JENEWA (Arrahmah.id) – Sembilan dari 10 orang yang terinfeksi hepatitis di seluruh dunia tidak menyadari status infeksi mereka, menurut data resmi.
Lebih dari satu juta orang meninggal setiap tahun akibat virus hepatitis, yang telah menjadi masalah global dan menjadi ancaman serius bagi kesehatan.
Setiap tahun pada 28 Juli, dunia memperingati Hari Hepatitis Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan risiko yang ditimbulkan oleh lima jenis virus mematikan, yang meliputi hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV), dan hepatitis E (HEV).
Hepatitis B dan C menyebabkan sebagian besar penyakit dan kematian di antara kelima jenis infeksi ini.
“Jutaan orang hidup dengan hepatitis yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati di seluruh dunia, meskipun kita memiliki alat yang lebih baik dari sebelumnya untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobatinya,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan pada Jumat (28/7/2023), lansir Anadolu.
Sekitar 354 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis B dan hepatitis C, dan jutaan lainnya berisiko terkena penyakit hati kronis, kanker, atau kematian akibat virus hepatitis setiap tahunnya.
Hepatitis B dan C, yang menyebabkan sebagian besar penyakit dan kematian, merenggut nyawa 1,1 juta orang setiap tahunnya.
Hepatitis A paling sering terjadi di daerah berpenghasilan rendah dengan kebersihan yang buruk, sedangkan virus hepatitis D yang rusak membutuhkan fungsi penolong dari virus hepatitis B.
Hepatitis E, yang dapat ditemukan pada hewan peliharaan dan hewan liar, dapat menyebabkan kematian pada wanita hamil jika terinfeksi.
Sebanyak 6,1% populasi di Afrika hidup dengan hepatitis B, sementara 6,2% populasi di Pasifik Barat terinfeksi hepatitis B.
Sebanyak 2,3% populasi di Mediterania Timur hidup dengan hepatitis C, sementara hepatitis C mempengaruhi 1,5% populasi Eropa. (haninmazaya/arrahmah.id)