Weekly Report – Ini babak baru jihad Afghanistan. Koalisi Zionis Salibis Internasional yang menginvasi bumi jihad Afghanistan pasca peristiwa 11 September 2011 ternyata tidak mampu untuk bertahan lebih lama lagi di negeri Taliban tersebut. Imarah Islam Afghanistan pada hari ahad 15 Januari 2012 secara resmi merilis kemenangan mereka terhadap perang yang telah berlangsung selama satu dekade tersebut.
Kini, seorang tentara Afghan bahkan berani menembak mati tentara salibis AS. Kaum Muslimin Afghanistan pun semakin muak dan marah besar kepada seluruh tentara salibis AS, terutama pasca pembakaran Al Qur’an di pangkalan udara AS di Bagram. Inikah detik-detik kekalahan Amerika di Afghanistan dan dimulainya kemenangan formal Imarah Islam Afghanistan atas seluruh wilayah Afghanistan?
Al-Qur’an dibakar, Tentara Afghan Tembak mati Tentara Salibis AS
Sebuah fenomena baru terjadi di bumi jihad Afghanistan. Tentara Afghanistan, yang selama ini diketahui sebagai antek tentara Salibis AS dan sekutunya, tiba-tiba berbalik menyerang tuannya. Pada hari Kamis (23/2/2012), seorang tentara Afghanistan menembak mati dua tentara Salibis AS, di distrik Khogyani, provinsi Nangarhar, Afghanistan.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Penyulut kesadaran tentara Afghanistan untuk menghabisi tentara AS dikarenakan tindakan keji tentara salibis AS yang membakar Al Qur’an dan sejumlah besar materi keIslaman, pada hari Senin malam (20/2/2012) di pangkalan udara AS di Bagram. Tindakan ini sontak menyulut kemarahan seluruh kaum Muslimin di dunia, terutama rakyat Afghanistan, termasuk para tentaranya.
Sehari pasca insiden penghinaan terhadap Islam dan kaum Muslimin tersebut, kaum Muslimin Afghanistan melakukan protes besar-besaran dan mengepung pangkalan udara Bagram untuk mengutuk tindakan barbar tentara salib tersebut. Rakyat Afghan marah. Al Qur’an, kitab suci mereka, kitab suci kaum Muslimin di seluruh dunia, pantang dilecehkan, karena Al Qur’an adalah kalamullah. Selain itu, pembakaran Al-Qur’an adalah sebuah bentuk penghinaan terhadap Islam yang pelakunya dapat dijatuhi hukuman mati.
Setelah insiden tersebut, hari-hari di Afghanistan dihiasi dengan aksi protes terhadap tindakan pelecehan tentara salib AS, yang puncaknya adalah penembakan tentara salib AS, oleh tentara Afghanistan.
Pada hari Kamis, 23 Februari 2012, seorang tentara Afghan yang bergabung dalam aksi protes, berhasil menembak mati dua tentara salibis AS, di distrik Khogyani, provinsi Nangarhar, Afghanistan.
“Seorang individu mengenakan seragam Tentara Nasional Afghanistan berbalik senjata melawan tentara ISAF di Afghanistan timur hari ini, menewaskan dua anggota,” kata pimpinan NATO-ISAF dalam sebuah pernyataan singkat, dilansir presstv.
Para pejabat Afghan mengatakan, bahwa tentara itu membunuh tentara AS karena marah atas tindakan pasukan salib AS membakar Al-Qur’an. Setelah berhasil menembak tentara salib, ia melarikan diri.
Di hari Selasa (21/2/2012) sehari pasca insiden pelecehan tersebut, ratusan warga Afghanistan melakukan protes di dua lokasi di sekitar Kabul. Mereka marah karena mendengar laporan bahwa pasukan salibis NATO telah membakar terjemahan Al Qur’an.
Para pengunjuk rasa berteriak “Allahu Akbar, Allahu Akbar!” mengepung pangkalan udara AS di Bagram dan menembakkan ketapel dan melemparkan bom molotov. Pengawal di pangkalan udara yang terletak sekitar 60 Km dari Kabul, menanggapi dengan menembakkan peluru karet dari sebuah menara pengawas, ujar seorang wartawan foto AFP.
“Mereka berdemonstrasi setelah pembakaran Al Qur’an di pangkalan tersebut,” ujar pejabat boneka setempat kepada AFP.
