Mustafa Setmariam Nasar yang lebih dikenal dengan Abu Mus’ab As-Suri, seorang berkebangsaan Spanyol asli Suriah yang “menghilang” sejak 2005. Pada November 2004, Nasar dimasukkan ke dalam daftar “Teroris yang paling dicari” oleh FBI dan 18 November 2004, Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah 5 juta USD untuk informasi mengenai lokasinya.
AS secara prematur menggambarkan Abu Mus’ab As-Suri sebagai “figur terkemuka Al-Qaeda”. Dia kemudian ditangkap di Pakistan pada 2005 dan diserahkan kepada otoritas AS. Diyakini ia ditahan di penjara rahasia di salah satu pulau rahasia Inggris, Diego Garcia sebelum diberikan ke Timur Tengah. Saat ini ia dipercaya berada dalam sebuah tahanan di Suriah.
Mustafa Setmariam Nasar memiliki empat anak dan seorang istri yang telah tidak berkomunikasi dengannya selama enam tahun dan hampir tidak mengetahui keberadaan atau kondisinya sama sekali.
Pelindung Cageprisoner, Yvonne Ridley, baru-baru ini menemui istri Mustafa Nasar, Helena Moreno yang kini tinggal bersama keluarganya di Teluk.
Arrahmah.com menerjemahkan wawancara ini untuk memberi semangat bagi para Muslimah, ummahat yang suaminya berada dalam penjara thogut. Kami tidak bertanggungjawab terhadap isi
Berikut ini adalah wawancara yang dilakukan oleh Cageprisoner kepada Helena Moreno :
Cageprisoner (CP) : Assalamualaikum, dapat Anda memperkenalkan diri?
Helena Moreno (HM) : Waalaikumussalam wa rahmatullah. Nama saya Helena Moreno dari Madrid. Aku telah memeluk Islam selama 21 tahun dan mengganti nama menjadi Sajidah. Beberapa minggu setelah memeluk Islam aku menikah dengan seorang pria yang sangat mengetahui banyak mengenai Islam dan beliau menjadi guru saya. Namanya adalah Mustafa setmariam dan beliau lahir di Suriah, di Aleppo pada 1958.
CP : Ceritakan mengenai Abu Mus’ab As-Suri, pria yang Anda kenal
HM : Aku mengenal suamiku sebagai Mustafa dan dapat aku katakan aku mengenalnya lebih baik dari pria yang ditulis di media dengan nama Abu Mus’ab As-Suri. Aku mengenal Mustafa sebagai suami, ayah dan guru namun aku hanya tahu sedikit tentang Abu Mus’ab selain dari apa yang saya baca.
Saya tahu bahwa beberapa bagian dari media telah salah menyatakan bahwa ia milik Al-Qaeda dan saya tahu bahwa itu tidak benar. Di tahun 80-an didokumentasikan dengan baik pernyataan yang ia buat dan jelas bahwa ia bukan bagian dari Al-Qaeda.
Kami menikah pada akhir 1988 di Madrid. Dia seorang pekerja keras dan rajin, membeli dan menjual kerajinan tangan dari Suriah. Dia sangat lembut dan baik.
Saya sangat merasa diberkahi ketika saya menikah dengannya. Hal yang paling saya syukuri adalah memeluk Islam dan kedua menikah dengannya. Dia lembut dan baik dan menjelaskan Islam kepada saya, selalu memberikan bukti dari Qur’an dan tidak pernah menekan saya. Ia sangat lembut dan cerdas dan sangat lucu. Ia selalu membuatku tertawa, banyak. Tidak hanya di awal, bahkan di saat yang paling sulit ketika dia khawatir, selalu ada perasaan bahagia dan kegembiraan dan mencari sisi lucu dari segala hal untuk membuat segalanya berjalan mudah. Ia mengorbankan banyak hal untuk membantu saya keluar dan menetap ke dalam kehidupan baru sebagai istri dan seorang Muslim.
