JENEWA (Arrahmah.com) – Laju pandemi coronavirus baru (Covid-19) semakin cepat, Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan Senin (23/3/2020), tetapi mengatakan masih mungkin untuk mengubah lintasannya dengan melakukan serangan.
Pernyataan itu datang ketika jumlah kematian melonjak melewati 15.000, dengan lebih dari 341.000 orang terinfeksi di seluruh dunia, menurut penghitungan yang dikumpulkan oleh AFP dari sumber resmi.
“Pandemi semakin cepat,” kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual.
Dia mengatakan butuh 67 hari sejak dimulainya wabah Cina pada bulan Desember untuk virus menginfeksi 100.000 orang pertama di seluruh dunia.
Sebagai perbandingan, butuh 11 hari untuk 100.000 kasus kedua dan hanya empat hari untuk 100.000 kasus ketiga, katanya.
Jumlah kasus yang terdaftar resmi diyakini hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi sebenarnya, dengan banyak negara hanya menguji kasus yang paling parah yang membutuhkan rawat inap.
“Kita bukan orang yang tak berdaya. Kita bisa mengubah lintasan pandemi ini,” kata Tedros.
Bergabung dengan presiden FIFA Gianni Infantino, Tedros membandingkan pertarungan melawan Covid-19 dengan taktik sepakbola.
“Anda tidak bisa memenangkan pertandingan sepak bola hanya dengan bertahan. Anda juga harus menyerang,” kata Tedros.
Menjaga jarak, dapat mengulur waktu dengan memperlambat penyebaran, “tetapi itu adalah tindakan defensif yang tidak akan membantu kita untuk menang,” katanya memperingatkan.
“Untuk menang, kita perlu menyerang virus dengan taktik agresif dan bertarget,” katanya, mengulangi seruan untuk “menguji setiap kasus yang dicurigai, mengisolasi dan merawat setiap kasus yang dikonfirmasi dan melacak dan mengkarantina setiap kontak dekat.”
Tedros dan Infantino meluncurkan kampanye bersama yang bertujuan menyebarkan pesan tentang bagaimana melindungi diri terhadap infeksi sehingga dapat “menendang virus corona”.
“Untuk wajah Anda, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Ini dapat mencegah virus memasuki tubuh Anada.”
“Jika Anda merasa tidaksehat, tetap di rumah.”
Menurut Tedros, saat ini sedang dilakukan penelitian dan pengembangan untuk menemukan vaksin dan obat untuk mengobati Covid-19.
Tetapi dia mengatakan bahwa “saat ini tidak ada pengobatan yang telah terbukti efektif melawan Covid-19,” dan memperingatkan terhadap penggunaan obat-obatan yang tidak terbukti bekerja melawan penyakit.
“Menggunakan obat-obatan yang tidak diuji tanpa bukti yang benar dapat meningkatkan harapan palsu dan bahkan lebih merusak daripada memberi kebaikan,” katanya.
Antara lain, beberapa negara sedang mempertimbangkan untuk menggunakan obat antimalaria sebagai pengobatan terhadap virus corona baru.
Tedros juga mengatakan ada laporan “mengkhawatirkan” tentang sejumlah besar infeksi di kalangan petugas kesehatan.
Melindungi mereka dari virus harus menjadi prioritas utama karena jika tidak, “banyak orang akan mati karena petugas kesehatan yang bisa menyelamatkan hidup mereka sakit,” katanya. (haninmazaya/arrahmah.com)