(Arrahmah.com) – Pertempuran sengit telah meletus sejak beberapa minggu lalu antara Mujahidin Ansar Al-Shariah – bagian dari AQAP – dengan pasukan boneka Yaman dan beberapa pasukan dari orang-orang ‘komite’, milisi-milisi lokal bayaran, serta dukungan Amerika dan Saudi di wilayah provinsi Abyan, termasuk daerah Lawdar.
Berita mengenai pertempuran tersebut, terutama yang akan dibahas berikut ini mengenai situasi di Lawdar, masih simpang siur. Beberapa media melaporkan bahwa Mujahidin Ansar Al-Shariah tidak dapat mengontrol Lawdar kembali. Baru-baru ini dilaporkan bahwa Mujahidin melakukan taktik mundur dari Lawdar, tetapi bukan berarti Mujahidin menyerah dan tidak mengontrol Lawdar kembali. Buktinya, bahwa Mujahidin masih leluasa melakukan serangan balasan terhadap pasukan musuh yang melakukan penyerang membabi buta ke daerah tersebut.
Berikut ini adalah wawancara dengan Abu Hamzah Al-Marqashi, Amir Mujahidin Ansar Al-Shariah di wilayah Abyan bersama Abdur Razaq al-Jamal, wartawan Al-Quds Al-Arabi yang dipublikasikan oleh Yemen Times pada Kamis (17/5/2012).
***
Saya berjumpa dengan Al-Marqashi pada 4 Mei 2012 di pelabuhan Syuqra di distrik Khanfar, Abyan, yang dibawah kendali Ansar Al-Shariah.
Al-Jamal: Mengapa Lawdar sekarang?
Abu Hamzah : Siapapun yang mengamati apa yang sedang terjadi di Lawdar mengetahui bahwa masalah ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan dikembangkan secara bertahap dengan berjalannya waktu.
Saya tinggal di Lawdar dua tahun yang lalu. Kami biasa hidup secara damai dan harmonis, mendukung satu sama lain. Kami menghindari konfrontasi dengan militer dan para tentara bayarannya, hingga mereka sampai ke tingkat yang baru, mengeksekusi secara terang-terangan seorang penduduk Lawdar bernama Walid Al-Zubairi. Mereka telah melakukan perbuatan tercela lainnya, merusak rumah-rumah warga dan menangkapi para penduduk dengan dalih bahwa mereka termasuk kepada Ansar Al-Shariah. Ini adalah masalah-masalah Lawdar.
Kami memilih untuk tidak berperang di beberapa daerah di Abyan karena mereka cukup bijaksana tidak tertipu oleh militer Yaman dan para intel Saudi. Mereka tidak memerangi kami, maka kami tidak balik memerangi mereka. Kami tidak berjuang hanya demi pertempuran, dan poin ini harus dipahami.
Al- Jamal: Jika orang-orang di daerah-daerah yang kalian kuasai telah memiliki pandangan baik kepada kalian, mengapa mereka memerangi kalian?
Abu Hamzah: Pertanyaan ini mengandaikan sebuah fakta yang tidak ada. Sebelumnya, saya menyebutkan bahwa orang-orang yang memerangi kami memiliki kepentingan pribadi atau pengikut dengan negara Yaman dan pihak-pihak luar lainnya. Kelompok-kelompok ini tidak mewakili suku-suku mereka.
Contohnya, para tentara dengan menggunakan pakaian sipil memerangi kami di Syuqra sepuluh bulan yang lalu, dan diantara mereka yang kami bunuh adalah para petugas militer terkemuka, yang nama-namanya dipublikasikan kemudian.
Sekarang para tentara bayaran mendukung militer dengan semua tank dan artileri mereka memerangi kami, tetapi mereka tidak mewakuli suku-suku. Kami menghubungi beberapa suku, suku Al-Awadhil contohnya, dan mereka terus terang menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam pertempuran, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Al-Jamal: Meskipun kalian telah menguasai beberapa daerah di Abyan dengan mudah, kalian gagal menguasai Laudar, mengapa?
Abu Hamzah: Perang bukanlah permainan. Butuh waktu lebih dari satu tahun dalam pertempuran ganas terus menerus di Imarah Zinjibar untuk menghancurkan brigade militer disana. Hanya orang-orang yang sabar yang mengambil waktu yang cukup yang membawa kemenangan.
Al-Jamal: Apakah berkembangnya Ansar Al-Shariah terkait dengan perginya kekuasaan Saleh, mengingat bahwa dia dituduh bersekongkol dengan Al-Qaeda dengan menyerahkan kamp militer kepada mereka?