Saya dibesarkan sebagai wanita Barat yang kuat dan seorang atheis. Saya memiliki banyak pertentangan dengan keluarga yang tidak menyukai pertobatan saya, tetapi dia selalu bekerja untuk menemukan solusi yang adil.
Seorang pria yang saya tahu sebagai pembawa kedamaian dan pembangun jembatan.
Di akhir 1997 kami tinggal di London selama tiga tahun dan memutuskan untuk pindah ke Kabul. Aku sangat takut karena semua yang aku tahu mengenai Afghanistan berdasarkan apa yang aku baca di media.
Saya pikir saya akan tinggal di suatu tempat di tenda, tanpa air dan perlindungan dari bom di mana-mana yang dibawa kuda atau keledai.
Ketika kami tiba di sana itu sangat berbeda. Kami tinggal di Khost dimana kami memiliki rumah, sangat bagus, kecil dan dia membuatnya terlihat seperti rumah. Pada waktu itu kami memiliki tiga anak, mereka menyukainya dan saya harus katakan bahwa saya juga menyukainya.
Hal yang paling sulit bagi saya adalah kesepian karena saya tidak dapat berbicara dengan tetangga Afghan saya dan saya sebenarnya orang yang sangat supel. Namun sukacita duduk di halaman belakang rumah yang besar melihat pemandangan pegunungan yang sangat indah. Makanan terasa enak dan udara sangat bersih.
Mungkin aku tidak mengatakan kepadanya bahwa dirinya benar namun aku menyukainya. Kami menggunakan halaman tersebut untuk melihat langit dan bintang-bintang dan dia akan memberitahu saya dimana beruang kutub dan binatang yang disebut dengan itu.
Setelah beberapa bulan kami pindah ke Kabul, kehidupan sangat berbeda. Kami memiliki air, listrik dan meskipun udara kota masih cukup segar. Kehidupan sosial kami menjadi lebih aktif karena terdapat keluarga lain di sana.
Dia membuka toko kelontong dan bekerja di Departemen Penerangan sebagai konsultan (saat Taliban berkuasa-red). Itu sama sekali tidak menakutkan. Cerita-cerita media Barat yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh keluar rumah atau bahkan untuk berbicara di jalan dan tidak bisa tertawa. Bukan seperti itu sama sekali. Saya bertemu dengan teman-teman perempuan saya secara sering dan kami pergi berbelanja dan berada di jalan-jalan umum.
Saya membuka toko pakaian di rumah saya, menjual pakaian, mainan, perlengkapan rias karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk berbelanja. Hal itu tidak dijalankan demi keuntungan tetapi lebih sebagai kendaraan sosial, seperti menjadi pusat sosial.
Jika Mustafa adalah seorang suami yang baik dia juga seorang ayah yang baik, insha Allah. Dia selalu terlibat dengan anak-anak dan menghabiskan berjam-jam membaca untuk mereka dan bermain dengan mereka sebelum mereka tidur. Anak-anak mencintainya.
Saya memiliki empat anak, Abdul Kader (19), Omar (15), Daniah (13), Thuraya (11), yang terkecil masih ingat bagaimana ayahnya selalu meletakannya di atas bahunya dan bermain dengan dia. Dia selalu mengatakan “saat” ayah datang ia akan kembali menggendongnya ke pundaknya.
Mereka terakhir melihat ayahnya pada September 2004 ketika kami meninggalkan Karachi di Pakistan untuk pindah ke Kuwait. Ketika kami meninggalkan dia keluar ke balkon pada pukul 4.00 pagi untuk mengatakan selamat tinggal. Ruangan itu, balkon itu, rumah tersebut masih tetap ada di benak saya hingga saat ini, subhanallah.
Aku tidak tahu dan anak-anak juga tidak tahu bahwa itu akan menjadi yang terakhir kalinya kami melihat dia.
Setelah peristiwa 911, aku menyangkalnya. Aku ingin sesuatu tetap berjalan seperti biasa tapi Mustafa tahu sesuatu yang mengerikan datang begitu kami meninggalkan Kabul dan tinggal selama beberapa hari di tempat kecil di luar sana.
