JAKARTA (Arrahmah.com) – Simpang siur mengenai jati diri korban penembakan Densus 88 di wilayah Pamulang kemarin (9/3) hingga kini masih belum terungkap, namun Wawan Purwanto, sang pengamat intelijen di Indonesia mengatakan bahwa salah satu dari yang tewas adalah Dulmatin. Sidik jari orang yang tewas dengan sidik jari Dulmatin diduga sama.
“Kalau dari sidik jari iya (cocok) dengan Dulmatin, kita tinggal nunggu tes DNA dan keterangan resmi saja,” ujar pengamat intelijen Wawan Purwanto kepada detikcom, Rabu (10/3) dini hari.
Wawan menjelaskan, informasi yang ia dapatkan bahwa sidik jari pria yang tewas di Ruko Multiplus identik dengan sidik jari Dulmatin. Namun, Wawan enggan memastikan kebenaran informasi tersebut.
Menurut Wawan, terkait masuknya Dulmatin ke Indonesia ditengarai sejak lama. Dulmatin masuk dengan mudah melalui jalur-jalur yang biasa digunakan jaringan “terorisme”.
“Itu nggak sulit karena jalur-jalur itu sudah ada,” jelasnya.
Densus 88 antiteror Mabes Polri menggerebek warnet Multiplus di Pamulang dan rumah di Gang Asem, Jl. Setiabudi milik dr Fauzi. 3 Orang tewas ditembak karena melawan dan hendak melarikan diri saat ditangkap.
Polisi menyatakan orang yang tewas dalam penggerebekan itu adalah YI alias M, BR dan H. Dulmatin mempunyai nama alias Muktamar (M). Tapi apakah YI merupakan Dulmatin, polisi masih menunggu hasil otopsi terhadap jenazah dalam 2 hari ini. (detik.com/arrahmah.com)