(Arrahmah.com) – Bilal Abdul Kareem, seorang jurnalis berpengalaman asal Amerika, melakukan wawancara dengan Syaikh Abu Qatadah Al-Filishthini Hafizhahullah.
Dalam transkrip ketiga dan terakhir wawancara ini, Syaikh Abu Qatadah menjelaskan mengenai takfir dalam syariat Islam.
Beliau menjelaskan bahwa takfir merupakan bagian dari Syariat Islam di mana ada satu ayat dalam Surah Al-Baqarah yang berbicara tentang takfir sebanyak tiga kali, sehingga jangan ada yang mengatakan bahwa takfir adalah sebuah bid’ah atau lainnya.
Beliau juga menegaskan bahwa hanya karena ada orang-orang yang menyalahgunakan putusan takfir, bukan berarti kita harus menghentikan penggunaannya.
Berikut terjemahan transkrip bagian ketiga lanjutan bagian pertama dan kedua wawancara tersebut, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Sabtu (28/3/2015).
Bilal abdul Kareem: ISIS (Daulah) sering menegaskan bahwa hanya ada dua kubu. Baik Anda berada di kubu Daulah Islam (ISIS), yang berarti kubu mereka atau Anda berada di kubu Barat yaitu Obama dan yang semacamnya. Apakah (pertempuran) saat ini hanya terbatas pada dua kubu saja?
Syaikh Abu Qatadah: Ketika saya masih muda saya sudah bisa mengekspos kepalsuan hal yang serupa. Saya belajar ini dari Syaikh saya, buku-buku dan sumber-sumber lainnya. Berikan seorang Muslim hanya dua pilihan dan dia akan menemukan pilihan lainnya. kenyataannya, misalnya: “(Pilihlah antara dua pilihan) baik Anda dengan Saddam (Hussein) atau Anda dengan Amerika. Itulah yang biasa dibicarakan oleh orang di Yordania dulu. “Apakah Anda bersama Saddam Arab atau Anda bersama agresor Amerika dan Israel dan selain mereka.”
Mengapa saya harus dengan kelompok ini dan kelompok itu. Saya hanya bersama Islam. Dimana Islam dalam perang ini? Tidak ada. Saya hanya ingin berjuang untuk Islam. Seseorang mengatakan: “Baik Anda bersama Amerika atau bersama ISIS.” (Maka saya jawab), Saya bersama Mujahidin yang tidak bersama ISIS atau Amerika. Dan Mujahidin ini juga dibom oleh barat. Pesawat-pesawat Barat membom wilayah Suriah tidak hanya membom posisi ISIS saja. Mereka membom Ahrar As-Sham, Jabhah Nusrah, (Jabhah) Ansarudeen. Jadi kenapa kau hanya membatasi saya antara dua pilihan ini? Hanya ada dua pilihan adalah ide yang tertolak. Ini adalah permainan yang dimainkan pada anak-anak.
Kaum Muslimin jangan sampai jatuh ke dalam perangkap jahat ini. Saya berada di kubu Islam. Jika ada peperangan tanpa kepentingan Islam di dalamnya apa urusan saya? Saya tidak akan berada di kubu ISIS kecuali untuk berjihad melawan musuh-musuh Islam, jika mereka memilih jalan ini. Saya tidak bersama mereka dalam memerangi umat Islam. Seperti sikap mereka saat ini yang tidak mewakili saya atau harapan kaum muslimin di seluruh dunia, maupun Mujahidin di Suriah atau Irak. Ada satu situasi yang kita tidak ingin lihat adalah ketika ISIS jatuh dan daerah kekuasaannya direbut, karena kita sudah bisa melihat apa yang terjadi dengan warga Sunni di daerah tersebut.
