bahwa Nasif telah berjanji kepada peserta pertemuan bahwa senjata akan disediakan oleh milisi Palestina, Ahmed Jibril, karena memiliki situs militer di Libanon di luar kendali negara, mirip dengan “Hizbullah”.
Sebulan setelah dokumen pertama, kepala intelijen Saudi mengirim surat lain kepada Raja Saudi menjelaskan bahwa Wiam Wahab telah menerima pengiriman senjata dan bahan peledak dari milisi Jibril dan dia menyimpannya di kota Jahiliyah, kampung halamannya.
Dokumen Saudi menyebutkan bahwa banyak anggota partai Wahab telah mendapatkan pelatihan intensif oleh ahli dari Suriah dan Iran.
Wikileaks dua minggu lalu mempublikasikan lebih dari 60.000 dokumen diplomatik Saudi ke internet. (haninmazaya/arrahmah.com)