(Arrahmah.id) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan keras tentang meningkatnya ancaman resistensi antibiotik, menyerukan tindakan global segera untuk mengatasi pembuangan limbah antibiotik yang tidak tepat. Organisasi ini menekankan bahwa penanganan limbah antibiotik yang tidak tepat secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan resistensi antimikroba (AMR), yang menimbulkan risiko besar bagi kesehatan global.
Dalam laporan yang baru saja dirilis, WHO menyoroti bagaimana pabrik-pabrik farmasi, fasilitas kesehatan, dan sektor pertanian menjadi kontributor utama dalam penyebaran residu antibiotik ke lingkungan. Residu ini masuk ke dalam sistem air, tanah, dan rantai makanan, yang menyebabkan berkembangnya bakteri yang kebal terhadap antibiotik. WHO memperingatkan bahwa, tanpa upaya terkoordinasi untuk mengelola dan mengurangi limbah ini, dunia dapat menghadapi krisis kesehatan masyarakat di mana infeksi umum menjadi tidak dapat diobati, lansir MEMO (4/9/2024).
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menekankan urgensi dari situasi ini dalam sebuah konferensi pers.
“Resistensi antimikroba adalah salah satu tantangan kesehatan yang paling mendesak di zaman kita. Jika kita tidak mengambil tindakan tegas sekarang, kita berisiko kembali ke era pra-antibiotik di mana infeksi ringan sekali lagi bisa menjadi mematikan.”
Laporan WHO ini muncul ketika resistensi antibiotik terus meningkat secara global, dengan perkiraan yang menunjukkan bahwa AMR dapat menyebabkan 10 juta kematian setiap tahun pada tahun 2050, jika dibiarkan. Organisasi ini mendesak tindakan global yang segera dan terkoordinasi untuk mencegah krisis yang membayangi ini dan melindungi kesehatan masyarakat untuk generasi mendatang.
Pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan para pemimpin industri kini berada di bawah tekanan untuk menanggapi seruan WHO dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memerangi ancaman yang terus meningkat ini. Dunia akan mengamati dengan seksama untuk melihat bagaimana para pemangku kepentingan ini akan mengatasi masalah limbah dan resistensi antibiotik yang mendesak. (haninmazaya/arrahmah.id)