Siddiq Siddiqi, seorang juru bicara Menteri Dalam Negeri mengonfirmasikan adanya demonstrasi dan mengatakan bala bantuan dikirim ke lokasi kejadian untuk mencegah kekerasan.
Protes lainnya juga pecah di distrik Pul-e-Charkhi, Kabul yang tak jauh dari pangkalan utama NATO di jalan Jalalabad, 500 orang turun ke jalan dalam protes tersebut.
Aksi protes dan kemaraham rakyat Afghan semakin membesar.Ribuan rakyat Aghan mengadakan demonstrasi di kota Kabul dan meneriakkan slogan-slogan anti-AS, mengutuk tindakan pasukan salibis AS yang telah mencabik-cabik dan membakar salinan kitab Suci Al-Qur’an, seperti yang dilaporkan presstv.
Selama empat hari berturut-turut protes pembakaran Al Qur’an oleh pasukan AS salibis terus terjadi, khususnya di pangkalan udara Bagram, Afghanistan. Selain itu, protes pembakaran Al-Quran pada hari Jum’at (24/2/2012) juga dilakukan di provinsi Khost, dimana ribuan rakyat Afghan masih sangat marah dan menyerang pangkalan salibis AS-NATO.
Rakyat Afghan yang kemarahannya masih meledak-ledak menyerbu terminal suplai pasukan AS-NATO dan membakar setidaknya 18 tanker minyak ditempat yang menyebabkan kerugian materi besar bagi pasukan salib dan boneka-boneka mereka.
Rakyat Afghan juga menyerang Kantor Polisi dan Departemen Lalu Lintas dan membakar bangunannya di kota Khost. Protes telah menyebar di provinsi-provinsi dan kota-kota besar di seluruh Afghanistan selama empat hari berturut-turut, meskipun para Tentara dan Polisi boneka melakukan pengangkapan massal dan menembaki rakyat Afghan selama protes berlangsung.
Namun rakyat Afghan tidak takut. Mereka adalah kaum Muslimin pemberani dan tangguh. Dengan tangan terkepal ke atas, meneriakkan Allahu Akbar, wajah mereka marah atas tindakan keji tantara salib AS, membakar kitab suci mereka. Hanya satu kata yang terlontar dari wajah-wajah mereka, usir tentara AS dari bumi Afghanistan!
Pada hari yang sama, ribuan rakyat Afghan juga turun ke jalanan kota Kabul, Nangarhar, dan Kapisa. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti AS-NATO dan para boneka rezim, mengutuk mereka dengan keras karena telah melakukan dan membiarkan pembakaran salinan kitab suci Al-Quran yang merupakan tindakan barbar dan penghinaan terhadap Islam dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Mayoritas rakyat Afghan juga mendesak penarikan pasukan penjajah asing dari Afghanistan. Sementera itu, presstv melaporkan bahwa jumlah tanker AS-NATO yang dibakar adalah 20 tanker minyak.
Di tempat lain, yakni di distrik Khanabad, provinsi Kunduz, protes juga dilakukan, pada hari Ahad pagi (26/2/2012). Rakyat Afghanistan meneriakkan slogan-slogan anti AS dan anti Karzai.
Protes tersebut dilakukan di seluruh Khanabad dan distrik Imam Sahab dan mereka meneriakkan, “Pasukan penjajah asing selamanya melakukan penghinaan terhadap kesucian agaman kami dan menghina rakyat kami dan semua pasukan penjajah harus meninggalkan negara kami secepat mungkin!.”
Seorang rakyat Afghan yang ikut dalam protes, yang sangat geram dengan pasukan salibis dengan berani menyerang pangkalan militer gabungan pasukan salib AS-pasukan boneka Afghan, ia membunuh dua tentara salibis AS dan melukai 22 lainnya termasuk 15 tentara boneka dan 7 tentara salibis AS.
Sebelumnya pada (23/2), seorang tentara Afghan yang membelot membunuh 10 tentara salib di pangkalan udara AS di Bagram pada saat protes berlangsung.
Pada (25/2), dua Mujahidin Taliban yang gagah berani membunuh empat petinggi militer AS di dalam gedung Kementrian dalam Negeri di Kabul. Allahu Akbar!
Tentara salib AS minta maaf, dan ketakutan!
