ALEPO (Arrahmah.com) – Dalam dua pekan pertama bulan Agustus 2012, propinsi Alepo menjadi ajang pertempuran paling sengit antara mujahidin Islam dan Tentara Kebebasan Suriah melawan militer rezim Suriah.
Media massa rezim Suriah dan media massa sekuler di Timur Tengah melaporkan militer rezim Suriah merebut kembali desa-desa dan kota-kota dari tangan mujahidin Islam dan Tentara Kebebasan Suriah. Lewat berbagai video pertempuran yang dipublikasikan melalui internet, mujahidin Islam dan Tentara Kebebasan Suriah justru membuktikan bahwa mereka telah menguasai 70 persen wilayah Alepo.
Dalam perang sengit di Alepo yang masih berlangsung sampai saat ini, militer rezim Suriah mengandalkan kekuatan pesawat militer, helikopter militer, tank dan artileri berat. Bombardir massif dari darat dan udara itu telah menghancurkan desa dan kota serta menewaskan ratusan warga sipil dan mujahidin.
Tentara Kebebasan Suriah di Alepo telah menyatukan seluruh regu, peleton dan kompi pejuangnya di bawah satu kesatuan, Brigade Liwa’ At-Tauhid. Bersama mujahidin Islam dari berbagai kelompok jihad, Brigade Liwa’ At-Tauhid memberikan perlawanan yang memporak porandakan kekuatan militer rezim Suriah.
Pada Sabtu (11/8/2012) kemarin, wartawan stasiun TV Al-Jazera berhasil melakukan wawancara ekslusif dengan Komandan umum Brigade Liwa’ At-Tauhid yang memimpin langsung pertempuran di Alepo, Abdul Qadir Shalih. Situs youtube telah menayangkan sebagian wawancara itu dalam durasi 24 menit 34 detik.
Kepada stasiun TV terkemuka itu, Abdul Qadir Shalih menerangkan panjang lebar situasi peperangan di Alepo. Shalih menyebutkan berbagai kemajuan dan kendala yang dihadapi selama pertempuran berlangsung.
Hal yang mungkin akan sangat mengejutkan Barat dan rezim-rezim sekuler di dunia Arab, dalam wawancara itu Shalih memuji peranan mujahidin Jabhah Nushrah dalam medan pertempuran. Pada menit ke 16 dalam video yang dirilis youtube, Shalih menyebut Jabhah Nusharah sebagai saudara yang melakukan ribath dan jihad bersama Liwa’ At-Tauhid.
Pernyataan resmi komandan umum Liwa’ At-Tauhid di Alepo ini tentu sangat bertolak belakang dengan pernyataan tokoh-tokoh oposisi Suriah yang sering muncul di media massa internasional. Selama ini sejumlah juru bicara Tentara Kebebasan Suriah dan politikus ‘kutu loncat’ dalam Dewan Transisi Nasional Suriah sangat getol menyuarakan permusuhannya kepada mujahidin Islam, yang mereka tuding sebagai teroris dan kelompok Islam garis keras.
Para komandan dan prajurit Tentara Kebebasan Suriah yang bertempur di lapangan telah merasakan sendiri kehadiran mujahidin Islam, terkhusus lagi kelompok Jabhah Nushrah, nama publik Al-Qaeda di Suriah, sebagai saudara dalam ribath dan jihad. Mereka bersatu dan bahu membahu dalam melawan kebiadaban rezim Suriah. Mereka membuktikan kesamaan panji Laa Ilaha Illa Allah Muhammad Rasulullah dan penegakan syariat Allah di Suriah adalah sarana pemersatu perjuangan dan kunci sukses revolusi. Mereka tidak terpengaruh dengan para tokoh militer dan politikus yang rajin mencari muka kepada Barat demi kepentingan kekuasaan belaka.
Wawancara lengkap berbahasa arab:
(muhib almajdi/arrahmah.com)