LONDON (Arrahmah.com) – Virus Ebola yang mematikan telah menyebar di Eropa, tapi benua itu melakukan persiapan untuk mengendalikan penyakit ini, kata direktur regional World Health Organization (WHO), Selasa (7/10/2014).
Berbicara kepada Reuters beberapa jam setelah kasus infeksi Ebola pertama di Eropa ditemukan pada seorang perawat di Spanyol, direktur WHO Eropa, Zsuzsanna Jakab, mengatakan bahwa penyebaran virus Ebola di Eropa “tidak dapat dihindari”.
Pejabat kesehatan Spanyol mengatakan ada empat orang yang telah dirawat di rumah sakit, dan pihaknya berupaya untuk membendung penyebaran lebih lanjut dari virus Ebola setelah seorang perawat di Spanyol menjadi orang pertama di wilayah Eropa yang terjangkit virus mematikan itu.
“Kemungkinan besar kasus tersebut dan kejadian serupa seperti yang terjadi di Spanyol akan terjadi juga di dimasa yang akan datang,” kata Jakab kepada Reuters dalam wawancara telepon dari kantornya di Copenhagen.
“Hal ini sangat tidak dapat dihindari … kejadian tersebut akan terjadi di masa depan karena tingginya perjalanan warga Eropa ke negara-negara yang terkena dampak dan sebaliknya,” katanya.
Beberapa negara di kawasan Eropa, termasuk Perancis, Inggris, Belanda, Jerman, Swiss, Norwegia dan Spanyol, telah merawat pasien yang terinfeksi virus Ebola. Mereka terinfeksi virus Ebola di Afrika Barat, dan dipulangkan ke negaranya.
Virus Ebola dengan ganas mewabah di Guinea, Sierra Leone dan Liberia sejak Maret .
Ebola telah menginfeksi sekitar 7.200 orang di Afrika Barat, menewaskan lebih dari 3.400 dari mereka, yang merupakan wabah penyakit terbesar sepanjang sejarah. Kasus ini juga telah menyebar ke Nigeria, Senegal dan Amerika Serikat.
Jakab mengatakan bahwa dalam wilayah Eropa, petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi Ebola yang dipulangkan, begitu juga dengan keluarga mereka, merupakan yang paling berisiko terinfeksi virus mematikan itu.
“Ini akan terjadi,” katanya. “Tapi yang paling penting dalam pandangan kami adalah bahwa Eropa masih beresiko rendah dan terutama beberapa negara di bagian barat kawasan Eropa memiliki persiapan terbaik di dunia dalam menanggapi virus Ebola.”
Ebola, salah satu penyakit paling mematikan yang bisa memiliki masa inkubasi hingga 21 hari dan ahli penyakit mengatakan bahwa virus Ebola menular bila pasien menunjukkan gejala-gejala seperti demam, muntah dan diare.
Infeksi ini ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti darah, muntah dan kotoran.
Sebuah studi oleh para ilmuwan yang melacak epidemi Ebola dan data lalu lintas penerbangan memprediksi bahwa risiko tinggi penyakit ini tanpa disadari dibawa oleh orang yang melakukan perjalanan ke Eropa tanpa mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi.
(ameera/arrahmah.com)