Bilal Abdul Kareem: ISIS telah menolak setiap mediasi dari siapapun di luar kelompok mereka untuk menyelesaikan beberapa perbedaan yang terjadi antara mereka dan faksi-faksi lain, alasan mereka untuk itu adalah bahwa mereka Daulah dan mereka tidak menerima siapa pun untuk membuat keputusan atas Daulah. Apa pendapat Anda tentang hal ini?
Syaikh Abu Qatadah: Saya tidak pernah membayangkan bahwa pernyataan seperti itu datang dari seorang penuntut ilmu. Saya mendengar tentang ini saat di penjara dari Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi yang mengatakan: “ISIS menolak untuk bermediasi karena mereka sebuah Daulah. Mengatakan bahwa tidak diperbolehkan bagi Daulah untuk duduk dengan kelompok-kelompok kecil.” Aku berkata “Syaikh mungkin Anda melakukan kesalahan.” Mengapa? Karena aku tidak bisa membayangkan bahwa seorang penuntut ilmu akan membuat pernyataan bodoh dan tidak seperti itu. Karena Allah berfirman: “Dan jika dua kelompok dari orang-orang beriman sengketa.” Pernyataan “dua kelompok” bersifat umum.
Aishah (radliyallahu anha) tentang ayat dari Surah Al-Hujurat ini mengatakan: “Para sahabat tidak melaksanakan ayat ini dalam sengketa antara Ali dan Muawiyah.” Artinya ibu kita Aisyah melihat bahwa penerapan dari ayat ini adalah antara Daulah dan kelompok lain yang bertikai. Ayat: “Dan jika kedua kelompok dari orang-orang beriman bersengketa,” yang berarti memiliki masalah untuk dihakimi.
Oleh karena itu ini adalah pernyataan konyol dan bodoh. Mereka dengan jelas mengetahui bahwa jika mereka muncul di pengadilan Syariah (Independen), maka Hakim akan melawan mereka sehingga mereka melarikan diri dan menolak pengadilan Syariah tersebut.
Mereka melakukan kejahatan dan menindas orang lain. Sehingga (Faksi jihad) yang lainnya menuntut adanya mediasi. Jika mereka menerima mediasi maka semua orang akan mengetahui keyakinan mereka yang sebenarnya dalam hal takfir dan apa yang menyebabkan mereka memerangi Mujahidin lain. Jika mereka menerima mediasi maka itu akan membongkar kejahatan mereka. Jadi mereka mengaburkan masalah ini dengan mengatakan kami tidak bermediasi dengan orang-orang Kafir. Siapa pun yang dipanggil untuk penghakiman dengan Al-Quran apakah itu ISIS, individu, kelompok, atau keluarga, maka wajib bagi mereka untuk mendatanginya.
Bilal Abdul Kareem: Kita terkadang melihat takfir atau memvonis kafir seorang Muslim dilakukan oleh orang-orang yang baru memperdalam Islam atau mereka sendiri adalah seorang yang baru masuk Islam (muallaf), sebagaimana yang diketahui, beberapa pejuang di sana (Suriah) adalah muallaf. Bagaimana proses untuk memvonis seseorang keluar dari bingkai Islam, apakah benar-benar sesederhana itu memvonis kafir pada seseorang?
Syaikh Abu Qatadah: Takfir, ini adalah poin penting. Takfir merupakan bagian dari Syariat Islam. Jangan ada yang mengatakan bahwa itu (takfir) adalah sebuah bid’ah atau lainnya. Jangan. Ada satu ayat dalam Surah Al-Baqarah yang berbicara tentang takfir sebanyak tiga kali.
