(Arrahmah.com) – Suriah diketahui memiliki sejumlah besar faksi pejuang kecil yang memiliki sedikit anggota dan tidak dikenal media.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Ibn Nabih yang dia bagikan di Medium.com, ia mengatakan bahwa dirinya mulai mengetahui Harakat Taliban (dulunya bernama Katibat Taliban) setelah peneliti dan pakar drone Nick Waters mengatakan bahwa jenis drone bomblets yang mereka gunakan mirip dengan yang menyerang Pangkalan Udara Hmeimim Rusia.
Setelah Ibn Nabih membuat cuitan di akun Twitter mengenai faksi tersebut, seorang anggota faksi menghubunginya untuk diwawancarai mengenai kelompok mereka, mengapa mereka bergabung dengan Hai’ah Tahrir Syam pada 29 Januari 2017 dan kemudian keluar, hubungan mereka saat ini dengan berbagai faksi dan yang penting, bagaimana mereka melihat kehadiran tentara Turki di daerah Idlib atau Aleppo.
Menurut Ibn Nabih, wawancara dilakukan melalui Telegram dan keanggotaan anggota yang diwawancarai dikonfirmasi melalui saluran resmi mereka.
Berikut wawancara lengkapnya:
Pertanyaan (T):
Bagaimana Anda mengatakan situasi di mana Anda berada sekarang?
Jawaban (J):
Situasinya bagus, seperti Anda tahu,Turki meluncurkan operasi mereka di Afrin yang memperbaiki situasi, sementara kami masih aktif melawan rezim.
T:
Anda sebelumnya bergabung dengan Hai’ah Tahrir Syam (HTS), mengapa kemudian kalian keluar dan bagaimana hubungan kalian dengan mereka sekarang?
J:
Kami meninggalkan HTS setelah bergabung dengan mereka, dan niat kami dengan merger itu secaramiliter.
Sejak awal kami mengumumkan merger, kami bertemu dengan para pemimpin HTS, kami mengatakan kepada mereka bahwa kami ingin bekerja dengan nasehat militer kalian (dalam pertempuran dan ribat serta lainnya), namun untuk kebijakan administrasi, kami memiliki struktur sendiri selaras dengan Taliban (di Afghanistan).
Setelah kami bergabung dengan mereka, HTS meluncurkan pertempuran Hama mereka, yang mereka inginkan secara eksklusif untuk menjadi operasi mereka sendiri. Jadi kami pergi dan bertemu dengan beberapa pemimpin militer mereka dan memberi tahu mereka bahwa kami memiliki sekitar 30 saudara, semua orang asing, yang ingin berpartisipasi dalam pertempuran, dan sebelum pertempuran ini kami tidak aktif di garis depan tersebut, dan dengan demikian kami tidak tahu medannya.
Kami meminta agar setiap peleton kecil HTS terdiri dari 30-40 pejuang, kami akan menambahkan 5 pejuang kami sendiri, sehingga mereka bisa dipandu di medan yang belum dikenal.
Salah satu pemimpin militer HTS merespon dan mengatakan jika kalian belum bersumpah setia (bai’at) kepada HTS, maka kalian tidak diizinkan untuk berpartisipasi.
Kami mencoba untuk membujuk mereka untuk membiarkan kami bergabung dalam pertempuran, tetapi HTS menolak mentah-mentah, menyatakan bahwa pertempuran ini adalah eksklusif untuk HTS dan tidak ada faksi lain yang dapat bergabung.
Setelah masalah ini dimulai di antara kami dan kami hanya bersama mereka selama kurang lebih 2 bulan, sekarang kami tidak memiliki kontak atau hubungan sama sekali dengan mereka.
Ini adalah masalah terbesar yang kami miliki dengan mereka, kami mengulangi kepada mereka bahwa kami adalah Mujahidin tanpa motif tersembunyi, kami ingin membantu sesuai agama Allah, jadi biarkan kami bermanfaat untuk kalian dan bahwa kami bisa bermanfaat bagi agama Allah. Kami hanya bekerja demi Allah, kami tidak meminta apa pun dari kalian, baik senjata, amunisi, kendaraan atau bensin, tetapi tidak berhasil.
T:
Saya ingin tahu lebih banyak tentang kelompok Anda, saya memahami bahwa beberapa hal mungkin sensitif untuk dikatakan karena alasan keamanan, namun jia Anda dapat memberi tahu kami tentang kelompok Anda, kapan terbentuk, berapa banyak anggota yang dimiliki, apakah kalian menerima bantuan atau senjata dari mana saja?
J:
Kami pertama kali datang ke Suriah skeitar 2011-2012, dan seperti yang Anda tahu, banyak Mujahidin yang datang ke Suriah. Jadi kami ada dalam kelompok kali saat itu muhajir (pejuang asing) yang tergabung dari berbagai kebangsaan, tetapi setelah fitnah ISIS, sebagian besar muhajir secara keseluruhan pergi bersama mereka, demikian juga mayoritas dari muhajir dalam kelompok kami, pergi bersama mereka, tetapi ada juga yang tinggal.