Sementara itu, pasca insiden yang menggentarkan tersebut, komandan salibis AS di Afghanistan, Jn. John Allen, dengan mudahnya mengeluarkan permintaan maaf atas laporan tindakan barbar pasukannya itu.
“Saya menawarkan permintaan maaf saya yang tulus untuk setiap pelanggaran ini yang mungkin telah menyebabkan masalah, kepada Presiden Afghanistan, pemerintah Republik Islam Afghanistan, dan yang paling penting, untuk orang-orang mulia dari rakyat Afghanistan,” katanya.
Konyol! Semudah itukah kata maaf diluncurkan, setelah Al Qur’an dilecehkan, dan setelah bumi Afghanistan dihancurkan!
Statemen konyol dari Allen ini rupanya ditujukan untuk menghentikan kerusakan setelah insiden serupa yang akhirnya meletuskan kekerasan dan serangan terhadap orang asing dimainkan berulang kali di televisi Afghanistan. Peristiwa seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Afghanistan dan kaum Muslim Afghanistan telah begitu marah terhadap pasukan asing yang sering melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap Islam.
“Kami benar-benar menyelidiki insiden itu dan akan mengambil langkah untuk memastikan hal ini tidak pernah terjadi lagi,” klaimnya.
Aksi berani tentara itu dilakukan setelah beberapa jam Mujahidin Imarah Islam Afghanistan, melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan yang menyeru rakyat Afghan untuk menargetkan pasukan penjajah di pangkalan militer mereka dan membunuh orang-orang kafir Barat sebagai balasan atas pembakaran Al-Qur’an.
AS dan sekutunya tentu merasa ketakutan dengan peristiwa protes besar-besaran rakyat Afghanistan dan adanya penembakan tentara salibis AS oleh tentara Afghanistan. Selain itu, kondisi ini akan memperkuat mujahidin Imarah Islam Afghanistan, selain dukungan dan simpati dari rakyat Afghan.
Pejabat-pejabat yang berwenang AS telah mengumumkan bahwa semua penasehatnya akan mundur dari jabatan mereka di Kabul. Pengumuman itu terjadi hanya beberapa jam setelah dua Mujahid menembak empat pejabat tingkat atas AS di tengah protes yang semakin memanas setelah pembakaran Al Qur’an oleh tentara salibis NATO di pangkalan udara Bagram.
Sabtu malam, Abd-ur-Rahmah dan rekannya, dua Mujahid pemberani Imarah Islam Afghanistan menembak dan membunuh perwira tinggi penasehat militer di gedung Kementrian Dalam Negeri di jantung kota Kabul, ibukota Afghanistan.
Abdurrahman yang bekerja di kementrian dalam negeri mengatakan mereka menargetkan penjajah Amerika pada malam itu sebagai respon atas penodaan terhadap Al Qur’an oleh penjajah AS di pangkalan Bagram dan sebagai cara terbaik tindakan balasan untuk menghujat kekerasan dan pelanggaran yang dirasakan rakyat Afghan oleh pendudukan asing, terutama pasukan teroris AS.
Abdurrahman menambahkan bahwa mereka sedang memberikan perlawanan kuat terhadap penjajah dan bonekanya di dalam fasilitas mereka sendiri.
Ini semua terjadi di tengah protes di seluruh negeri setelah Imarah Islam Afghanistan dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan pada pekan lalu, meminta para pejabat yang bekerja untuk rezim boneka untuk mengetahui musuh sejati mereka dan menargetkan semua pasukan asing di seluruh negeri.
Inilah detik-detik kekalahan pasukan koalisi salibis zionis pimpinan AS di Afghanistan dan dimulainya kemenangan formal Imarah Islam Afghanistan atas seluruh wilayah Afghanistan, Insya Allah!
Imarah Islam Afghanistan, Semakin Berjaya!
Sahari pasca insiden pembakaran Al Qur’an oleh tentara salib AS, yakni pada hari Selasa (21/2/2012) Mujahidin Imarah Islam Afghanistan langsung mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk tindakan barbar pasukan Amerika tersebut. Berikut pernyataannya :
Tadi malam, para penjajah Amerika, sesuai dengan karakteristik barbar mereka sekali lagi membakar salinan kitab suci kaum muslimin (Al-Qur’an) dengan tujuan penodaan dengan tindakan menyimpang, membangkitkan kemarahaan dari satu miliar Muslim di seluruh dunia termasuk Afghanistan .