Hanya karena ada orang-orang yang menyalahgunakan putusan takfir, bukan berarti kita harus menghentikan penggunaannya. Maksudnya, kebenaran tetaplah sebuah kebenaran. Jika ada seseorang yang datang melalui pintu ini yang pada dasarnya adalah kebenaran, dan dia menyalahgunakannya untuk hal yang bathil maka kita tidak menghancurkan pintunya. Karena pintu ini sangat penting, untuk mendapatkan kebenaran dan ilmu. Maka memvonis kafir seseorang adalah tentu saja suatu kemungkinan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi) “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka.” (QS: Muhammad Ayat 25-26). Ini adalah bukti bahwa ada (istilah) murtad dalam agama. Maka riddah (keluar dari Islam) adalah sesuatu yang terjadi dalam sejarah dan ada hukum Syariatnya. Demikian juga ia adalah sesuatu yang terjadi bahkan sampai hari ini dan ada hukum Syariatnya. Akan tetapi, masalah takfir adalah masalah yang paling berbahaya dalam Syariah. Seorang pria bisa dicambuk tergantung pada dosanya. Seorang pria bisa kekayaannya dilucuti tergantung pada hukum Islam yang ditetapkan oleh seorang Ulama.
Takfir adalah masalah serius yang dapat menyebabkan hasil yang serius dari pertumpahan darah dan pembunuhan. Ini dapat menyebabkan sang istri diambil darinya. Ini dapat menyebabkan dia kehilangan kekayaannya dan amal ibadahnya tertolak. Hal yang dapat menyebabkan pelakunya masuk ke dalam api neraka untuk selamanya. Takfir adalah masalah yang berbahaya tapi hukumnya ada. Begitu juga dengan Murtad Ada hukuman hududnya dalam Islam: “Barangsiapa yang menukar agama maka dia harus dibunuh”. Akan tetapi bencana terbesar adalah ketika datang seorang bocah atau orang bodoh yang bahkan tidak bisa mengingat hukum-hukum Syariah dalam hal-hal dasar yang terang dan jelas, dan dia datang dan mengira bahwa dia yang paling pantas membicarakan masalah takfir dan mengkafirkan orang. Ini adalah hal yang benar-benar terjadi. Seorang pemuda berasal dari Kanada, Australia, atau Eropa yang bahkan tidak tahu bahasa Arab dan tidak bisa menunaikan sholatnya dengan cara yang benar, kemudian dia memberikan dirinya hak untuk membunuh seorang Qadhi Syar’i. Seperti yang kita lihat dan dengar dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Seseorang datang dan membunuh Qadhi dan mengatakan “Dia kafir!” Jika Anda bertanya kepadanya mengapa dia kafir dia tidak tahu!. Kami telah melihat banyak contoh takfir tragis yang bahkan orang waras tidak mampu berbicara tentangnya. Saya tidak ingin memberikan contoh lainnya karena tragis untuk membicarakannya. Aku bersumpah demi Allah, seolah-olah mereka mencari alasan untuk membuat takfir sebagai lelucon. Ini adalah kasus-kasus yang disampaikan kepada saya dari kalangan mereka sendiri dari orang-orang yang pernah mendengar dengan telinganya sendiri dan melihat kejadian itu di depan matanya sendiri dan bukanlah hanya kabar desas-desus yang beredar dari orang ke orang. Oleh karena itu dalam masalah ini, bahwa kami melihat Daulah dan selain mereka, karena krisis takfir telah menyebar, tidak hanya di Daulah! Bahkan di sana ada orang-orang yang mengkafirkan Daulah. Ada orang-orang yang lebih ghuluw yang mengkafirkan Daulah karena ia dianggap tidak seghuluw mereka, karena Daulah tidak seperti yang mereka inginkan! Ada orang-orang yang dibunuh karena mereka mengkafirkan Abu Bakr Al-Baghdadi. Mereka tidak mengkafirkan Daulah karena mereka (Daulah) adalah musuh, namun karena mereka (Daulah) tidak mengkafirkan orang-orang yang mereka kafirkan. Dan contoh-contoh konyol lainnya. Adapun masalah takfir dari segi fikih, segi agama, dari segi Syariat, maka ia memiliki bagian sendiri, ia memiliki ilmu tersendiri dan masalah yang harus dilakukan dengan benar di kalangan orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
Hanya minggu ini saya menerima berita dari orang-orang dalam jajaran Daulah mengeluh bahwa hakim mereka tidak dapat menentukan keputusan tentang permasalahan tumpahnya darah, pemisahan antara seorang pria dan istrinya (thalaq), dan lain-lain. Padahal hal itu adalah merupakan permasalahan yang lebih mudah untuk diputuskan dibanding dari memvonis kafir seseorang. Mereka tidak mampu memutuskan proses thalaq antara suami istri, namun mereka dengan mudah memutuskan atas sesuatu yang memisahkan manusia dari Tuhannya dengan memvonisnya sebagai kafir. Ini benar-benar aneh. Saya punya banyak cerita yang saya tidak ingin menyebarkannya karena dikhawatirkan kisah tersebut adalah kebohongan. Akan tetapi sejujurnya, cerita seperti itu benar adanya. Bahkan orang-orang dari dalam Daulah yang menceritakannya tentang apa yang mereka lakukan.