Saya sangat takut ketika setiap kali mendengar pesawat lewat setiap malam ketika perang dimulai. Kami tahu Kabul telah jatuh dan kami mulai bergerak ke selatan dengan sekelompok orang dalam mobil. Ada 10 mobil dengan perempuan dan anak-anak di dalamnya dari kota ke kota dan desa ke desa dan selalu mendengar pesawat tempur melintas di atas kami.
Aku memaksa untuk tidak menjadi takut ketika kami dalam bahaya karena konvoy kecil kami sedang di bom dari seluruh arah. Kami tahu bahwa kota-kota sedang diambil alih dan dibom oleh pasukan anti-Taliban. Aku khawatir tapi aku tetap tenang dan mencari kembali dimana kekuatan berasal. Tapi terkadang aku berpikir bahwa Allah mempersiapkan saya untuk apa yang akan terjadi.Kami banyak berdoa. Saat itu Ramadhan dan kami tidak berbuka puasa.
Tujuan terakhir kami adalah Karachi dan kami pikir itu hanya sementara. Peristiwa itu adalah awal tahun 2002 dan kami tetap di Karachi sampai September 2004.
CP : Dalam situasi apa kalian terpisah?
HM : Selama dua tahun kami hidup dengan tenang di KArachi. Kami takut untuk berbicara Arab karena kami tahu orang Arab sedang dijual dan tiba-tiba menghilang. Di saat itu mereka hanya mengambil seorang laki-laki namun membuat trauma anak-anak dan ibu mereka.
Anak-anak tidak diperbolehkan keluar dan telah diperintahkan untuk tetap diam, mereka tidak bisa bermain dengan anak-anak setempat. Kami menjelaskan kepada mereka bahwa kita harus menunggu sebentar dan bahwa kita akan tetap bersama-sama.
Kami telah meninggalkan Afghanistan dengan bom-bom pesawat dan kami aman. Kami menunggu untuk melihat apa yang terjadi dan berpikir cara kembali ke Spanyol.
Pada akhirnya kami memutuskan bahwa saya akan membawa keluarga pertama-tama ke Kuwait dan kemudian saya akan memperpanjang passport dan jika dia ingin, dia akan menyusul kemudian. Tentu saja kita tidak tahu apa-apa dan tidak membayangkan bahwa namanya adalah target nilai tertinggi bagi AS.
Jadi saya menuju Kuwait dengan anak-anak pada September 2003. Kami tidak memiliki banyak pilihan. Aku tahu kami tidak bisa tetap di Pakistan karena anak-anak perlu pendidikan. Kami terus berhubungan melalui telepon dan internet dan komunikasi terakhir yang saya terima pada Mei 2005.
Aku masih di Teluk.
CP : Dimana suami Anda dan sejauh apa dia? Apa berita terakhir dan sejauh mana keasliannya?
HM : Saya terakhir mendengar kabar darinya pada Mei 2005. Pada tanggal 3 November 2005, saat itu Idul Fitri, saya mendapat telepon dari seseorang yang saya percaya dan mengatakan bahwa suami saya ditangkap dan meminta saya untuk bersabar. Aku berbicara di telepon di kamarku dan saat itu waktu makan siang.
Aku mencoba menenangkan diri. Aku tahu bahwa penangkapannya bukan berarti penangkapan biasa dan dengan pengacara. Aku tahu bahwa ia akan “menghilang” dan hanya Allah yang tahu apakah aku akan melihatnya lagi. Aku tahu bahwa ia akan menderita dan aku tahu bahwa aku akan sendiri dalam waktu yang sangat lama dan aku berharap aku tidak kehilangan ia selamanya. Tapi aku tidak dapat membayangkan bahwa akan mendapatkan ini.
Aku tahu bahwa beberapa waktu di awal 2006 ia di Diego Garcia, tetapi bukan di pulau. AS membantah membawanya ke pulau namun terdapat kapal di sekitar pulau.
