(Arrahmah.com) – Koran Asharq Al-Awsat yang berbasis di London kembali melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu juru bicara resmi Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban, Mullah Qari Yusuf Ahmadi, pada Desember 2013.
Dalam wawancara ini, Asharq Al-Awsat menyoroti rencana IIA setelah pasukan penjajah pimpinan Amerika Serikat menarik diri dari Afghanistan dan sikap IIA terkait pemilihan presiden Afghanistan tahun 2014. Selain itu, wawancara ini juga membahas tentang pandangan pendidikan IIA yang mana di antaranya IIA membantah membekukan pendidikan perempuan sebagaimana dituduhkan oleh pihak musuh. Berikut adalah lanjutan terjemahan wawancara Asharq Al-Awsat dengan Qari Yusuf Ahmadi:
****
Asharq Al-Awsat (A): Terkait tuduhan yang baru-baru ini terjadi yang dilontarkan terhadap para simpatisan Taliban atas pembakaran puluhan sekolah perempuan, apakah Taliban memiliki pendirian resmi terhadap pendidikan Taliban?
Mullah Qari Yusuf Ahmadi (QYA): Pendidikan adalah salah satu pilar dari kebijakan pembangunan bangsa kami. Ini adalah wasiat bagi warisan besar Afghanistan dalam membebaskan kemanusiaan dari bahaya yang dilakukan oleh imperialisme. Kekaisaran kolonial lama runtuh disebabkan oleh ketekunan kelompok-kelompok jihad yang tak terkalahkan, dan kebangkitan kembali Afghanistan yang akan datang akan kembali membangun bangsa dan rakyat ini dengan memfokuskan pada pengajaran-pengajaran fundamental agama dan ilmu pengetahuan modern. Perempuan merupakan setengahnya dari masyarakat manapun, dan Islam memberikan mereka tempat dalam masyarakat. Satu-satunya agama yang benar yang mengatur hubungan antara pria dan wanita demi kebaikan masyarakat, dan menjamin kesadaran spiritual dan materi masyarakat. Dalam hal ini, peran mereka berbeda satu sama lain, tetapi mereka bersatu dalam tujuan akhir mereka [yaitu]: kebahagiaan manusia di dunia ini dan di akhirat. Oleh sebab itu, kebijakan kami akan mengadakan pendidikan bagi perempuan agar menjadi sama pentingnya bagi pendidikan laki-laki, in syaa Allah.
Kami tidak memendam permusuhan terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, kami menempatkan diri kami di antara para pendukung pendidikan tinggi yang paling gigih/kukuh. Sungguh, permulaan agama kami, satu-satunya agama yang benar, dimulai dengan perintah: (Iqro) “Bacalah!”, jadi bagaimana mungkin bangsa kami menolak ilmu pengetahuan? Kami hanya akan menolak dan menentang setiap kurikulum yang merusak agama kami dan meningkatkan generasi yang bermoral korup. Itulah sikap kami, dan apapun yang menunjukkan hal yang sebaliknya merupakan bagian dari kampanye penyimpangan informasi oleh musuh yang berusaha untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan-kejahatan mereka dan untuk mendistorsi citra Mujahidin yang menganggap ilmu pengetahuan adalah kewajiban yang suci bagi setiap Muslim dari kedua jenis kelamin. Kami adalah sebuah bangsa [yang peduli] ilmu yang membangun sekolah-sekolah, bukan bangsa bodoh yang membakarnya.
A: Tapi telah ada tuduhan-tuduhan yang dikaitkan kepada Taliban, khususnya dari para perhimpunan wanita Afghan serta para wanita yang duduk sebagai anggota parlemen, bahwa negara ini akan melangkah mundur (terbelakang) jika Taliban menjabat. Bagaimana anda meyakinkan para wanita itu bahwa mereka akan mendapatkan masa depan yang aman di Afghanistan yang dipimpin Taliban?
QYA: Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah penempaan rakyat Afghan bersatu. Itu adalah kondisi fundamental yang mana pandangan kami tertuju. Kami bekerja menuju masa depan yang lebih cerah yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang akan mempersatukan rakyat kami, dan ini adalah visi yang mana jutaan orang telah menyerahkan hidup mereka demi itu.
