(Arrahmah.com) – Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani, Amir Jabhah Nushrah, kembali muncul di hadapan publik dalam sebuah wawancara dengan TV Al-Jazeera. Dalam wawancara tersebut, Syaikh Al-Jaulani mengungkap sekian banyak fakta dan data mengenai medan jihad Syam, yang pada hari ini menjadi medan jihad yang paling kompleks di dunia.
Wawancara yang dikemas dalam program Bila Hudud tersebut ditayangkan pada Rabu malam (27/5/2015), pukul 22.05 waktu setempat.
Wawancara ini menjelaskan pola pandang Jabhah Nushrah yang mewakili mujahidin bumi Syam dalam melihat jihad di bumi Suriah sebagai jihad defensif, sehingga membutuhkan partisipasi seluruh elemen umat Islam dan sangat menghajatkan adanya manajemen medan tempur yang cerdas dalam menentukan prioritas musuh dan mengelola sumber daya yang dimiliki.
Oleh karena itu, Syaikh Al-Jaulani menyatakan bahwa mereka hanya akan memerangi kelompok yang mengangkat senjata untuk memerangi kaum Muslimin. Sebagaimana para mujahidin tidak akan melawan kalangan Syiah Alawi, kalangan Kristen, maupun orang-orang Kurdi yang tidak terlibat untuk memerangi mereka.
Wawancara ini dimulai dengan uraian singkat pewawancara dari Al-Jazeera tentang sejarah Jabhah Nushrah, bahwa sebelumnya ia adalah bagian dari Daulah Islamiyah Irak yang di kirim ke Suriah. Situasi pun kemudian berkembang dengan terjadinya pengkhianatan dari organisasi Daulah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi terhadap kepemimpinan pusat Al-Qaeda paska pembentukan Daulah Islamiyah Irak dan Syam atau ISIS.
Hal tersebut mendorong Jabhah Nushrah untuk berbaiat kepada Syaikh Aiman Az-Zhawahiri yang semakin mengukuhkan fakta bahwa Jabhah Nushrah merupakan bagian tak terpisahkan dari Al-Qaeda, sebuah posisi yang secara praktis dan politis memisahkan Jabhah Nushrah dengan ISIS.
Pewawancara juga menyebutkan kiprah Jabhah Nushrah sebagai salah satu faksi Islam terkuat di Suriah, sekaligus menyinggung dimulainya serangan terbaru oleh salibis AS pada Jabhah Nushrah.
Berikut transkrip terjemahan wawancara Syaikh Al-Jaulani dengan kentor berita Al-Jazeera tersebut, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Kamis (28/5).
Jazeera (J): Bagaimana pendapat Anda tentang Jaysh Al-Fath dan kemenangan yang mereka raih baru-baru ini?
Syaikh Al-Joulani (SJ): “Wilayah ini adalah wilayah yang strategis dan memiliki jalan pasokan ke daerah yang lebih maju dan strategis. Wilayah ini adalah wilayah Sunni dan dinding pertahanan bagi warga Sunni. Wilayah ini juga merupakan pintu keseluruhan dari Suriah dan pjntu gerbang menuju wilayah kaum Syiah Alawiyin.”
J: “Banyak daerah-daerah Syiah Alawi yang telah Anda kuasai. Orang-orang bilang Anda telah persiapkan rencana untuk memulai pembantaian terhadap Alawi, apa tanggapan Anda?”
SJ: “Tidak diragukan lagi Syiah Nushairiyah dan Alawiah telah membantai Sunni untuk waktu yang lama, mereka lakukan penyiksaan di penjara, menjatuhkan bom barel, Mereka membuat jutaan Muslimin terusir ke pengungsian, yang lainnya tenggelam di lautan, mereka juga membantai ratusan ribu kaum Muslimin.