Saya sudah meminta Kedutaan Spanyol untuk melakukan apa yang mereka bisa. Apa yang mereka sepakati adalah dalam kasus seperti suami saya tidak terdapat catatan resmi.
Sejauh ini otoritas Spanyol tidak mampu mengetahui informasi apapun. Mereka tahu dia adalah warga Spanyol dan ayah empat anak Spanyol.
Cerita-cerita memukul media pada November 2005 dan ada hiruk-pikuk spekulasi selama dua bulan dan kemudian tidak ada sama sekali. Media mengatakan dia ada hubungannya dengan 11 September, ia kemudian disebut dalang dari pemboman Madrid dan London. Tiba-tiba namanya dikaitkan dengan banyak hal. Dia adalah dalang dari semuanya itu menurut media, tak satupun yang benar tapi itu tidak mneghentikan mereka.
Aku 99 persen yakin suamiku berada di Suriah. Sekali lagi informasi yang telah datang dari sumber terpercaya. Informasi kredibel terakhir adalah sekitar musim gugur tahun 2008. Ini juga telah diperkuat oleh sebuah LSM Barat.
CP : Bagaimana dia bisa berada dalam situasi ini?
HM : Saya pikir kami hidup di zaman dimana berbahaya menjadi pemikir dan penulis. Dia bukan seorang pria yang menjadi pejuang. Ketika anak-anak bertanya dimana ayah mereka aku akan mengatakan ayahnya seorang penulis dan beberapa orang tidak suka dengan apa yang ditulisnya. Kini mereka tumbuh dewasa dan tidak begitu mudah. Saya tidak berbohong kepada anak-anak saya tapi bahkan ketika saya mencoba untuk memberitahu mereka kebenaran itu tidak mudah karena semua ini tidak masuk akal.
Aku sudah berspekulasi, hanya dikepala saya, bahwa mungkin dia dikhianati oleh beberapa orang Pakistan miskin, tetapi kemudian mengapa hal itu jadi tak penting sekarang. Yang penting adalah bahwa suami saya telah pergi selama enam tahun dan anak-anak saya tidak tahu dimana ayah mereka. Aku membawa fotonya di dompet dan di lemari saya tetapi saya tidak ingin foto itu menjadi buram untuk mereka. Kadang-kadang mereka masih berbicara tentang ayah mereka seolah-olah dia berangkat kerja di pagi hari dan ia akan kembali sore hari.
Jika namanya Antonio atau Philippi pemerintah Spanyol mungkin akan melakukan hal berbeda. Jika saya tidak berjilbab mereka akan bertindak berbeda. Dia adalah satu-satunya orang Eropa yang saya ketahui telah “menghilang”.
CP : Bagaimana situasi sekarang ini menurut Anda setelah berita baru yang Anda dengar jika ada?
HM : Aku mencoba untuk berbohong kepada diri sendiri kalau saya tidak bisa mengatasi apa yang terjadi. Aku mencoba dan percaya bahwa ia hanya duduk di sel. Saya menahan diri untuk tidak memikirkan bahwa ia disiksa. Saya tahu bahwa ia orang yang pandai dan dia mencintai berbicara dan bahwa di suatu tempat di Suriah dia berbicara dengan penjaga Suriah dan mereka tidak akan membahayakan dirinya dan lebih baik kepada dirinya.
CP : Bagaimana Anda dan anak-anak Anda mengatasi semua ini tanpa suami Anda?
HM : Ini adalah situasi yang sangat sulit. Setiap kali saya makan sepotong buah atau coklat saya merasa bersalah dan setiap kali saya sedang tertawa dan menikmati kebersamaan dengan anak-anak saya merasa seperti pengkhianat. Segala sesuatu dalam hidup saya terhubung kepadanya. Saya mencintainya.
CP : Ada tuduhan bahwa suami Anda terhubung dengan pemboman London dan Madrid. Apa yang Anda pikirkan tentang klaim tersebut?