Saat terbesar kami, kami memiliki 300 pejuang muhajir dan 300 ansari (pejuang Suriah asli), dan berkat jumlah yang besar, kami sangat aktif saat itu.
Setelah fitnah Daulah, sekitar 80 muhajir dan 100 ansari tinggal bersama kami. Anggota kami terdiri dari orang Turki, Suriah dan Arab dan orang asing lainnya.
Baru-baru ini kami aktif di front Afrin melawan PKK, tetapi secara independen, bukan dengan Operasi Perisai Eufrat atau Turki. Kami memiliki posisi garis depan kami sendiri yang kami aktifkan dengan tangan dan kekuatan kami sendiri, tidak menerima bantuan militer atau dukungan apapun. Setelah daerah Afrin sebagian besar dikendalikan oleh Turki, kami mundur dari sana dan sekarang dalam proses membuat posisi di Sahel (Latakia) dan di Aleppo, semoga setelah Ramadhan, in syaa Allah.
Kami bekerja di daerah Aleppo selama 4 tahun, juga berpartisipasi dalam pertempuran Idlib dan Hama dan beberapa aktifitas di Sahel sebelum kami pergi ke front Afrin di mana kami menetap selama 7 bulan.
Mengenai masalah menerima dukungan apapun, baik secara militer maupun finansial, saya menekankan bahwa kami tidak pernah memiliki itu, tidak dari negara manapun atau faksi-faksi lain. Semua pekerjaan kami berasal dari kemampuan kami sendiri, dan Allah adalah satu-satunya pendukung, tidak ada yang lain.
Kami memilih nama kami karena para pemimpin kami berada di Afghanistan dan telah berjanji setia kepada Mullah Umar, dan setelah tiba di Suriah mereka membentuk faksi ini. Dan pemimpin kami telah memutuskan bahwa kami tidak akan ikut campur dalam pertikaian antar-faksi.
T:
Apa sikap kelompok Anda terhadap serangan Turki di Idlib, dan dampak seperti apa yang Anda lihat terhadap orang Turki di Idlib? Masa depan seperti apa yang Anda lihat untuk Idlib, apakah itu akan seperti Perisai Eufrat atau akankah itu hanya terdiri dari pangkalan militer Turki di daerah garis depan?
J:
Pertama, keputusan untuk menangani serbuan Turki ke Idlib diserahkan kepada faksi yang lebih besar, bukan kami. Kami adalah kelompok kecil yang bekerja secara mandiri, artinya kami tidak memiliki sarana untuk melawan mereka sendirian.
Kedua, saya melihat keputusan ada pada HTS atau Turkestanis (Turkestan Islamic Party, TIP), apa pun sikap yang mereka ambil, kami juga akan mengambilnya. Mereka dianggap sebagai kelompok terbesar di wilayah tersebut, misalnya TIP saat ini memiliki sekitar 2.000 pejuang dan itu hanya muhajir Turkistan.
Dalam pandangan kami, Turki akan cukup hanya dengan mendirikan posisi militer, tidak lebih. Jika mereka ingin datang kesini dan mencoba membangun pemerintahan seperti di Perisai Eufrat atau di tempat lain, maka itu adalah sesuatu yang mustahil dan kami tidak akan dapat menerima ini.
Kami tidakmeninggalkan keluarga dan tanah kami hanya agar pemerintah yang didukung Turki dapat didirikan, jadi itu tidak akan kami terima.
Turki memang memiliki posisi di Hama dan Aleppo, tetapi jika mereka ingin memasuki kota Idlib, maka orang-orang Idlib sendiri tidak akan menerima ini. Mungkin pengungsi Suriah yang baru saja memasuki Idlib akan baik-baik saja dengan itu, tetapi penduduk asli tidak akan.
Orang-orang pada umumnya menginginkan pemerintahan Islam, tetapi beberapa orang melihat misalnya Perisai Eufrat di mana kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah tanpa serangan udara atau penembakan, sementara ada lebih banyak pekerjaan dan uang di sekitar. Ini akan menyebabkan penduduk dari daerah kami akan pindah ke sana mencari kehidupan yang lebih baik. Tetapi untuk kami, kami telah aktif di sini selama 7 tahun, dan telah banyak syuhada, dan akan terus melakukannya untuk tanah ini, jadi kami tidak akan pernah menerima ini.
T:
Apa yang Anda lihat mengenai masa depan bagi Idlib? Apakah Anda pikir posisi militer Turki akan menghalangi rezim dari mencoba memasuki Idlib lebih lanjut, atau akankah mereka melakukannya juga? Selain itu, apa yang Anda lihat untuk masa dengan Pemerintah Penyelamatan Suriah yang terkait dengan HTS, apakah menurut Anda mereka akan mampu membangun diri mereka lebih lanjut?