Abu Hamzah: Tampaknya anda percaya dongeng rendahan yang menggambarkan Saleh sebagai pasak untuk menggantungkan semua yang ada. Kondisi perang di Lawdar adalah berbeda: kami melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa orang-orang yang lemah, yang militer dan para tentara bayarannya menggunakan manusia sebagai perisai, tidak terluka.
Al-Jamal: Dikatakan bahwa jika kalian gagal untuk mengontrol Lawdar, komite rakyat akan sukses mengambil alih kegubernuran Abyan seluruhnya. Benarkah?
Abu Hamzah: Ini adalah sebuah ilusi untuk berpikir bahwa kami hanyalah sekelompok bersenjata, kami lebih besar daripada itu. Kami adalah bagian yang tak dapat terpisahkan dari rakyat Yaman yang tidak dapat dihapuskan.
Al-Jamal: Siapakah komite rakyat dan siapa yang mendukung mereka?
Abu Hamzah: Sangat jelas bahwa ‘komite rakyat’ berperang bersama militer (Yaman), terutama brigade 111. Militer Yaman dibawah pengarahan duta besar Amerika di Sana’a, bahkan dalam urusan-urusan tunjangan nafkah, berdasarkan pernyataannya pada sebulan yang lalu.
Al-Jamal: Apakah kalian telah mencoba untuk bernegosiasi dengan komite rakyat di Lawdar? Atau apakah kalian ingin melakukannya?
Abu Hamzah: Seorang delegasi dari para Syaikh suku dan tokoh-tokoh publik telah datang kepada kami dan menawarkan mediasi (menengahi) antara ‘komite rakyat’ dan kami. Pada bagian kami, kami mengajukan dua syarat: Penarikan militer dari Lawdar dan pelaksanaan Syari’at Islam. Para Syaikh tersebut menyampaikan tuntutan kami ke komite tersebut tetapi mereka menolaknya, mengatakan bahwa mereka tidak dapat melaksakan Syari’at Islam di Lawdar.
Al-Jamal: Menurut anda Apa yang akan terjadi di Lawdar di masa depat jika kalian gagal untuk memegang kendalinya?
Abu Hamzah: Anda selalu menganggap bahwa kami akan kalah, tetapi saya beritahu kepada anda bahwa jika kami gagal hari ini, kami telah gagal sejak dulu. Kami tidak berperang hanya dengan senjata, Allah senantiasa bersama kami. Kami tidak tidak akan rugi, kami siap mengorbankan segalanya untuk Allah.
Sejalan dengan ajaran Allah, kami telah bangkit melawan situasi buruk yang sudah berlangsung lama ini di Yaman, merebut kesempatan dari Arab Spring untuk berevolusi dan membebaskan negara ini dari pemerintahan pusat yang rusak. Seluruh rakyat mempercayai kami dan sekarang semua membuktikan bahwa kami membantu orang-orang yang membutuhkan, memberi makan yang lapar dan meringankan penderitaan mereka. Saya yakin bahwa Allah tidak akan mengecewakan kami.
Al-Jamal: Orang-orang percaya bahwa kalian ingin untuk mengontrol suatu daerah, yang penduduknya menolak kalian. Tidakkah ini adalah penjajahan?
Abu Hamzah: Anda bicara tentang kami seperti kami datang dari planet yang lain saja. Faktanya, sebagian besar pelaku Jihad di Lawdar adalah milik (warga asli – red) daerah tersebut dan anda sendiri mengunjungi mereka. Para penjajah yang sebenarnya adalah pasukan militer itu di Lawdar.
Beberapa tahun yang lalu, pasukan (Yaman) membunuh para penduduk Lawdar tanpa alasan. Kisah keluarga Al-Jadina tahun lalu masih melekat di pikiran orang-orang: Tentara yang berafiliasi dengan brigade 111 membunuh dan membakar delapan dari mereka di pos pemeriksaan di dekat pembangkit listrik hingga mereka (korban) berubah menjadi abu. Orang-orang tidak melupakan hal-hal tersebut dan kami juga tidak.
Al-Jamal: Tidak akankah kegagalan kalian untuk mengontrol Lawdar mendorong orang-orang dari daerah yang lain untuk memberontak kepada kalian?
Abu Hamzah: Sebagian rakyat di provinsi Abyan, Shabwah, Baida’a dan Hadramaut ingin kami berada disana, sehingga kami menerapkan Syari’at Islam dan menjaga keamanan. Rakyat di daerah-daerah tersebut mencintai kami dan sekarang kami telah menjadi bagian dari mereka. Mereka menyadari bahwa kami jujur dan adil.
Orang-orang lelah berperang tanpa tujuan dan mereka mengerti konsekuensi dari pertempuran dengan kelompok berbeda seperti kami, yang yakin dalam tujuannya dan melakukan yang terbaik untuk menggapainya.
