Syi’ah, Bikin Repot! Demikian judul “Weekly Report” perdana Arrahmah.com di pekan pertama, bulan Januari 2012. Rubrik Weekly Report adalah rubrik terbaru Arrahmah.com yang akan tampil setiap hari senin. Weekly Report adalah rangkuman berita-berita Arrahmah.com selama sepekan, khususnya yang sedang hangat dan penting, dan kali ini mengangkat masalah Syi’ah. Selain menjadi Hot Topic bertema Syi’ah VS Islam, masalah Syi’ah memang patut diangkat ke permukaan, ya apalagi kalau bukan karena sering bikin repot.
Berita bermula dengan judul Sekolah milik Syi’ah dibakar massa. Hari itu, Kamis sekitar pukul 09.30 WIB, di akhir tahun 2011, dilaporkan sebuah rumah dan lembaga pendidikan madrasah kelompok sesat Syi’ah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Karangpenang, Sampang, Madura, Jawa Timur dibakar massa.
Tidak ada asap jika tidak ada api, setiap aksi akan memunculkan reaksi. Demikian sunatullah. Benturan antara masyarakat Muslim Sunni dan sekte murtad Syi’ah kerap kali terjadi di wilayah Jawa Timur, dan bisa pula terjadi di wilayah lain di Indonesia. Mengapa itu bisa terjadi? Apa lagi kalau bukan karena Syi’ah selalu bikin repot. Ajaran Syi’ah bertentangan dengan Islam, dan Syi’ah sering mencaci maki para sahabat Nabi SAW.
Lucunya, PKS kecam pembakaran pesantren Syi’ah. Seorang anggota Komisi VIII Bidang Agama DPR, Abdul Hakim, yang juga Sekretaris Fraksi PKS langsung mengecam pembakaran pesantren milik warga Syi’ah di Nangkernang, Sampang, Madura tersebut.
“Saya mengecam tindakan anarkisme seperti itu. Perbedaan pandangan agama harus dihargai,” kata Abdul Hakim yang juga Sekretaris Fraksi PKS ini. Menurut Abdul Hakim, perbedaan pandangan agama itu termasuk dalam hak asasi manusia.
Mengapa Abdul Hakim, politisi PKS ini tidak cepat tanggap dan bereaksi keras mengecam pemberontak Syi’ah yang menyerang Kampus Ma’had Darul Hadits di Dammaj, Yaman, yang juga menewaskan empat pelajar dari Indonesia? Tanya kenapa?
Repotnya, mengatasnamakan MUI, Umar Shihab, Ketua MUI yang pernah mengenyam pendidikan di Qom, Iran, berdusta, mengatakan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa sesat terhadap Syi’ah. Saudara Quraish Shihab yang juga disinyalir Syi’ah ini, juga menuduh pembakaran di Sampang, Madura ditumpangi pihak-pihak yang ingin mengadu domba umat Islam dengan kedok ajaran Syi’ah yang dituding sesat.
“MUI tidak pernah menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar sama halnya dengan ahli sunnah wal jama’ah ialah mazhab yang benar dan mazhab dua tersebut sudah ada sejak awal Islam,” katanya di rumahnya kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (1/1).
Pernyataan ngawur Umar Shihab ini langsung dikaunter oleh Ketua MUI Pusat, KH Ahmad Cholil Ridwan Lc. Umar Shihab tidak berhak bicara mewakili MUI Pusat, ujarnya, karena ia bukan ketua umum dan bukan koordinator pengurus harian MUI, tambah Pimpinan Ponpes Al Husnayain.
Sementara itu, Menteri Agama, Suryadharma Ali, mengatakan terkait polemik kesesatan ajaran Syi’ah, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan penelitian dalam memberikan penilaian apakah ajaran Syi’ah itu sesat atau tidak.
“Kemudian pertanyaan apakah Syiah itu sesat atau tidak sesat, jadi itu kita serahkan sepenuhnya kepada Majelis Ulama Indonesia, karena MUI itu memiliki ahli-ahli yang tentu memiliki kompetensi dibidangnya dan memiliki kredibilitas lebih tinggi untuk memberikan penilaian terhadap suatu ajaran agama,” jelasnya.
Pernyataan ini jelas menambah repot masalah. Bukankah sudah pernah ada Fatwa MUI tahun 1984 Tentang Aliran Sesat Syi’ah, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1984 atau bertepatan dengan tanggal 4 Jumadil Akhir 1404 Hijriyyah. Pernyataan resmi Komisi Fatwa MUI itu ditanda tangani oleh Prof.KH. Ibrahim Hosen LML, sebagai ketua dengan sekretarisnya H Musytari Yusuf, LA. Lalu, apakah hanya karena seorang ulama Syi’ah, Umar Shihab, yang menyusup ke MUI, lalu fatwa MUI tadi menjadi batal? Tanya kenapa?