Bilal Abdul Kareem: Dalam pernyataan yang baru dirilis sekitar 2 atau 3 hari yang lalu (dari tanggal wawancara yaitu 17/3). Juru bicara Daulah, Abu Muhammad Al-Adnani, menyatakan bahwa di wilayah Khurasan yang merupakan wilayah Pakistan dan Afghanistan, sudah ada kelompok-kelompok baru yang berhubungan dengan mereka dan telah berbaiat kepada mereka, apa yang Anda pikirkan di balik pernyataan ini, apa sebenarnya yang ingin dia sampaikan kepada publik?
Syaikh Abu Qatadah: Pertama orang ini Jahil. Dia adalah orang yang tercela. Saya tidak melihat seorang laki-laki yang mendapat petunjuk di jalan Jihad ini yang berbicara baik tentang dia. Begitu banyak kaum Muslimin yang mendoakan kehancuran dirinya. Dia benar-benar Jahil. Siapa pun yang mendengarkan dia berbicara dapat mengetahui tingkat kebodohannya. Pertama kali saya mendengar dia berbicara saya tahu dia seorang kriminal. Dia bukan seorang yang memiliki pengetahuan Islam. Salah satu anggota mereka mencoba untuk menunjukkan pengetahuan yang dimilikinya (Adnani) dan itu adalah lelucon. Mereka memajang foto buku yang dia baca dan pelajari dari Masyayikhnya. Padahal pada dasarnya dia adalah kriminal. Dalam dunia organisasi mafia, jika Anda ingin menjadi pemimpin, Anda harus menjadi penjahat kejam. Yang suka memarahi, membunuh, menghardik dan memukuli orang-orang. Adnani adalah orang jenis ini, dan sifat ini yang diketahui tentang dirinya. Dia tidak memiliki ilmu pengetahuan. Dia hanya pembual dan orang-orang yang suka gaya ini maka pasti menyukai dia. Bahkan jika ia adalah seorang penindas mereka masih menyukainya. Tipe seperti ini ada orang yang menyukainya, dan kami tidak katakan bahwa setiap yang berjihad di Jalan Allah adalah penuntut ilmu, dan ada orang-orang yang menyukai orang seperti ini menjadi pemimpin mereka. Dan kita menjumpainya bahkan dalam dunia geng kriminal di negara kami dan kelompok mafia internasional. Ada orang-orang yang mengikuti orang yang bodoh dan kriminal.
Adapun poin kedua yakni tentang pengumuman kelompok baru di Khurasan, ini adalah yang pernah saya katakan dan tegaskan bahwa Daulah ini yang menyebabkan perpecahan di antara umat Islam dan hasilnya adalah kehancuran.