Al-Jamal: Apa yang dapat kalian lakukan dengan komite rakyat, militer Yaman dan Gerakan Selatan memerangi kalian di darat, dan dengan pesawat Yaman, Saudi dan Amerika memerangi kalian di udara?
Abu Hamzah: Mereka yang mengatakan demikian adalah orang-orang munafik, yang tidak mengetahui bahwa Allah mengatur perang bersama (hamba-hamba) pengikutNya. Pertanyaan ini harus ditanyakan kepada gabungan yang aneh dari pihak-pihak yang berbeda yang memerangi Allah dan para penyembahNya.
Selama satu tahun penuh, pasukan ini telah memerangi Zinjibar, memanfaatkan peralatan mereka, tetapi apa yang mereka capai? Mereka berdiri tak berdaya di depan Mujahidin kami, yang berperang untuk menerapkan Syari’at Islam.
Allah berfirman dalam Al-Qur’anul Karim: “Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah : 249)
Saya tahu bahwa tidak banyak orang yang akan memahami apa yang saya katakan karena hanya orang-orang Mukmin saja yang dapat memahaminya. Pasukan militer ini seharusnya belajar dari Zinjibar: Bagaimana brigade militer disana dihancurkan karena mereka berperang tanpa prinsip dan ajaran.
Al-Jamal: Kalian telah kehilangan kontrol di Lawdar dan telah mulai kehilangan kontrol di Zinjibar juga. Dapatkah kami mengatakan bahwa detik-detik terakhir keberadaan Ansar Al-Shariah di Abyan telah dimulai?
Abu Hamzah: Anda berbicara tentang kegagalan seakan-akan anda memiliki pengetahuan yang penuh dan akrab dengan segala sesuatu. Gambaran dari pertempuran ini sepenuhnya berbeda. Lawdar masih berada dibawah pengepungan dan militer beserta tentara-tentara bayarannya tidak dapat melakukan apapun dengan pesawat-pesawat, artileri, kecerdikan dan uang mereka. Sehinggga, mereka melibatkan Amerika untuk mengawasi dan mengatur perang, menurut media.
Di Zinjibar, contohnya saja, para Jihadi (pelaku jihad) menyerang beberapa batalion dan merampas semua peralatan militer mereka. Mereka membunuh puluhan dan menangkap banyak lainnya dari mereka, mirip dengan yang terjadi di daerah Al-Kud.
Jadi kegagalan apa yang sedang anda bicarakan? Jauh dari angka-angka palsu yang disebutkan oleh media, yang melaporkan bahwa orang-orang dari Ansar Al-Shariah terbunuh. Saya harap rumor itu tidak merusak (citra -red) anda karena anda adalah jurnalis independen yang mengambil informasinya dari lapangan bukan dari media.
Al-Jamal: Tetapi kalian kehilangan 200 Mujahidin diantara mereka adalah para panglima terkemuka dalam pertempuran di Lawdar?
Abu Hamzah: Seperti yang saya katakan kepada anda, ini adalah jumlah palsu yang digunakan untuk meningkatkan semangat para tentara, tetapi akhirnya semua orang akan tahu kebenarannya. Yang terpenting adalah kemajuan di medan tempur bukan apa yang media katakan.
Al-Jamal: Mengapa kalian ingin memenangkan pertempuran dengan militer dan kerugian terhadap komite rakyat?
Abu Hamzah: Komite apa yang anda sedang bicarakan?! Anda memiliki pemikiran yang salah. Beberapa kali, saya mengatakan bahwa kami tidak berperang melawan suku manapun. Kami semua sedang berperang melawan kelompok-kelompok yang termasuk partai politik, kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan mereka sendiri, mereka tidak mewakili suku-suku mereka.
Kami adalah orang-orang suku dan kami memiliki banyak kerabat dari suku dan kami bergerak dengan mudah diantara mereka. Semua orang tahu bahwa Jihad kami adalah melawan Amerika dan militer (Yaman) serta tentara-tentara bayaran yang mendukung mereka.
Al-Jamal: Mengapa anggota-anggota Gerakan Selatan berperang melawan kalian?
Abu Hamzah: Inilah hal yang teraneh yang saya pernah saksikan. Separatis itu, yang menyebabkan kami pusing, (mereka) mengeluhkan tentang pasukan penjajah utara dan militer di Sana’a, yang sekarang berperang bersama mereka. Namun, Jihad kami bukan melawan mereka (separatis Gerakan Selatan – red) meskipun mereka bergabung dalam pertempuran di Lawdar.
(siraaj/arrahmah.com)