Syiah Alawiah menganggap Sunni sebagai musuh. Assad tidak berjuang sendiri, ada Alawi di sisinya. Daerah Syiah Alawi tidak ditargetkan oleh bom Assad, pertempuran itu hanya terjadi di wilayah Sunni. Sekarang semua telah berubah. Assad menggunakan mereka untuk memperkuat posisinya. Pertempuran ini tidak akan berakhir di wilayah Syiah Alawi, tetapi akan berakhir di Damaskus. Seluruh ulama telah bersepakat bahwa Alawi telah keluar dari bingkai Islam. Namun demikian, kami tidak akan melawan kecuali mereka yang melawan kami.”
J: “Apakah Anda menganggap diri Anda berperang dalam posisi bertahan atau berperang untuk mendirikan sebuah negara?”
SJ: “Kami masih dalam posisi berperang untuk bertahan (Jihad defensif). Agama sesat Druze ada di sini, tetapi mereka tidak melawan kita, sehingga tidak ada alasan bagi kami untuk memerangi mereka. Adapun tindakan kami terhadap Druze saat ini adalah; kami berdakwah kepada mereka, dan kami mengirim banyak orang untuk mengajarkan pada mereka tentang kesalahan aqidah mereka dan kesesatan pada agama mereka.
Setelah semua yang dilakukan oleh Alawi, kami masih berada di dalam agama yang penuh rahmat. Kami melawan mereka yang melawan kita, (tetapi kami tetap mendakwahi mereka apapun kondisinya) jika kami tunjukkan kepada mereka kesalahan mereka dalam agama dan mereka bertaubat dan kembali pada Allah dan bersikap baraa’ pada Assad, kami akan menerima mereka dan melindungi mereka dan mereka akan menjadi saudara-saudara kami. Setiap desa Syiah Alawi yang menyatakan bahwa mereka berlepas diri dari yang Assad lakukan dan mencegah anak-anak mereka bergabung dengan Bashar, dan mereka bertaubat serta kembali ke Islam, maka mereka akan jadi saudara Islam kami. Ini adalah sikap resmi kami.
Ada tentara Syiah Alawi yang menyerah dan bertaubat, kami menerima mereka dan membiarkan mereka kembali pada keluarga mereka. Rezim Assad-lah yang justru menakuti tentara mereka dan menipu mereka tentang Mujahidin, bahwa kami akan membantai mereka. Jadi beginilah bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang menyerah dari tentara mereka, jadi apa yang Anda bayangkan dari isu bahwa kami akan membantai seluruh Syiah Alawi tanpa pandang bulu?
Kami tidak memerlukan penjelasan dari Barat kepada kami seperti apa hak asasi manusia atau hak-hak binatang. Justru Barat-lah yang menginginkan minoritas yang memerintah Suriah, bukan mayoritas. Bahkan jika mereka tidak dapat menyelamatkan Assad, mereka tetap ingin melindungi rezim.
Adapun kami, kami akan menerapkan Islam dan tidak ada yang lain. Mari kita ambil contoh dari orang Kristen. Mayoritas orang Kristen sekarang di Suriah mendukung rezim. Kami tidak melawan mereka semua, tapi hanya orang-orang yang memerangi kami. Untuk saat ini, kami belum mewajibkan Jizya atau apapun pada orang Kristen, karena untuk saat ini kami belum berperang melawan mereka.
Kami tidak menyamakan posisi orang Kristen di Suriah atau menyuruh mereka bertanggung jawab seperti apa yang telah dilakukan oleh Kristen Amerika atau Kristen Koptik Mesir (atau memberi contoh di Sira)
J: Berkaitan dengan pengepungan Jabhah Nushrah terhadap desa-desa Syiah, apakah Anda aliansi yang Anda bersekutu dengan mereka ini hanya merupakan sebuah langkah strategis atau bagaimana?