J:
Saat ini, Turki memiliki sekitar 8 posisi militer di daerah Idlib, Aleppo, tetapi ini tidak mempengaruhi kami dengan cara apapun. Misalnya, mereka memiliki posisi di Aleppo, Tel Al-Eis dan yang baru di Khan Sheikhoun, wilayah-wilayah itu sekarang tidak memiliki pertempuran di dalamnya. Dan ini adalah kesepakatan antara HTS dan pemerintah Turki, bahkan jika kita ingin memulai beberapa aktivitas di garis depan itu, kita dilarang melakukannya.
Jadi sekarang, Turki menghalangi jalan bagi rezim, meskipun serangan udara dan penembakan masih terjadi. Sekitar sebulan yang lalu saya pergi ke daerah Aleppo untuk dikunjungi, dan di dekat kami ada Tel Al-Eis di mana tentara Turki ditempatkan, dan hanya 500-600 meter jauhnya ada serangan udara yang terjadi. Saya pikir bahwa setiap pertempuran besar tidak akan terjadi di wilayah-wilayah tersebut karena perjanjian antara Turki dan Rusia, dan jika rezim mencoba untuk maju ke daerah itu, maka akan ada masalah antara mereka dan Rusia karena perjanjian yang disebutkan di atas.
Untuk saat ini, kehadiran Turki di Idlib tidak akan mempengaruhi kami dengan cara apapun, mereka tidak berpatroli di sekitar pasar atau kota dan kami hampir tidak melihat mereka kecuali ketika mereka masuk dari perbatasan ke pangkalan mereka. Mereka masuk tanpa pengumuman apapun dan langsung menuju ke posisi militer mereka.
Itulah situasinya untuk saat ini di Idlib, seperti yang Anda tahu Erdogan sekarang berbicara mengenai memasuki Idlib, bagaimana ia akan melakukannya saya tidak tahu, namun untuk saat ini ada kesepakatan yang sangat kuat antara HTS dan pemerintah Turki, jadi dalam pandangan saya, saya tidak berpikir pertempuran akan terjadi di antara mereka.
Tetapi beberapa berita baru yang muncul mengatakan bahwa rezim sedang mengumpulkan diri di wilayah Sahel dekat pangkalan militer Jurin untuk menyerang Jisr Al-Shughour, di mana Turki tidak memiliki posisi militer, hanya ada Mujahidin di sana, muhajir dan ansari. Jadi itulah situasi umum.
T:
Apa jawaban Anda kepada orang-orang yang mengatakan karena kesetiaan kepada Taliban, pada dasarnya Anda adalah Al-Qaeda dan bahaya bagi Barat dan Turki. Apakah Anda memiliki permusuhan terhadap Barat dan Turki atau niat untuk melawan mereka?
J:
Untuk saat ini, tujuan terbesar adalah memerangi rezim Bashar Asad, setelah itu Iran dan setelah itu Rusia. Ketiganya adalah prioritas kami. Ketika para pemimpin kami di Afghanistan, mereka melawan Barat, tetapi untuk situasi saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan itu, prioritas tertinggi tetap rezim Suriah, jika mereka berakhir maka kami akan meminta Allah untuk membuka jalan bagi kami ke tempat lain untuk melanjutkan Jihad.
T:
Anda memiliki kesetiaan kepada Taliban, dan juga ada faksi lain yang selaras dengan Taliban seperti Uzbek Katibat Al-Imam Al-Bukhari dan kelompok Hurras Al-Din. Kenapa kalian tidak bergabung menjadi satu kelompok?
J:
Sejak awal ketika kami pertama kali datang ke Suriah pada 2011, hanya ada satu faksi terorganisir yaitu Ahrar Syam, ada beberapa faksi lain tetapi lebih seperti penduduk lokal yang mengangkat senjata atas nama kebebasan, tapi satu-satunya kelompok Islam di awal revolusi adalah Ahrar Syam. Setelah itu Jabhah Nushrah muncul yang menjadi sangat kuat dan memiliki sejumlah besar muhajir di jajaran mereka. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, para pemimpin kami memiliki kesetiaan kepada Taliban, dan juga speerti yang Anda sebutkan ada kelompok-kelompok lain seperti Uzbek dan Hurras Al-Din, tetapi bahkan Hurras Al-din mereka tidak memiliki izin untuk mengumumkan kesetiaan mereka kepada Al-Aqeda, mereka mungkin menyebut diri mereka Al-Qaeda, tetapi mereka masih belum mendapat izin untuk melakukannya dari atas, yaitu dari Syaikh Ayman Az-Zawahiri.
Dan mengenai saudara-saudara Uzbek, mereka masih memiliki faksi Afghanistan yang aktif sehingga mereka mengikuti para pemimpin mereka di sana yang di bawah kesetiaan kepada Taliban. Masalah utama kami sekarang di sini adalah bahwa jika dua faksi ini bergabung bersama, mereka akhirnya akan tumbuh lebih besar dari HTS dan HTS tidak ingin ada faksi menjadi lebih besar dari mereka atau merkea tidak akan membiarkan itu mungkin untuk terjadi. Mereka akan berkata: “Anda akan menjadi target dan akan ada masalah di sekitar” dan argumen serupa seperti itu. (haninmazaya/arrahmah.com)