Musuh telah berusaha, dan akan terus berusaha, untuk memecah belah negara kami dan menghancurkan negara kami dan hadir dengan menabur benih-benih perselihan dan menyalakan kembali perselisihan internal. Kami harus menapaki jalan ini yang secara langsung menentang keinginan-keinginan musuh, dan melakukan apa yang agama kami perintahkan terhadap kami dengan berpegang pada rencana Allah dan menghindari faksionalisme. Itulah senjata yang dengannya kami akan mengalahkan musuh kami, menjaga negara kami, dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa besar kami.
A: Apakah anak-anak Taliban masuk ke sekolah-sekolah pemerintah untuk mendapatkan pendidikan sipil, atau mereka masuk ke sekolah-sekolah Al-Qur’an untuk belajar Syari’ah?
QYA: Di provinsi-provinsi yang telah dibebaskan, kami menyediakan layanan-layanan dasar, termasuk pendidikan. Kami pada dasarnya tertarik pada materi-materi Islam, karena itulah dasar kekuatan kami dalam Jihad. Pendidikan Islam ini telah diterima luas oleh rakyat Afghan, bahkan di provinsi-provinsi yang tidak sepenuhnya di bawah control kami. Bagi rakyat ini, tidak ada yang bisa mengambil Islam dari hati mereka, dan sehingga mereka amat bersemangat mendukung misi agama kami. Ini bukan berarti kami mengabaikan pendidikan sipil: kami menyediakan semampu yang kami berikan bagi situasi sulit kami. Adapun anak-anak kami, mereka merupakan bagian dari rakyat Afghan, dan mereka menderita dan berkorban sama seperti kebanyakan orang. Jika orang-orang merasa Mujahidin dan anak-anak mereka terpisah dari realiltas keseharian di Afghanistan, mereka akan menyingkirkan kekuasaan mereka (Mujahidin) dengan segera.
A: Amanullah Aman, juru bicara bagi Departemen Pendidikan, mengatakan bahwa hampir 550 sekolah di 11 wilayah telah menutup pintu mereka karena kurangnya keamanan. Apa anda ingin berkomentar?
QYA: Jumlah yang sebenarnya mungkin lebih tinggi, dan alasannya adalah bahwa pembebasan provinsi-provinsi yang sangat besar menyebabkan pasukan penjajah melarikan diri, dan pasukan pemerintah tidak bisa berdiri dengan kaki mereka sendiri tanpa tuan-tuan mereka. Penjajah memberikan pasukan pemerintah senjata-senjata yang kuat, tetapi meskipun begitu mereka gagal untuk menghadapi Mujahidin. Pemerintah akan mundur dari daerah-daerah merdeka yang tersisa dan menutup instalasi militer, administratif dan pendidikan. Mujahidin akan diuntungkan dari hal ini dan kami akan melanjutkan untuk mengajar anak-anak kami kurikulum saat ini.
Korupsi administratif juga memiliki andil dalam penutupan sekolah-sekolah, malah di provinsi-provinsi yang belum kami bebaskan. Telah diketahui secara luas bahwa rezim saat ini di Kabul adalah yang paling korup di dunia, dan sekarang para pejabat pemerintah menyadari bahwa akhirnya telah dekat, mereka menjarah apa saja yang bisa mereka dapatkan dengan tangan mereka dan mengirim uang itu ke tempat yang aman di luar negeri. Banyak lembaga yang telah merasakan dampaknya, terutama sekolah.
A: Apakah kalian mendukung aktris asal Amerika Angelina Jolie dalam kapasitasnya sebagai duta besar dari PBB, khususnya berkaitan dengan upaya untuk mempromosikan lembaga-lembaga pendidikan bagi perempuan di Afghanistan dan kontribusi finansialnya baru-baru ini untuk sebuah sekolah baru di pinggiran Kabul?