SJ: “Saya berbicara tentang Jabhah Nushrah, kami memang membentuk Syura di Jaysh Al-Fath, Jaysh Al-Fath bukan aliansi antara Jabhah Nushrah dan faksi selain mereka, tetapi ini adalah sebuah Majelis Syura antara semua faksi (semacam Majelis Syura Mujahidin Suriah). Dan beberapa dari Jaysh Al-Fath tidak setuju dengan saya. Padahal, desa-desa tersebut secara terbuka berperang melawan kami, dan kami berperang dengan mereka.
J: Bagaimana menurut pandangan Anda tentang sekutu Anda?
SJ: “Kami melihat mereka sebagai Muslim. Memang beberapa dari mereka memiliki kesalahan, tapi sekarang bukan waktunya, karena pertempuran saat ini memanas.”
J: Beberapa sekutu Anda diketahui mendapat dukungan dari luar negeri. Dari mana Anda dapatkan dukungan?
SJ: Kami mendapatkan suplai dari aktivitas perniagaan, Suriah negara kaya, tak seorang pun perlu bersedekah untuk itu, kami dapatkan rampasan perang. Kami tidak memiliki link ke badan intelijen apapun, dari negara manapun di dunia.
Mereka, para sekutu kami yang mengambil dukungan dari luar negeri, mereka katakan kepada kami bahwa mereka tidak memiliki perjanjian dengan donatur. Tetapi, semua orang tahu tidak ada yang seperti itu. Selalu ada perjanjianan. Bahkan misalnya saat mereka katakan, “Ambil senjata dan pergilah bebaskan Aleppo.” Para donatur ini ingin mereka pergi ke sana dan bukan ke Homs. Semua ini karena kepentingan mereka. Selalu ada syarat demi mendapatkan dukungan dari luar negeri.
J: Bagaimana Anda bisa berdiri sendiri sementara faksi-faksi tersebut membutuhkan dukungan?
SJ: “Mereka diciptakan seperti itu, mereka tidak akan dapat lakukan tanpa amunisi, tank, dan lain-lain, untuk pertempuran tertentu misalnya, kami melihatnya sebagai bahaya bila mereka terus dapatkan dukungan dari luar negeri. Setan datang kepada yang membutuhkan.
Kami akan terus mandiri dan bebas tanpa perlu membutuhkan apa-apa dari luar negeri.
Rampasan perang sangat cukup, dan beberapa merchandise dan bidang perdagangan kami lebih baik bagi kami, serta memberikan kami keleluasaan untuk mengatur kepentingan kami secara mandiri.
J: Saya telah pergi ke berbagai tempat di Suriah dan berbicara dengan banyak orang, ada banyak hal yang baik, tetapi rakyat Suriah tidak memberikan pajak atau apa pun kepada faksi Jabhah Nushrah, bagaimana bisa mandiri tanpa dukungan dana?
SJ: “Memang benar ada juga donor swasta dari luar negeri, tetapi bukan dari sebuah negara. Kami menerima uang dari umat Islam dari seluruh dunia, dan itu halal bagi kami, dan orang-orang mencintai kami dan kami berharap orang-orang akan terus mendukung Jihad & Mujahidin.”
J: Apakah Anda pikir upaya tersebut akan cukup untuk menggulingkan rezim?
SJ: Ya, akan cukup. Namun beberapa fraksi memiliki beberapa masalah dari pendukung mereka di luar negeri, mereka memaksa untuk membuat pernyataan. Bahaya yang paling nyata sebenarnya adalah faksi tidak mandiri dan bebas.
J: Saya telah membaca hal-hal tentang adanya tekanan bagi Jabhah Nushrah agar keluar dari Al-Qaeda, bagaimana tanggapan Anda?
SJ: Mereka tidak bisa melakukan itu (memisahkan kami dari Al-Qaeda). Nusrah tidak mudah untuk dikalahkan atau ditekan. Mereka tidak bisa mengabaikan kami. Kami tidak menyuruh orang untuk mencintai kami, atau membenci kami, tetapi demi Allah kami ada di sini dan orang-orang mencintai kami.
(banan/arrahmah.com)