GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Al-Qassam merilis sebuah video pada Kamis (5/9/2024) yang memperlihatkan bagaimana kehidupan di Gaza sebelum pengeboman ‘Israel’, yang menampilkan soundtrack dari band indie Mesir bernama Cairokee.
Video yang berdurasi sekitar satu setengah menit itu dibuka dengan rekaman udara daerah kantong yang terkepung sebelum perang, kemudian beralih menunjukkan terowongan dan tentara ‘Israel’ yang tewas dengan judul “Gaza adalah kuburan para penjajah”.
⚡️AL-QASSAM BRIGADES: WE ARE GAZA. pic.twitter.com/ejYAJ22pWa
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) September 5, 2024
Abu Ubaida, juru bicara militer Hamas yang secara rutin memberikan informasi terkini dan tanggapan terhadap serangan ‘Israel’ juga tampil dalam video tersebut.
Rekaman itu kemudian berfokus pada kehancuran yang disebabkan oleh serangan ‘Israel’ sejak dimulainya perang pada Oktober, termasuk anak-anak yang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang hancur.
Video tersebut menggunakan lagu ‘Telk al Qadeya’, yang dalam bahasa Arab berarti ‘Tujuan Ini’, yang dirilis satu bulan setelah dimulainya perang di Jalur Gaza.
Lirik lagu tersebut berpusat pada kepalsuan para pemimpin dunia yang menampilkan diri seolah berusaha menjaga perdamaian, tetapi sebaliknya mengobarkan perang dan mengabaikan penderitaan rakyat Palestina.
Ia juga berbicara tentang pemusnahan gerakan pembebasan yang tampaknya merujuk pada ‘Israel’, pembunuhan anak-anak, orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan hidup di penjara terbuka, frasa yang sudah lama digunakan untuk menggambarkan Gaza.
Band indie rock ini diluncurkan pada 2003 tetapi popularitasnya melonjak selama revolusi Mesir pada 2011, di mana mereka menjadi terkenal karena lagu-lagu mereka, yang menggabungkan komentar politik dan musik protes.
Liriknya bercerita tentang bangkit “bagaikan burung phoenix dari bawah reruntuhan” sementara rekaman menunjukkan anak-anak di Gaza diselamatkan dari bawah bangunan yang runtuh dan menyertakan lirik “cengkeram leher pembunuhmu” dengan rekaman pejuang Al-Qassam yang menembakkan roket ke tentara ‘Israel’.
“Kalian kumpulkan potongan-potongan dan sisa-sisa kalian dan teruslah berjuang, dan tunjukkan pada dunia yang penuh tipu daya ini kejadian-kejadian di dunia hutan belantara,” lanjutnya, disertai klip Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu yang bertemu dengan Presiden AS Joe Biden.
Lirik lagu tersebut juga membahas kurangnya reaksi dunia terhadap pembunuhan di Gaza, dengan mengatakan tidak masalah jika mereka berbicara, yang penting “mati dalam kemerdekaan, jangan hidup dalam kehinaan”.
“Menginspirasi generasi demi generasi, mengajari mereka cara hidup dan mati demi suatu tujuan,” lanjutnya, mengiringi adegan para pejuang bersenjata yang meluncurkan roket ke arah tentara ‘Israel’.
Sampul lagu tersebut menampilkan patung Liberty bermuka dua, yang satu sisinya digambarkan sebagai iblis.
Ini bukan pertama kalinya band ini menyatakan solidaritas dengan warga Palestina. Pada 2014, saat ‘Israel’ menyerang daerah kantong itu, mereka merilis lagu berjudul “El Khat Da Khatty” yang konon melambangkan kehancuran dan perpecahan yang harus dialami Palestina akibat pendudukan. (zarahamala/arrahmah.id)