LAMONGAN (Arrahmah.com) – Salah satu korban pembacokan adalah Ny. Sundari (30). Ibu dari dua anak itu dibacok setelah para preman penyerang gagal menemukan Zen, sang suami. Di tenngah trauma yang masih mencekam diri dan keluarganya, Ny. Sundari masih bersedia menerima Hamdan dari kiblat.net untuk mewawancarainya.
Berikut penuturan ibu yang menjadi korban bacok preman itu.
Bisa Anda jelaskan urutan musibah yang menimpa Ibu?
Waktu itu hari Senin, malam sekitar pukul 9 saya pulang dari toko. Sampai di rumah saya makan dan hendak tidur. Baru berbaring, terdengar pintu didobrak dan kaca-kaca jendela dipecahi, dan orang-orang yang berteriak, “Pateni ae.. pateni ae.. (bunuh saja—Red).”
Sampai ke dalam kamar mereka menanyakan suami saya. Saya jawab tidak tahu. Setelah itu tiba-tiba seorang dari mereka yang memakai tutup wajah langsung menyabetkan pedang ke saya. Akibatnya lengan kanan atas dan pergelangan tangan saya terluka.
Berapa jumlah penyerang?
Saya tidak sempat hitung. Yang jelas, selain yang masuk ke rumah, masih banyak jumlah mereka yang berada di luar rumah.
Di antara mereka ada yang ibu kenal?
Kalau yang membacok, saya tidak kenal. Mukanya ditutup. Tapi di antara penyerang ada yang saya kenal. Nama panggilannya kalau di sini Yon Raden Kalau nama aslinya saya tidak tahu.
Saat kejadian di rumah ada siapa?
Cuma ada anak saya. Umur 8 tahun, satunya lagi umur 2 bulan.
Bagaimana reaksi anak-anak ketika kamar dimasuki penyerang?
Mereka semua tertidur. Sulung saya, si Salma (8) baru bangun setelah saya dibacok dan darah muncrat mengenai wajahnya. Ia terus menangis sampai kejang-kejang, meski para penyerang sudah pergi.
Kondisi Salma saat ini?
Sampai sekarang dia tidak mau makan. Suka muntah-muntah, panas dan kejang-kejang. Sepertinya ia masih sangat trauma.
Selain ibu, ada lagi yang menjadi korban?
Iya, kalau dari ibu-ibu yang jadi korban bacok itu Ibu Reni, istrinya Pak Yazid dan Ibu Ira, istrinya pak Arif. Terus ada juga yang dirawat bareng sama saya. Anak muda, sekitar 17 tahun. Namanya Ryan. Lukanya cukup parah di bagian kepala, sampai harus dirujuk ke RS. Tuban.
Bisa sedikit digambarkan luka-luka yang ibu alami?
Saya dibacok dari lengan hingga pergelangan tangan kanan. Setelah tetangga membawa saya ke PKU Muhammadiyah Blimbing, luka saya dijahit. Ada 13 jahitan di lengan atas, dan 5 jahitan di pergelangan tangan. Kalau luka yang atas, kata dokter, ada pembuluh darahnya yang putus. Sampai sekarang terasa nyeri.
Saat ini ibu tinggal di mana?
Saya sekarang berada di rumah mertua. Rumah saya rusak, tidak bisa ditempati. Kaca-kacanya pecah… Pintunya pun jebol setelah didobrak. Saya juga belum bisa bekerja, karena oleh dokter dilarang banyak aktivitas.
Selama ini ibu di toko jualan apa?
Jualan sembako, pulsa sama herbal.
Menurut ibu, apa akar masalah penyerangan ini?
Saya kurang tahu persis. Cuma kayaknya ada dendam setelah peristiwa peludahan di malam takbiran kemarin. Kalau berita yang di TV itu ngawur semua. Masak dikatakan FPI menyerang wanita dan anak-anak.
Harapan yang ingin ibu sampaikan kepada pembaca?
Ya, mohon doanya semoga saya segera pulih dan keadaan normal kembali.
(kiblat.net/arrahmah.com)