HM : Para wartawan membutuhkan sesuatu untuk mengisi surat kabar mereka. Mereka tahu bahwa mereka dapat menargetkannya karena ia tidak dapat membela dirinya sendiri tapi mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki bukti untuk menghubungkan apapun dengan dia. Layanan Rahasia Spanyol bahwa mengunjungi orang tua saya dan mereka mengatakan bahwa mereka tahu bahwa dia tidak ada hubungannya dengan itu. Dia bahkan memanggil orang tua saya dan mengatakan kepada mereka untuk tidak mempercayai ini karena tidak benar. Orang tua saya sudah sangat mendukung. Ayah saya tidak dapat mengerti bagaimana di abad ke-21 seorang pria bisa menghilang tanpa informasi sama sekali. Ini tidak seperti ia tenggelam dalam sebuah kapal di tengah lautan. Seseorang telah mengambil dia dan seseorang harus tahu dimana dia dan jika ia masih hidup. Sudah sangat sulit bagi orang tua saya.
Apakah seseorang dapat mengatakan kepadaku kalau aku seorang janda sekarang?
CP : Dalam buku “Architect of Global Jihad : The Life of Al-Qaeda Strategist Abu Mus’ab Al-Suri”, penulis menggambarkan suami Anda sebagai pemikir dan ideolog lebih dari seorang tokoh operasional. Mengapa menurut Anda ia dipandang sebagai tokoh penting?
HM : Saya telah membaca buku tersebut musim panas lalu dengan harapan bahwa mungkin akan menemukan sesuatu yang baru. Saya tidak mendapat kesan bahwa ia diberi seperti peran yang signifikan. Yang penting adalah bahwa ia terus menggambarkan dia sebagai pemikir dan penulis (adalah kata-kata berbahaya?) Anda harus kosong, konyol, bodoh dan kemudian Anda tidak dianggap sebagai ancaman.
CP : Buku yang sama menunjukkan bahwa suami Anda tidak hanya menentang serangan 1998 pada Kedutaan AS di Afrika Timur dan 911, namun juga dikenal sangat kritis terhadap Al-Qaeda. Apa, jika ada, posisi sebenarnya tentang ini?
HM : Saya tidak dapat berbicara untuk suami saya, Insha Allah suatu hari ia akan mampu menjelaskan posisi, tetapi ingat suami saya adalah orang yang selalu ingin membangun jembatan dan dialog terbuka dengan non-Muslim.
CP : Suami Anda warga Spanyol, apa yang dilakukan pemerintah Spanyol untuknya?
HM : Sejauh ini yang saya sadar, pemerintah Spanyol belum melakukan banyak hal untuknya. Aku pergi ke Spanyol pada Februari 2010 dan aku bekerja dengan Amnesti Internasional di sana dan kami punya banyak pertemuan dengan politisi. Mereka baik dan menunjukkan suatu kepentingan tertentu, tetapi seorang wanita di kantor Luar Negeri mengatakan dia pikir berkasnya sudah hilang karena mereka pindah kantor. Bagaimana bisa pemerintah Spanyol kehilangan berkas karena masalah sederhana, pindah kantor?
CP : Apa yang Anda harapkan untuk kasus suami Anda?
HM : Aku ingin ia kembali, aku butuh dia sebagai suami, rekan, ayah. Kami, sebagai Muslim, harus tahu kebenaran karena ketidakadilan ini sedang dilakukan untuk kami semua. Kasus ini jauh lebih besar dari sekedar saya ingin suami saya kembali.
CP : Apa respon orang-orang Spanyol?
HM : Nama suami saya telah menjadi bayangan tapi ketika orang-orang awam mendengar cerita mereka semua menanyakan hal yang sama, mengapa di bumi ini bisa seseorang menghilang seperti ini.
CP : apa respon dari masyarakat Muslim?
HM : Respon masyarakat Muslim sangat sedih. Di negara di mana saya tinggal hampir tidak ada yang tahu siapa saya atau suami saya. Mereka tidak mengajukan banyak pertanyaan. Saya tidak mendapat email dukungan. Jika saya masuk ke forum saya tidak mendengar atau melihat nama Mustafa. Kadanng-kadang, sangat jarang, saya disuruh bersabar. Dan masyarakat Arab terlalu takut bahkan menuliskan namanya atau menunjukkan dukungan kepada seorang perempuan yang hidup sendiri dengan anak-anaknya.