Dan poin ketiga, Al-Adnani ini menyeru orang-orang untuk melawan Mujahidin. Amerika tidak bisa mengalahkan Mullah Umar, seluruh dunia bangkit melawan Taliban dan tidak mampu mengalahkan mereka. Amerika saat ini senang dengan adanya kelompok ini (Daulah) yang bagi mereka (AS) akan berguna untuk memerangi Taliban karena mereka Musyrik dan kafir. Jadi ini menunjukkan bahwa kelompok ini adalah bathil dan merusak. Mereka tidak masuk ke satu wilayah kecuali mereka yang merusaknya. Dan mereka tidak masuk ke dalam bumi Jihad kecuali mereka menghancurkan Jihad dan orang-orang yang memperjuangkannya.
Taliban adalah salah satu bukti dari Allah, sesuatu yang tidak kita lihat hari ini, yang melakukan seperti yang dilakukan oleh Taliban di bawah kepemimpinan Mullah Umar. Dan kemudian datang Al-Adnani Al-Mujrim di bawah pimpinan Al-Baghdadi yang sesat dan penipu, yang menyerukan orang-orang untuk memerangi Taliban. Bagaimana Amerika tidak nyaman dengan kelompok Daulah ini. Ini adalah Daulah yang buruk. Adapun apakah (kehadiran) mereka (di Khurasan) akan memiliki efek? Mereka tidak akan memiliki pengaruh (bagi Taliban). Mereka yang tahu bagaimana Afghanistan tahu mereka tidak akan berpengaruh.
Al-Baghdadi dan Al-Adnani bersama dengan para petinggi mereka yang majhul, dan Dewan Syura yang bahkan kita tahu apa-apa tentang mereka. Mungkin mereka adalah sisa-sisa petinggi Baath di Irak yang bertobat dan menjadi pemimpin dari kelompok rahasia yang tiba-tiba muncul ke permukaan dan kita tidak tahu siapa mereka. Kita tidak tahu siapa saja yang duduk di dewan Syura Daulah ini, manusia tidak mengenal mereka secara personal.
Kelompok ini membeli loyalitas dan wilayah. Jadi orang-orang yang miskin mengambil uang mereka dan memberikan sumpah setia (baiat) karena mereka tidak bisa membeli makanan. Di Suriah ada daerah Mujahidin di mana orang tidak dapat menemukan cukup makanan dan mereka dipaksa untuk menjual senjata mereka untuk mendapatkan makanan. Adapun Al-Adnani dia punya jutaan. Beberapa ia dapatkan dari mujahidin, beberapa dari musuh-musuh Allah, dan dari lain-lain. Jadi memang bisa saja baiat itu dibeli, akan tetapi ianya tidak akan bertahan lama. Selain itu, setiap yang baru itu terlihat bagus.
Jika kita ingin menulis sebuah buku tentang kejahatan Al-Baghdadi kita bisa menulis sampai berjilid-jilid. Akan tetapi Daulah merupakan hal yang baru di Afghanistan. Taliban tentu saja memiliki orang-orang yang membenci mereka, dikarenakan persengketaan dan permasalahan. Siapa yang akan bergabung dengannya (Daulah)? Yang akan bergabung adalah mereka yang miskin yang menginginkan harta, dan orang yang bermasalah (dengan Taliban). Dan ketika dia menemukan jamaah baru yang dia tidak punya masalah dengannya. Akan tetapi dalam waktu singkat pasti akan ada masalah dan perselisihan dengan kelompok itu juga. Jadi saya tidak khawatir tentang (Daulah) di Afghanistan karena ini adalah aksi propaganda media yang lemah yang tidak akan banyak berpengaruh. Mullah Umar dan Taliban memiliki kehadiran yang kuat dan aman di Afghanistan dan di sana mereka punya wilayah yang dikontrol secara penuh. Juga ada wilayah yang mereka kontrol hanya malam hari tetapi meninggalkannya pada siang hari karena menghindari serangan pesawat tak berawak. Situasi di Afghanistan cukup baik. Akan tetapi kerusakan Al-Adnani ini harus diungkapkan. Allah tahu yang terbaik tetapi saya percaya kebenaran akan menang dan akhir yang baik adalah untuk ahli Sunnah.
(banan/arrahmah.com)