Sejak invasi Afghanistan oleh orang-orang liar Amerika, ini hampir kesepuluh kalinya mereka telah melakukan tindakan barbar tersebut dan melanggar kesucian kaum muslimin di Afghanistan untuk pertahanan, yang bangsa Muslim Afghanistan telah berulang kali menunjukkan reaksi yang kuat dan turun ke jalan-jalan untuk melakukan protes di setiap sudut negeri.
Rezim boneka di Kabul yang didukung oleh Amerika, bukannya mendukung keyakinan rakyatnya dan mengutuk atau mencegah tindakan tersebut, malah mendukung mereka (musuh) dengan melecehkan, menembak dan membubarkan para demonstran Muslim dan menyiksa orang-orang Muslim Afghanistan dengan mendukung tindakan melanggar hukum dari orang Amerika.
Ini merupakan ketiga kalinya sejak dimulainya tahun ini yang mana penjajah Amerika telah melakukan tindakan tidak manusiawi dan tidak bermoral seperti: melawan keyakinan, adat dan budaya Islam darikaum Muslimin Afghanistan. Selain menodai jenazah mujahidin Afghanistan, mereka melakukan pelecehan terhadap anak-anak tak berdosa dan meninggalkan mereka terbakar dalam api karena serangan udara mereka.
Imarah Islam Afghanistan, sangat mengutuk penodaan dan pembakaran Al-Qur’an oleh penjajah Amerika, meminta kepada semua organisasi HAM untuk mencegah tindakan barbar dari orang Amerika untuk mengambil bagian dari tugas etika dan moral mereka dan untuk mengadili para penjahat yang melakukan pelanggaran bersejarah tersebut.
Secara khusus, Imarah Islam Afghanistan bahkan menuliskan sebuah pesan kepada para tentara Afghanistan yang telah dengan gagah berani membelokkan arah senjata mereka, yang semula ke arah mujahidin, kini diarahkan ke tentara salib AS dan sekutu-sekutunya. Berikut pesan tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara kita secara fisik di bawah pendudukan penjajah asing dan selama satu dekade telah diserang, negara kita menghadapi berbagai kejahatan dan kengerian. Demikian pula, agama kita telah berulangkali menghadapi peanggaran dan penghujatan, generasi muda kita sedang didorong ke arah kesesatan dan penyimpangan di bawah slogan “kebebasan’ dan pintu baru korupsi sedang terbuka lebar setiap harinya, imitasi buta dari orang-orang kafir Barat telah masuk ke kota-kota dan desa, tabir kesopanan dan martabat seorang perempuan telah terangkat di bawah slogan ‘hak-hak perempuan’ dan ratusan kemalangan serupa lainnya menimpa setiap segi kehidupan dari awal invasi yang mendorong kita semakin jauh dari agama.
Semua ini adalah hadiah yang diberikan kepada kami oleh invasi Barat terkutuk yang memaksa kami di bawah nama demokrasi. untuk mengubah keadaan ini, setiap individu dalam masyarakat kita harus melakukan tugas mereka karena merupakan kewajiban yang mengikat pada mereka baik agama maupun moral.
Sebuah kelompok dari kalangan masyarakat Afghanistan yang dapat memainkan peran sangat efektif dalam menurunkan perang asing adalah pemuda yang di bawah pembenaran cacat kini bergabung dan secara fisik telah hadir di jajaran aparat keamanan yang disebut polisi, tentara dan lainnya dalam rezim Kabul.
Kelompok ini walaupun telah salah dalam menentukan pilihan, mereka telah tidak berpihak pada oposisi terhadap pelopor kebenaran (Mujahidin) dan telah mengangkat senjata ke arah rakyat sendiri, tetapi tidak diragukan lagi bahwa terdapat anak-anak dari bangsa ini yang dengan berani berdiri untuk melawan penjajah asing. Kesadaran, perbuatan dan tindakan dan niat para pemuda ini benar-benar layak mendapat pujian dari mujahidin Imarah Islam Afghanistan.
