DOHA (Arrahmah.com) – Menurut informasi yang dirilis Wikileaks berdasarkan laporan kawat Amerika di kedutaan AS untuk Doha, Qatar, Chase Untermeyer, tertanggal 19 Oktober 2005, kepala departemen public relation kedutaan memanggil direktur Al Jazeera, Wadah Khanfar dan sangat menegurnya sehubungan dengan laporan oleh intelijen militer Amerika pada peristiwa perang Irak.
Para perwira Amerika memerintahkan Khanfar untuk mengidentifikasi sumber-sumber Al Jazeera di Irak untuk intelijen AS dan tidak menggunakan kata “kesepakatan” dalam laporan, ketika terjadi sebuah perjanjian lisan antara pemerintah boneka Irak dengan militer Amerika.
Dalam pembelaannya, Khanfar mengatakan :
1. Ada beberapa kesalahan kecil yang kita terima dan alamatkan
2. Laporan intelijen militer AS mengambil potongan-potongan dari keseluruhan dan tidak menyebutkan konteks.
3. Adapun statemen “teroris”, Al Jazeera telah melakukan sensor dan editing, keterangan “teroris” terpaksa digunakan dalam laporan. Namun Anda tidak bisa memaksa rakyat Irak biasa, yang diwawancarai dalam laporan untuk berbicara dalam bahasa demokratik. Dia, Khanfar, sebagai kepala manajer, memerintahkan wartawan untuk menggunakan bahasa demokratik pro-Amerika tetapi ia tidak bisa memberi perintah tersebut kepada rakyat Irak biasa.
Berkenaan dengan Laporan Khusus tentang pembantaian penduduk sipil oleh tentara Amerika di Tal Afar, ia sudah menghapus 2 foto pembantaian di situs Al Jazeera. Khanfar juga berjanji untuk menghapus bukti dari dokter setempat mengenai penggunaan gas beracun oleh tentara Amerika terhadap warga sipil Tal Afar.
Untuk menghindari kemarahan ini berulang, dia, Khanfar memberikan perintah kepada wartawan untuk mengirim semua bahan untuk “Laporan Khusus” kepada dirinya untuk dilakukan penyensoran, Duta Besar Amerika menulis dari Qatar dalam catatan hariannya. (haninmazaya/arrahmah.com)