TEL AVIV (Arrahmah.id) – Keluarga tawanan ‘Israel’ menggelar sejumlah protes menuntut kesepakatan pertukaran dan menuduh Netanyahu mengutamakan masa depan politiknya.
Keluarga tawanan ‘Israel’ di Gaza memblokir sebagian Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv pada Sabtu (12/10/2024) menuntut kesepakatan pertukaran segera dengan Perlawanan Palestina di Gaza.
Menurut Channel 12 ‘Israel’, para demonstran termasuk keluarga para tawanan memblokir jalan utama.
Times of Israel melaporkan bahwa para demonstran membakar ban untuk menuliskan kata-kata, “Maaf kami disandera.”
⚡️ Families of Israeli war prisoners held in Gaza set fire and closed the “Ayalon” road in Tel Aviv to demand a prisoner exchange deal. pic.twitter.com/WrEUIsgzy2
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) October 12, 2024
Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan nama-nama 101 tawanan ‘Israel’ yang ditahan di Gaza sambil mendesak pemerintah mereka untuk “mengambil langkah-langkah mendesak untuk membawa mereka kembali,” Anadolu melaporkan.
Keluarga para tawanan menuduh Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu “meninggalkan” orang-orang yang mereka cintai demi masa depan politiknya sendiri.
Times of Israel melaporkan bahwa lima warga ‘Israel’ ditangkap karena memblokir jalan raya sebelum polisi ‘Israel’ kemudian menyatakan bahwa jalan raya dibuka kembali dan dibersihkan dari pengunjuk rasa.
Protes Tel Aviv itu terjadi bersamaan dengan beberapa protes lain yang diadakan selama akhir pekan untuk memperingati hari raya Yahudi ‘Yom Kippur’ dan meminta pengampunan para tawanan, menurut surat kabar yang sama.
Pada Sabtu malam juga (12/10), ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan di Caesarea di luar kediaman pribadi perdana menteri ‘Israel’ sambil meneriakkan “Tidak ada kata maaf,” merujuk pada Netanyahu.
Para demonstran membawa bendera ‘Israel’ dan bendera kuning serta menyalakan pesan yang bertuliskan “We will not forgive,” and “The neglecter is finished.”
Keluarga para sandera telah berbulan-bulan menggelar demonstrasi di seluruh kota-kota ‘Israel’ menuntut pemerintah sayap kanan ‘Israel’ untuk menyegel kesepakatan pertukaran dengan gerakan perlawanan Palestina Hamas dan kelompok Palestina lainnya di Jalur Gaza yang terkepung.
Pemerintah ‘Israel’ gagal mencapai kesepakatan dengan kelompok perlawanan Palestina di Gaza, dan keluarga tawanan sering menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan dan mengutamakan karier politiknya daripada nasib tawanan ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)