QYA: Kami tidak berniat untuk menyerahkan anak-anak kami kepada musuh dengan tujuan untuk mendidik mereka. Segala bentuk pendidikan akan tunduk kepada Imarah Islam, dari mulai kurikulum dan para guru, hingga sekolah dan peralatannya. Pihak musuh salah menanggapi apa yang mereka sebut “isu wanita” atau “pendidikan perempuan” atau “hak asasi manusia” tetapi mereka tidak akan bisa menipu siapapun di Afghanistan. Kami telah menumpahkan darah yang cukup untuk memahami bahwa hal ini hanyalah kutipan dari kamus kemunafikan Barat. Dengan demikian, kami meragukan Amerika memiliki niat baik terhadap rakyat kami atau rakyat Muslim kami. Yang terbaik yang bisa Angelina Jolie lakukan adalah mengubah niat baiknya untuk meyakinkan pemerintahnya untuk membayar ganti rugi kepada rakyat Afghan hingga mereka mampu untuk mendidik anak-anak mereka, merawat orang-orang yang sakit di antara mereka, dan membangun kembali kota-kota dan desa-desa yang telah dihancurkan oleh tentara Amerika dan sekutu mereka.
A: Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal mengatakan: “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka dia lebih banyak merusak daripada memperbaiki”. Apakah pendapat ini diaplikasikan dalam tindakan-tindakan Al-Qaeda, dan apakah hubungan antara Al-Qaeda dan Taliban telah rusak pada saat ini?
QYA: Sebelum Taliban berkuasa di Afghansitan, ada beberapa ratus Mujahidin Arab tinggal sebagai tamu di sini, berperang dan berkorban demi bangsa ini. Pada saat itu, tidak baik bagi mereka untuk kembali ke tanah air mereka karena penindasan dan penyiksaan sedang menanti mereka di sana. Tetapi akhir-akhir ini, sebagian besar telah kembali ke tanah air mereka, terutama setelah peristiwa “Arab Spring”. Kami berpegang kepada tolok ukur Khalifah Umar [bin Abdul Aziz], dan oleh karena itu pendidikan sepenuhnya penting bagi kami, sebagaimana yang telah kami katakan sebelumnya. Kami sangat tertarik dalam membangun hubungan sehat antara semua bangsa di dunia, terutama di antara orang-orang dalam bangsa Islam. Kami memiliki banyak pekerjaan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat Afghan dan rakyat Muslim pada umumnya.
A: Apa komentar anda terkait Mullah Abdul Ghani Baradar, pria kedua di dalam Taliban yang ditempatkan di tahanan rumah di Pakistan meskipun pembebasan dirinya resmi?
QYA: Kami berharap untuk melihat semua para pemimpin dan Mujahidin kami yang dipenjara dibebaskan segera agar kami dapat mencapai kemenangan mutlak melawan musuh-musuh kami. Kami menyeru kepada semua negara-negara tetangga kami, termasuk Pakistan, untuk menyadari pentingnya hubungan masa depan dengan Afghanistan dengan tujuan untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan besama kami dan menjamin dan keamanan di wilayah ini. Era Amerika di Afghanistan sedang memudar. Amerika akan mundur, tidak hanya dari Afghanistan, tetapi dari wilayah ini pada umumnya. Mereka yang bertaruh untuk Amerika pasti kalah. Rakyat Afghanistan akan menjadi kuat, bersemangat, berhasil baik sekarang ataupun selamanya [In syaa Allah]. Mereka adalah komponen fundamental dari masa depan wilayah ini. Nasib mereka bergantung pada nasib seluruh tetangga mereka, dan hal itu jatuh kepada pemerintah wilayah ini untuk mempertimbangkan kenyataan ini bahkan setelah kematian imperialisme.
A: Apakah Syura Quetta merupakan pemerintah de facto dari Imarah Islam Afghanistan, seperti yang diklaim beberapa laporan?
QYA: Quetta adalah kota di Pakistan, dan musuh menginginkan untuk menghubungkan kemenangan dan pencapaian rakyat Afghan kepada orang lain, dan sehingga sesekali dan kemudian mereka menyebarkan rumor semacam ini. Yang benar adalah “Syura Quetta” adalah sebuah front yang mengikuti struktr Imarah Islam [Afghanistan].
(siraaj/arrahmah.com)