Berita Arrahmah.com memang beda!
Syi’ah, Bikin Repot! Memang begitu adanya. Seorang pembaca Arrahmah.com sampai-sampai menulis artikel berjudul “Kali Ini Saya Tidak Sepakat dengan Arrahmah.com” terkait dengan pemberitaan Arrahmah.com pada Kamis, 5 januari 2012, pukul 20.58 berjudul “HNW : Pembakaran Bukan Prinsip Islam, Benarkah?“.
Tulisan Adi Supriadi yang dimuat di kompasiana selanjutnya diposting kembali di halaman facebook group Arrahmah.com dan menghasilkan diskusi dengan 145 komentar yang kemungkinan masih akan terus bertambah. Menarik sebuah komentar untuk dikemukakan, yakni : “….sejak kapan kompas sejalan dengan arrahmah?? He he lucu”.
Bagi yang ingin tahu komentar lainnya dan mengikuti diskusinya bisa langsung menuju “TKP”.
Sebagai sebuah media Islam, Arrahmah.com bertanggung jawab mengelola “kerepotan” yang ditimbulkan sekte sesat Syi’ah ini. Untuk itu, ulama-ulama haq (tentu dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Insya Allah) dihadirkan.
Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, pakar aliran dan faham sesat di Indonesia, mengatakan bahwa Akar Konfliknya ialah Aqidah Syi’ah yang menyerang Islam.
“Bukan karena Sunni ingin menyerang Syi’ah, tetapi Sunni diserang oleh Syi’ah keyakinan pokoknya,” kata Ustadz Hartono saat ditemui arrahmah.com di rumahnya di Kalibata Jakarta Selatan, Selasa (4/1/2012).
Majelis Mujahidin, bahkan mengeluarkan Pernyataan Syar’iyah : Syi’ah bukan Islam, Rabu 4 Januari 2012. Majelis Mujahidin juga mengusulkan diadakan perdebatan ilmiah dengan para pentolan Syi’ah, guna menguji pengakuan kebenaran maupun kebatilan ajaran Syi’ah. Jika mereka tidak mau merespon usulan ini, hal itu mengindikasikan adanya iktikad yang tidak baik, menyembunyikan penyimpangan dan permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Arrahmah.com juga memuat pendapat Syekh Umar Bakri Muhammad, ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang saat ini mukim di Lebanon, untuk menjelaskan kesesatan Syi’ah Rafidhoh.
Syekh Umar Bakri Muhammad, dalam bukunya Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Keimanan, Sifat, dan Kualitasnya (Gema Insani, Jakarta 2005) menjelaskan perbedaan antara Ahlus Sunnah dengan Ahlus Syi’ah. Dalam bukunya yang lain, Islam Standar, Melacak Jejak Salafusshaleh (Cicero, Jakarta, 2010), beliau juga menjelaskan pandangan ulama terhadap Syi’ah Rafidhoh.
Tidak kalah penting, Arrahmah.com juga mengungkap Peran Syi’ah bersama Amerika dalam Perang Salib. Diwaktu para mujahidin berusaha untuk bergabung dari seluruh penjuru dunia Islam dan menyatukan barisan mereka dalam menghadapi pasukan Zionis Salibis, muncullah kelompok pengkhianat dan dajjal di Iraq dan Lebanon dengan bantuan dari Iran, untuk menikam umat Islam dari belakang. Yaitu dengan berkolusi bersama musuh Zionis Salibis dan para antek mereka, demi untuk memusnahkan ahlus sunnah dan memecahkan jaringan mereka.
Syekh Aiman Azh-Zhawahiri (hafizahullah) dan juga DR. Abdullah An Nafisi membuka kedok Syi’ah dan perannya membantu Amerika dalam Perang Salib sebagaimana yang dikutip dari buku Fakta-Fakta Sewindu Perang Salib Baru.
Semua usaha ini untuk membuktikan dan menyadarkan umat Islam bahwa Syi’ah memang tukang bikin repot. Tentu saja, solusi menghentikan kerepotan yang ditimbulkan oleh Syi’ah tidak bisa dengan mengandalkan lagunya Rhoma yang mengklaim bisa damaikan Suni-Syi’ah. Karena kini umat Islam telah faham bahwa Tuhan Syi’ah tidak sama dengan Tuhan kita, begitu pula Nabi, shalat, dan yang lainnya. Karena Syi’ah adalah sebuah agama tersendiri yang berbeda dengan Islam, atau dengan kata lain, Syi’ah bukan Islam!
(M Fachry/arrahmah.com)