Imarah Islam Afghanistan menyerukan kepada semua pemuda yang berada di aparat keamanan rezim Kabul untuk memnuhi kewajiban agama mereka untuk bertobat dari dosa-dosa masa lalu dan merekam nama mereka dengan tinta emas dalam buku-buku sejarah Islam dan Afghanistan dengan memutar senjata mereka ke arah penjajah asing bukan rakyat sendiri sebagai bagian dari kesadaran Islam mereka, persaudaraan dan sebagai bagian dari kehormatan nasional untuk membalas dendam atas penindasan selama satu dekade oleh penjajah asing kafir dan merekam nama mereka dalam jajaran prajurit Islam.
Para pemuda ini harus menyadari bahwa ini adalah kesempatan terbaik untuk mendapatkan kesuksesan dunia dan
Imarah Islam Afghanistan memberikan panduan kepada semua pejabatnya untuk memberikan semua bantuan yang memungkinkan kepada semua keluarga korban yang berada di jajaran oposisi yang mengambil langkah melawan penjajah, menyambut mereka sebagai pahlawan dan memperkenalkan mereka kepada para pemimpin mereka sehingga mereka bisa menunjukkan apresiasi lebih.
Aksi pembakaran Al Qur’an oleh tentara salib AS telah menyadarkan tentara Afghanistan bahwa sebenarnya dirinya dan Islam telah dilecehkan oleh tentara salib AS yang selama ini dibelanya. Insiden ini juga telah meningkatkan simpati rakyat Afghan kepada Taliban dan kepada Imarah Islam Afghanistan.
Rakyat Afghan di distrik Khogaini di provinsi tersebut melakukan demonstrasi besar-besaran pada hari Kamis pagi atas pembakaran salinana kitab suci Al-Qur’an oleh pasukan penjajah di Bagram. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-AS dan menyumpahi AS dan bonekanya, “Mati untuk Amerika!”, “Mati untuk Karzai!”. Sementara rakyat Afghan meneriakkan dukungan terhadap Taliban (Imarah Islam Afghanistan), “Hidup Taliban!”.
Para demonstran yang marah menyerbu pangkalan Udara AS-NATO di Bagram dan para salibis membalas dengan menembaki para demonstran. Pada waktu yang sama, seorang tentara Afghan, dengan semangat iman sejati, membelot dan menembaki para salibis.
Menurut Mujahidin Imarah Islam Afghanistan, tentara Afghan itu menyerang balik para tentara salib AS-NATO dan menembak mati lebih dari 10 tentara salib, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka dan ia berhasil melarikan diri dan bergabung dengan para demonstran. Berbeda dengan laporan sebelumnya yang dikatakan pejabat NATO bahwa hanya 2 tentaranya yang tewas dalam serangan tersebut.
Saksimata di tempat kejadian mengatakan bahwa sekitar lebih dari seratus tentara Afghan telah tewas dan terluka oleh tembakan tentara salib karena tentara Afghan menyerang balik mereka.
Di kota Maimana, ibukota Faryab mengepung pangkalan militer NATO dan pangkalan PRT, membunuh setidaknya 6 tentara salib NATO dan melukai sejumlah lainnya. Lebih dari 15 tank musuh dan truk suplai juga hancur terbakar, dimana lebih dari 30 demonstran Muslim telah syahid (insya Allah) dan beberapa lainnya mengalami luka-luka karena tembakan tentara salib.
Alhamdulillah, Allahu Akbar! Peristiwa pembakaran Al Qur’an oleh tentara salib AS ternyata menjadi tanda detik-detik kehancuran dan akhir dari invasi AS di Afghanistan, serta menjadi awal kemenangan Imarah Islam Afghanistan, Insya Allah!
Sebagai penutup, berikut proklamasi formal Imarah Islam Afghanistan yang dirilis pada hari Ahad, 15 Januari 2012 melalui situs resmi Imarah Islam Afghanistan.
Imarah Islam Afghanistan (IIA) secara terbuka menunjukkan kepada dunia sebagai kekuatan politik yang terorganisir dengan baik disamping menjadi sebuah kekuatan militer. Berhasil menjalankan pemerintahan dan mempertahankan hak dan bahkan setiap keputusan negara tanpa menerima pesanan dari pihak luar serta tidak pula berasal dari tekanan seseorang.
Hal ini membuktikan pada dunia bahwa Imarah Islam Afghanistan telah mengakar kuat secara internal di negara Afghanistan dan secara ekternal pada seluruh umat islam. Perlawanan militer yang sukses melawan aliansi internasional raksasa, dengan penuh kesungguhan di seluruh wilayah dan kegigihan secara keseluruhan adalah ciri dan rahasia dari Imarah Islam.