CP : Apa dampak dari hilangnya suami Anda pada keluarga Anda?
HM : telah menghancurkan. Anak-anak telah tanpa ayah mereka selama lebih dari separuh hidup mereka. Mereka merindukan ayah mereka, terutama yang tertua. Dia sangat dekat dengan ayahnya. Dia memiliki waktu yang sangat sulit. Dia mengalami depresi. Gadis-gadis ini dapat mengatasi lebih baik daripada anak laki-laki.
CP : Apa hal terburuk tentang situasi ini?
HM : Semuanya buruk. Jika saya tidak tahu apa-apa itu akan buruk tetapi mengetahui potongan-potongan kecil informasi dari orang-orang yang tleah hilang, disiksa dan kembali telah membunuhku sedikit demi sedikit. Jika saya menonton film dan ada komentar atau adegan penyiksaan, saya cepat-cepat mematikannya. Saya tidak berpikir bisa menonton film. Setiap gambar yang keluar saya melihat wajah Mustafa dan itu tidak mudah.
Mereka sangat menyiksa saya.
CP : Apa, jika ada, hal terbaik tentang situasi ini untuk Anda?
HM : Secara umum saya orang yang optimis dan saya selalu mencoba dan mencari hal-hal baik. Saya yakin suatu hari nanti aku akan belajar apa hal-hal yang baik. Hal ini telah membuat saya menjadi orang kuat dan saya telah belajar bagaimana menerima kehendak Allah. Saya tahu bahwa saya bisa berjuang untuk saya dan anak-anak saya dan juga untuk dia. aku tidak bisa membayangkan bahwa aku bisa sekuat ini. Saya sangat bersyukur bahwa Allah SWT telah memberi saya kesabaran, Alhamdulillah.
CP : Apa Anda memiliki pesan untuk pembaca?
HM : Untuk siapapun yang telah “menghilang” atau ditangkap di Guantanamo, di kapal, di penjara-penjara dan yang sedang bebas. Aku ingin mengingatkan mereka bahwa tidak semua orang telah begitu beruntung dan saya ingin mereka mengingat mereka masih dalam kegelapan. Kita akan diminta, kita semua, apa yang kita lakukan untuk orang lain. Saya ingin mengatakan, khususnya untuk para perempuan seperti saya atau mungkin dalam situasi lebih buruk, hanya mengatakan Alhamdulillah dari dalam hati Anda karena semua orang diberkahi dengan ujian. Silakan siapa saja yang mengetahui apa pun bahkan yang terkecil, dapat mengubungi saya melalui Cageprisoner.
CP : Siapa yang dapat membantu Anda selama ini dan mengapa?
HM : Kita juga harus mengirim pesan kepada orang yang bertanggungjawab untuk ini. Saya mencoba memahami apa gunanya tindakan jahat ini? Saya berharap dan saya bertanya-tanya apakah Anda dapat tidur di malam hari, ketika Anda mencium anak-anak Anda pada malam hari dan memikirkan anak-anak dari mereka yang ‘menghilang’? Kita semua adalah makhluk dan kita memiliki kelemahan. Kita harus belajar bagaimana memaafkan.
Telah enam tahun tanpa mengetahui apapun.
Saya ingin memberikan ucapan terima kasih yang besar bagi mereka beberapa orang yang telah ada dari komunitas Muslim dan non muslim, LSM dan lainnya yang telah membantu.Silahkan tulis ke Kedutaan Spanyol lokal dan bertanya kepada mereka apa yang mereka lakukan. Menulis tentang Mustafa. Kita harus terus menulis namanya untuk membuatnya tetap hidup.
CP : Terima kasih dan semoga Allah meringankan kesulitan Anda. (haninmazaya/arrahmah.com)