Negara-negara penjajah Afghanistan dipaksa untuk meninjau kebijakan mereka dengan melihat pada determinasi militer dan politik, persatuan, organisasi dan sikap tak tergoyahkan dari Imarah Islam.
Setahun yang lalu diplomat Eropa berkata pada utusan Imarah Islam :
“Untuk satu dekade penuh, kami ditipu oleh Amerika dan Karzai yang mengatakan bahwa negara tetangga (pemerintahan Karzai) mengawasi Taliban dan dapat mempersiapkan mereka untuk segalanya. Oleh karena itu, kami memberikan segala jenis hak prerogatif kepada pihak berwenang dari negara tetangga. Meskipun mereka membahayakan negara mereka untuk tujuan ini tapi mereka tidak berhasil. Apabila mereka dapat melakukan sesuatu, mereka akan melakukannya untuk hak istimewa ini. Sekarang dunia telah menyadari bahwa klaim Karzai dan Amerika hanya sebuah propaganda untuk menipu bangsa-bangsa di dunia. Afghanistan dan Taliban bukanlah fenomena sepele tapi sebuah gerakan ideologis dan nasional yang harus diakui sebagai fakta politik”.
Ini bukanlah tekad belaka, kepatuhan relijius dan ideologis serta pengorbanan yang tiada bandingnya bangsa mujahid sejati Afghanistan selama satu dekade terakhir menunjukkan bahwa hari ini kekuatan regional dan dunia adalah berusaha mencapai saling pengertian tentang negara.
Hari ini disuatu tempat di dunia jika nama Imarah Islam diukir dan bendera dengan kalimat suci (kalimat syahadat) berkibar di atas, hal itu sebenarnya adalah proklamasi formal dari keberhasilan perlawanan terhadap penyerangan tersebut.
Para kontraktor dari invasi internasional tidak dapat lagi menipu bangsa dengan perkataan mereka yang tidak ada dasarnya. Mereka menggunakan kata “perdamaian” sebagai bagian dari propaganda untuk menipu rakyat tapi sekarang, penjaga dan pendukung mereka baik secara militer maupun logistik telah muak dengan perang ini, dan berencana untuk mundur. Mereka memberikan statemen berlawanan yang mana menunjukkan kebingungan dan rasa malu mereka. Satu waktu mereka mengatakan bahwa kantor dari Imarah Islam mestinya dibuka di negara lain. Dalam waktu yang lain mereka menyatakan tidak terlibat dalam hal ini.
Pemilihan Qatar sebagai peresmian kantor resmi merujuk pada pertimbangan politis dari Imarah Islam. Apabila inisiatif ini diambil oleh beberapa negara tetangga, itu akan menjadi kesempatan untuk melakukan propaganda setiap harinya bagi pemerintahan Karzai. Apabila kantor diresmikan di Saudi Arabia, seseorang akan menduga itu karena hubungan bilateral yang dekat antara Pakistan dan Saudi Arabia. Dan akhirnya, Turki tidak dapat dianggap sebagai tempat ideal bagi kedaulatan dan prestise karena keanggotaannya pada aliansi NATO.
Tapi Qatar yang memiliki keseimbangan hubungan dan status yang dipandang bergengsi di dunia Islam adalah tempat paling tepat untuk kantor seperti ini.
Sungguh tidak ada negara-negara muslim yang berniat untuk menentang Imarah Islam, hal ini karena adanya simpati massa dari dunia Muslim kepada Imarah Islam. Kalaupun jika pemerintah atau pihak berwenang tidak berniat, mereka akan mengambil sikap hati-hati terhadap hal ini demi rakyat mereka.
Sekarang efisiensi militer, politik dan nasional dari Imarah Islam telah jelas, sehingga tidak ada yang meraih keuntungan dari permusuhannya dengan Imarah Islam. Setiap orang yang terlibat harus memilih jalan yang rasional dan logis untuk menyelesaikan masalah dengan Imarah Islam Afghanistan. Jika para penjajah ini memilih jalan yang jernih dan bukannya penyerbuan, mereka tidak akan menghadapi sebuah kerugian besar personal dan finansial di Afghanistan.
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)